Selasa, 27 Februari 2018

Figur Cawapres Jokowi Tahun 2019 Diprediksi Jadi Balon Presiden Terkuat 2024

8



Periode tahun 2019-2024 akan menjadi periode terakhir seorang Jokowi di dalam memandu bangsa ini. Sebab hal itu sudah diatur di dalam  perundang-undangan kita. Yakni hanya bisa menjabat dua kali dalam satu jabatan yang sama. Entah itu berurutan ataupun tidak. 

Sosok calon wakil presiden seperti yang disampaikan oleh Ruhut di dalam diskusi Indonesian Layer Club (ILC), Selasa, 27/2/2018, menjadi hal yang sangat menarik. Bahkan hal ini tak luput dari Ibu Mega sendiri, Ketua Umum PDI-Perjuangan.

Seperti yang diungkapkan Abang Ruhut bahwa berdasarkan seorang pengamat yang Ia dengarkan yakni di tahun 2030 Indonesia akan memasuki puncak kejayaannya. Disamping Tiongkok dan India, Indonesia akan menjadi raksasa dunia yang tentunya paling disegani oleh negara-negara lain di dunia. Dikarenakan kemajuan ekonominya dan pembangunannya sangat melesat tajam. 

Jadi Jokowi harus betul-betul bijak dan matang untuk bisa menentukan cawapres yang akan bisa mendampingi dirinya. Sebab bukan hanya karena persoalan membangun bangsa, memilih orang yang tepat yang bisa sepaham dengan arah pembangunan yang kita kerjakan, itu jauh lebih penting. 

Akan menjadi kesia-siaan jika segala pembangunan yang kita kerjakan akhirnya diobok-obok atau diobrak-abrik oleh pemimpin berikutnya yang kebetulan tidak sejalan dengan kita. Sekedar ingin eksis supaya dilihat publik  bahwa dirinya  memiliki pandangan yang seolah-olah berbeda tapi pada prinsipnya ternyata melakukan hal yang sama saja. Namanya doang yang beda.

Dan tentunya hal ini hanya akan berlaku jika pemenang pilpres di tahun 2019 nanti adalah Jokowi. Dan akan menjadi berbeda ceritanya jika lawan beliau yang memenangkan pilpresnya. 

Satu hal yang kurang setuju dengan pendapat abang kita yang satu ini. Yakni ingin mengangkat kembali Bapak JK untuk menjadi cawapresnya. Sebab dipandang bahwa JK adalah pasangan yang lebih cocok untuk mendangi Jokowi. Mengenai hal itu, Mahfud MD menanggapi hal pencalonan kembali pasangan Jokowi JK, seperti yang dilansir oleh suara.com (27/2/2018), bahwa

"Kalau bicara pencalonan dua kali berturut-turut itu, dua kali masa jabatan, sebenarnya sudah selesai. Pertama dalam debat di MPR ketika membuat UUD itu sudah dikatakan di situ, baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut (tidak diperbolehkan). Jadi itu sudah selesai," kata Mahfud di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Sebab menurut beliau lagi, bahwa penting untuk membangun reformasi agar sesuai dengan jiwa demokrasi yang sudah lama kita pupuk. Sebab di dalam demokrasi itupun  mengandung makna membatasi kekuasaan, lingkupnya maupun waktunya.

Kemudian ketidaksetujuan Bang Ruhut ketika Demokrat berusaha untuk mengorbitkan AHY masuk dalam bursa cawapres nantinya. Bahkan Bang Ruhut langsung menohok perwakilannya Demokrat kala diskusi itu. Sebab dipandang abang yang satu ini, bahwa AHY memang belum siap untuk ikutan dalam pertarungan pilpres di tahun 2019.

Pemilihan cawapres Jokowi nantinya yang diharapkan tentunya orang yang akan bisa meningkatkan Elektabilitas Jokowi. Meskipun di beberapa lembaga survei poin elektabilitas Jokowi selalu bertengger jauh dan paling atas dibandingkan tokoh-tokoh lain. Setelah beliau ada nama Prabowo. 

Jadi disisa waktu enam bulan kedepan masih ada waktu bagi Jokowi di dalam menimbang-nimbang mana tokoh atau figur yang lebih tepat untuk bisa memilih siapa pendampingnya.Sebelum akhirnya KPU (Komisi Pemilihan Umum) resmi membuka pendaftaran calon presiden dan wakil presiden, bulan Agustus nanti,  yang jadwalnya disamakan juga dengan pemilihan anggota legislatif.

Bahkan Megawati sampai rutin bertemu dengan beberapa petinggi partai dan tentunya selalu komunikasi dengan Pak Jokowi sendiri. Supaya cawapres nantinya sesuai dengan harapan beliau tentunya. PDIP  melalui Sekjennya juga, Hasto Kristiyanto, seperti yang dilansir oleh Tempo.co (26/2/2018), bahwa salah satu kriteria cawapres Jokowi nantinya adalah seorang yang bisa bekerja sama dan saling melengkapi kepemimpinan Jokowi.    

Melihat beberapa calon-calon potensial dari kalangan partai maupun non partai. Dan bahkan sudah mendeklarasikan diri untuk jadi cawapres. Dimana hal itu juga sering dimuat  oleh beberapa media yang ada. Yakni ada Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN, Cak Imin, Ketua Umum PKB, Wiranto dari Hanura, AHY, Anies hingga nama Ahokpun masuk dalam bursa cawapres.

Mulai membuat simulasi-simulasi paslon presiden dan wakil presiden. Dimungkinkan yang akan muncul nantinya adalah dua paslon saja, yakni kubu Jokowi dan kubu Prabowo.  Tapi kalau Demokrat bisa begitu giatnya di dalam membangun komunikasi dengan partai lain, berarti bisa jadi ada tiga paslon presiden dan wakil presiden yang nantinya akan bertarung.

Kembali ketema pembahasan saya. Bahwa keberhasilan pembangunan yang begitu massif terutama dalam hal infrastruktur yang dilakukan Jokowi di periode lalu dan periode mendatang juga. Hal itu akan menjadi batu loncatan bagi generasi pemimpin berikutnya. Generasi pemimpin setelah Jokowi tinggal akan menikmati saja buah hasil kerja keras yang dilakukan oleh Jokowi.
Sebab pembangunan infrastruktur yang dikerjakan Jokowi sekarang tidaklah begitu berdampak dirasakan masyarakat saat ini. Dan hal itu sering menjadi sasaran tembak dari lawan poliktik Bapak Jokowi.
Baru akan bisa terasa di sepuluh tahun yang akan datang.Yakni di masa pemimpin baru, presiden baru, dan tentunya harapan terbesarnya adalah wakilnya Jokowi sendiri yang bisa mengambil posisi tertinggi di pemerintahan tersebut. Supaya bisa melanjutkan cita-cita besar dari pendiri bangsa kita. Adanya kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan di seluruh warga negara Indonesia.

Akhirnya tercapailah mimpi besar yang diramalkan oleh pengamat yang disampaikan oleh Bang Ruhul Sitompul pada acara ILC kemarin (27/2/2018). Akan ada tiga negara superpower di tahun 2030 nanti, yakni Tiongkok,India dan Indonesia. Dan langkah itu akan semakin cepat tercapai bila yang memimpin adalah wakil Presiden Jokowi periode 2019-2024 yang akan kita ketahui bersama ketika mereka mendaftar di bulan Agustus ini
Jadi mari kita saksikan bersama.   

Untuk Hal-Hal Kecil dan Detil Bahkan Pertemanan, Jokowi Jagonya





Dalam urusan yang tampaknya kecil saja tidak luput dari mata seorang Jokowi. Dimana Senin sore kemarin seperti yang dilansir Kompas.com (26/2/2018), beliau menyempatkan untuk meninjau kesiapan perhelatan Asian Games. Dimulai dari kesiapan spot tempat bertanding, hingga ke penginapan para atlet harus betul-betul dipersiapkan dengan baik.

Bukan suatu kebetulan juga Jokowi mengajak seorang Anies untuk barengan pergi bersamanya meninjau ke lokasi wisma para atlet. Disamping memang Anies adalah sang tuan di DKI, beliau memang harus menunjukkan bahwa urusan negara lebih penting dibandingkan dengan urusan-urusan politik yang begitu melelahkan. 

Jokowi tahu betul dan bisa membedakan teman dan lawan di urusan politik maupun di ranah pribadi. Mana yang cocok dijadikan sahabat dan mana yang hanya teman saja. Dan itu tidak bisa disembunyikan dari air muka seorang Jokowi. Hal tersebut dapat jelas kita lihat perbedaanya ketika Jokowi bicara dengan Ahok dan ketika ia berbicara dengan seorang Anies.

Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (26/2/2018), dalam hal untuk pemantauan persiapan segala hal untuk event Asian Games, Jokowi sangat detil mengenai pembagian tugas dan mana yang harus ditangani antara pemprov DKI maupun Kementerian PUPR.

“Setelah ini saya ingin mengajak Pak Menteri PU, Pak Gubernur, melihat rute dari sini menuju ke bandara (Soekarno-Hatta) dan dari sini menuju ke Senayan (Kompleks Gelora Bung Karno) agar yang dilewati itu betul-betul kondisinya siap betul. Corat-coret, kehijauan, tempat-tempat kumuh harus diapakan, mungkin nanti bisa dikerjakan oleh Pak Gubernur atau bisa dikerjakan Pak Menteri PU," ujar Jokowi di sela-sela mereka memperhatikan spot-spot tersebut.           

Sebenarnya seorang Presiden tidak perlu ngecek kondisi lapangan yang sebenarnya bagaimana. Cukup dengan menerima laporan dari bawahannya mengenai progres kegiatan atau hal yang sudah dikerjakan. Tapi tentang hal itu, Jokowi bukanlan presiden yang normatif, yang jarang turun ke lapangan. Tapi beliau adalah presiden yang selalu gemar dengan blusukannya langsung ke TKP. Tidak hanya dengar dari laporan yang bisa memuat laporan Asal Bapak Senang.            

Mulai dari awal pengerjaan suatu proyek, kemudian dalam tahapan proses hingga proses finalisasi Bapak Jokowi akan selalu turut serta di dalamnya.

Mengenai masalah pertemanan ataupun persahabatan.

Mengenai hal inipun tentunya bisa kita lihat dari sahabat atau orang yang pernah bekerja dengan beliau ataupun orang-orang yang pernah bersama dengan dia sewaktu kecil.

Pengakuan Bandi, seperti yang dilansir oleh metrotv.news.com (16/10/2016), tidak banyak yang berubah dari seorang Jokowi. Beliau tetap mengenal dan menghormati dan bahkan merangkul Bandi sewaktu di Bandara Adi Soemarno.

“Saya cuma sopir, menjemput penumpang di bandara. Tak tahunya, dia mendatangi dan merangkul saya. Semua orang heran melihatnya,” pria itu menutup kisah dengan senyum.

Kemudian Bapak Bandi mengakui bahwa sejak kecil Jokowi sudah punya jiwa kepemimpinan. Kemudian  menjadi seorang pendamai, ketika ada sahabatnya berkelahi dan Jokowi tidak akan menunjukkan keberpihakan.


Lain lagi dimata seorang penjual Kopiah dari Palembang. Namanya Hendrayanto yang nekat ingin menjumpainya, seperti yang dilansir oleh detik.news.com (22/1/2018). Ketika melihat Bapak Jokowi mengunjungi Palembang Square Mall, yang merupakan kebiasaan seorang Jokowi ketika mengunjungi suatu daerah. Hendrayanto hendak menghadiahkannya kopiah Turki buatan Jawa Barat. Namun Jokowi tidak jadi mengambilnya. Sebab beliau ingin membeli bukan dihadiahi. Ada beberapa kali Hendrayanto akhirnya menukarkan kopiahnya, karena memang kekecilan kopiah yang disodorkan diawal. Dan langsung pergi ke hotel dimana Jokowi menginap.

Dengan sigapnya, Jokowi langsung mengingat wong Palembang tersebut, ketika dia menghampiri hotel dimana beliau menginap. Seorang Hendrayanto merasa sangat senang dan membeli sejumlah kopiah yang akan dibawanya ketika mengunjungi suatu negara. Hal itu terjadi ketika beliau bisa menghadiahkan kopiah tersebut kepada seorang pemimpin Afganistan, Presiden Gani. Didalam lawatan kunjungan kenegaraan di negara-negara Asia Selatan.

Kemudian kepada seorang mantan supir pribadi sendiri, Jokowi tidak akan lupa. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (16/2/2018). Jokowi ditengah-tengah padatnya tugas kenegaraan ternyata masih menyempatkan waktu untuk menghadiri pesta pernikahan anak dari mantan supirnya. Mencoba memberikan kejutan kepada keluarga besarnya. Meskipun tidak ada undangan dan bahkan tidak ada persiapan, tapi beliau bersedia datang ke pesta yang sederhana itu. Dimana ternyata Bapak Bejo sudah lama tidak bekerja lagi sejak tahun 2014 lalu, tapi beliau masih mengingat orang-orang yang pernah berada disekitarnya.

Sangat detil sangat persiapan ketika melakukan sesuatu hal. Bahkan ketika mengunjungi mall, bukan hanya sekedar jalan-jalan, dan memenuhi kebutuhan pribadi, tapi beliau bisa dipastikan akan membeli banyak buku atau baju yang nantinya bisa dibagikan ke anak-anak ketika beliau mengunjungi suatu daerah. Dan bagasi mobil RI 1 disulap menjadi gudang hadiah. Tempat berisikan banyak buku-buku maupun kaos. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (8/2/2018).

Hal ini saya coba tuliskan karena melihat banyak fenomena orang kebanyakan di sekelilingku. Yakni ketika sudah boleh mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemimpin suatu daerah, seakan-akan gaya maupun hidupnya berubah seratus persen. Dimana awalnya hidupnya dulu sederhana kemudian berubah seratus persen dan akhirnya mengikuti pola hidup jabatan yang dia emban.

Mungkin ada contohnya saat ini dan bukan juga bermaksud menghakimi. Seperti pola kehidupan keluarga Bapak Ketua DPR kita saat ini. Memang diakuinya bahwa kehidupan bersama dengan orangtuanya dulu yang miskin, yang akhirnya menjadi motivasi tersendiri untuk segera berhasil. Dan akhirnya tercapailah keinginannya. Mulai dari memiliki banyak mobil mewah, pesawat pribadi, dan berbagai fasilitas mewah lainnya.

Selanjutnya, ketika sudah menduduki suatu jabatan, tak jarang juga akhirnya memilih untuk melupakan teman-teman atau sahabat kecilnya dulu. Pura-pura tidak mengenal. Dan hal itupun suatu kewajaran orang banyak. Dan kewajaran pemikiran banyak orang serta kewajaran anak dunia.

Sabtu, 24 Februari 2018

Meniru Spirit Sosok Bang Novel Ikon Pembasmi Koruptor




Kedatangan penyidik KPK yang satu ini waktu lalu (22/2/2018) memang luar biasa sambutannya. Bukan karena apa, tapi memang beliau sangat garang dan profesional di dalam mengemban tugas maupun amanat yang diberikan kepadanya. Bahkan mantan seorang Ketua DPR-pun, Setya Novanto mengakuinya seperti yang dilansir oleh pemberitaan MetroTV dua hari lalu, sewaktu dia pernah disidik oleh Bang Novel Baswedan.

Orang yang punya kualitas tinggi kemanapun akan tetap laku. Tidak pernah kuatir terhadap masalah yang akan datang menghampirinya.Bahkan dalam penghidupannya sehari-haripun tidak akan merasa kuatir. Sebab dia yakin bahwa segalanya akan dicukupkan ketika dia mau berserah.

Memang betul Bang Novel Baswedan, sosok orang yang tiada punya rasa takut. Seperti yang dilansir oleh detiknews.com (24/2/2018), ketika baru saja sampai ke rumah Kamis (22/2/2018), esok pagi, Jumat subuh sudah ikutan lagi sholat berjamaah ke mesjid yang dekat dengan rumahnya. Dimana pada subuh 11 April 2017, sewaktu pulang sholat, tiba-tiba orang-orang yang tidak dikenal menyiramkan air keras ke mukanya. Sehingga mengakibatan mata kirinya mengalami kebutaan. Sedangkan mata kanannya tidak mengalami kerusakan yang begitu berarti.


Bahkan ketika dengan kondisi mata yang rusak,bukan berarti tidak bisa melakukan hal yang lain.Tetap mengupayakan pengobatan untuk memulihkan matanya kembali. Sudah sepuluh bulan lebih berada di Singapura, meskipun hasilnya tidak begitu bagus untuk perbaikan matanya. Ternyata Tuhan tidak buta, dan sudah mengirimkan orang-orang yang mau dan bersedia untuk mendonorkan matanya.

Seperti yang dilansir oleh detiknews.com (23/2/2018), Kusumo Hartanto (50) warga Sukabumi dan seorang juruparkir, akhirnya menyatakan dirinya rela menjadi donator untuk matanya Bang Novel Baswedan. Dia menyatakan dengan mantap keinginan hatinya dan bahkan sudah minta ijin dengan istri dan keluarga besarnya yang lain.

Bapak Kusumo Sang Pendonor

Dengan adanya pemberian mata tersebut, dia berharap KPK bisa semakin powerfull lagi di dalam membasmi para koruptor. Dan sosok seorang Novel pantas untuk mendapatkan hal itu. Tidak tahu, apakah Bang Novel ini akan menerima sumbangan mata tersebut. Sebab ternyata beliau adalah orang yang tidak suka meminta-minta apalagi merasa dikasihani.

Hal itu terbukti dari, ketika ada rekan-rekannya yang mengumpulkan aksi bantuan yang mencapai angka 120 jutaan rupiah untuk disumbangkan kepada Bang Novel, beliau dengan tegas menolak pemberian tersebut. Dan menyatakan bahwa,

“itu hanya boleh diterima orang miskin. Dan saya tidak ingin menjadi miskin karena itu. Insya Allah saya masih mampu. Tolong sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman”.

Suatu sikap yang patut ditiru oleh kita semua. Meskipun di dalam kondisi ekonomi yang begitu sulit, pendapatan yang terus berkurang selama pengobatan di Singapura, juga  harus menjual beberapa asetnya, yakni rumah maupun mobil,  di dalam membantu ibunya maupun untuk kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga besarnya.

Adapun prestasi yang sudah ditorehkannya di dalam memberantas kasus korupsi, seperti yang dilansir oleh Viva.co.id (24/2/2018), yakni menyeret Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia atas  kasus wisma atlet yang juga ternyata melibatkan Angelina Sondakh, memenjarakan Nunun Nurbaiti dalam kasus pemililhan deputi gubernur senior Bank Indonesia lalu, membongkar kasus simulator SIM sehingga ada lagi pertikaian antara KPK maupun Polri. Kemudian beliau kembali diseret-seret mengenai kasus dugaan penembakan oleh beliau di tahun 2004 lalu di Bengkulu, namun hal itu tidak terbukti.

Mengingat fakta yang sedang terjadi di lapangan, bahwa Indonesia seperti kekurangan orang-orang yang berintegritas dan jujur di dalam hidupnya atau di dalam jabatan yang ia emban. Terbukti dari di awal tahun ini saja sudah ada lebih kurang 6 orang kepala daerah yang sudah ditangkap oleh KPK.


Sosok seorang Novel Baswedan yang ternyata sepupu dari Gubernur DKI sekarang, menjadi anomali tersendiri bagi bangsa kita. Ketika berani menindak para koruptor dan mengungkap segala motivasi yang mendasarinya  dan akhirnya bertindak melakukan korupsi, bisa dengan begitu mendalam diinvestigasi oleh beliau.

Dan tidak sedikit teror atau ancaman yang datang silih berganti yang datang kepadanya,ketika dia dengan tegas bertindak untuk melawan para koruptor. Bapak Novel Baswedan, engkau tidak sendirian saja. Ada kami masyarakat pendukungmu. Berjuang bersamamu di dalam membasmi tikus-tikus berdasi yang doyan merampok uang rakyat. Semangatmu dan patriotisme yang abang tunjukkan telah menyadarkan kami bahwa masih ada orang-orang yang peduli dengan nasib bangsa ini.

Satu lagi ada info menarik bang. Ketika mata abang belum bisa pulih, ada loh mata palsu yang sedang gencar dikembangkan oleh anak-anak bangsa sendiri. Ada banyak okularis yang handal dan sudah lama beroperasi di negara kita. Hal itu akan bisa menolong Abang di dalam mengerjakan tugas-tugas di KPK. Ketika Abang memiliki mata palsupun hal itupun tidak akan membuat hatinya abang ikut palsu.

               



Hebatnya Jokowi, Penyertifikatan Tanah Seharusnya 140 Tahun Tuntas di Dua Periode Beliau Memimpin




Inilah langkah keyakinan seorang Jokowi di dalam memimpin bangsa ini. Beliau betul-betul peduli akan nasib bangsa ini. Tiada yang terluput dari perhatian beliau. Meskipun dijadikan sasaran tembak oleh lawan politiknya termasuk jadi sumber inspirasi pembuatan puisi oleh Bapak Zon, dijadikan banyak meme yang menghina beliau, bahkan keluarganya juga, beliau tidak gentar sedikitpun. Tidak urung niatnya dan hatinya di dalam menata, membangun, menyejahterahkan dan memakmurkan bangsa ini.


Bayangkan saja, berapa lama penyelesaian pemberian sertifikat tanah untuk 70 juta sertifikat tanah. Ketika target BPN (Badan Pertanahan Nasional) hanya 500 ribu sertifikat per tahunnya,  bisa sampai 140 tahun itu baru selesai. Hal itu disampaikan oleh Bapak Jokowi ketika dia menyerahkan sertifikat tanah ke masyarakat Bali hari ini (23/2/2018), seperti yang dilansir oleh Tribunnews.com.
Itu artinya ada 28 periode pilpres (pemilihan presiden) ataupun pergantian presiden, baru masalah mengenai tanah baru kelar. Dan juga ada enam pergantian generasi. Jika kebanyakan generasi yang memimpin saat ini adalah generasi X, sedangkan Pak Jokowi adalah generasi Baby Boomers, dan tahun 2010 ke atas adalah generasi Alpha. Coba bayangkan ada berapa generasi yang ditolong Bapak Jokowi.


Tapi pada faktanya bukan 70 juta lagi sertifikat tanah yang harus diberikan oleh BPN, melainkan 80 juga lagi. Seperti yang dilansir dari liputan6.com (10/1/2018), oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) ataupun Badan Pertanahan Nasional, bahwa total ada 126 juta bidang tanah yang harus disertifikasi. Per tahun 2016, sertifikat tanah yang sudah dimiliki oleh masyarakat baru mencapai angka 46 juta bidang tanah yang disertifikasi. Ditambah tahun kemarin (2017) sudah selesai 4,2 juta.

"Masih ada sisa 80 juta tanah lagi yang kita harus capai. Tapi saya pikir angkanya akan lebih banyak karena warisan dipecah buat anaknya. ‎Di 2018 kami harapkan 7 juta bidang, ini akan mudah dicapai. Dan di 2019 ditargetkan 9 juta bidang.‎ Di 2023 semua tanah sudah terdaftar dan berserfitikat," ujar dia dalam Rakernas Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Rabu (10/1/2018).

Lihat prestasi yang sudah dikerjakan oleh kementerian kita yang satu ini. Dan itu tidak terlepas dari target atau tantangan yang ditetapkan oleh Bapak Jokowi kepada Kementerian tersebut yang harus segera dicapai. Kalau tidak tercapai, maka siap-siap untuk dicopot jabatannya. Demikian juga Bapak Menteri, menantang setiap kepala kanwilnya, kalau tidak tercapai, maka siap-siap kena copot juga. Begitulah tantangan yang diberikan, untuk bisa memotivasi dan menantang orang-orang di BPN supaya bisa berprestasi dan mencapai target.

Jokowi hanya menetapkan di tahun 2018 ini bisa selesai 7 juta saja. Tapi oleh Kementrian ATR/BPN, mencoba memberikan lebih dari target yang ditetapkan, yakni 8 juta sertifikat bidang tanah. Inilah contoh kinerja maupun performa yang baik yang harus bisa ditiru, bukan hanya oleh pejabat  yang terkait, pemimpin daerah ataupun juga masyarakat harus segera meniru pola kinerja yang seperti ini. Kalau tidak, kita hanya menjadi orang-orang yang hidup dengan kebiasaan atau kebanyakan orang.

Menurut Bapak Sofyan seperti yang dilansir liputan6.com (11/1/2018), bahwa di dalam mencapai target di tahun 2018 ini, di 31 provinsi yang ada, kegiatan redistribusi tanah di masing-masing provinsi ditargetkan bisa selesai 350 ribu bidang tanah. Itu artinya potensi yang bisa dicapai di tahun ini  bisa mencapai angka 10 jutaan lebih. Dimana tanah itu bisa berasal dari lahan transmigrasi, lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang habis masa berlakunya, lahan terlantar, maupun dari pelepasan kawasan hutan. 

Jadi kementerian tersebut harus berkoordinasi dengan seluruh pejabat atau instansi yang terkait. Dimulai dari kelurahan, Kabupaten, Dispenda, Kantor Pelayanan Pajak, hingga unsur aparat keamanan pun harus terlibat di dalam mencapai target yang sudah ditetapkan.

Bahkan realisasi terwujudnya angka 8 juta sertifikat tanah tersebut tidak harus sampai setahun, cukup setengah tahun. Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian ATR/BPN, M.Noor Marzuki.

“Pemetaan tanah akan dimulai Februari, dan prosesnya itu sekitar 95 hari, atau 4 bulan lah, jadi selesainya bisa pada Juni. Untuk penyelesaian sertifikat tanah, itu Insya Allah pada Oktober," ungkap dia.

Itu adalah langkah-langkah optimis yang bukan hanya dimiliki oleh Bapak Jokowi seorang, seluruh jajarannya juga adalah orang-orang yang punya optimis dan harapan yang tinggi. Seperti yang juga disampaikan oleh beliau, bahwa ketika ada kemauan bukan tidak mungkin hal itu bisa tercapai. Meskipun awalnya dianggap mustahil.

“(Itu) Realistis, dulu hanya 500 ribu (bidang tanah), saya beri target 5 juta, dapat. Saya minta 7 juta tahun ini, tadi sudah dijawab Pak Menteri sebelum akhir tahun rampung. Kenyataannya kalau kita punya tekad yang kuat,niat yang bener, rampung. Yang optimis lah, dulu juga banyak yang pesimis dari 500 ribu ke 5 juta loncat sampai 10 kali," ungkap Bapak Jokowi kepada Kementrian ATR/BPN.
Akhirnya, ketika Bapak Jokowi tidak diberi kesempatan lagi untuk periode kedua, mustahil hal-hal kecil ini bisa dikerjakan oleh orang lain. Sebab pasti orientasi maupun visi misinya sudah beda. Maukah kita memberikan amanat ini kepada orang lain, yang masih hanya sekedar memberikan janji, dan bukannya bukti? Sebab seperti yang sudah kita lihat sendiri, bahwa seluruh orang-orang yang kontra Jokowi, bisanya hanya nyinyir doang. Bukankah itu tidak menutup kemungkinan dimiliki oleh pemimpinnya. Silahkan jawab sendiri.
   

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...