Meskipun sah-sah saja bagi setiap
orang menghabiskan hidupnya dengan banyaknya uang yang keluar setiap harinya. Apalagi
memiliki kesanggupan untuk memenuhi gaya hidupnya yang serba glamour adalah
mungkin impian dari banyak orang. Tapi sayang hal itu akan sulit tercapai,
disamping akan banyak mengeluarkan biaya, hal tersebut akan menguras seluruh
kekuatan uang yang kita miliki. Sebab seberapa banyakpun uang yang kita miliki
niscaya suatu saat uang yang kita miliki akan habis dengan perlahan-lahan.
Karena harus mengikuti gaya hidup yang serba wah.
Tapi bagi CW hal itu sepertinya
tidak berlaku. Seperti yang dilansir oleh kompas.com (13/3/2018), beliau
ternyata bisa menginap di hotel yang berbeda-beda hingga sepuluh tahun bersama
dengan lima orang anak adopsinya. Dimana rata-rata setiap harinya CW bisa
menghabiskan tiga juta rupiah untuk dua kamar hotel yang disewanya.
Kalau dihitung-hitung, biaya
untuk menyewa hotel selama satu bulannya maka akan menembus angka 90 juta
rupiah. Dan setahunnya dia akan mengeluarkan uang kurang lebih 1 miliar rupiah.
Dinyatakan lagi bahwa dia sudah tinggal selama sepuluh tahun di hotel, maka dia
sudah menghabiskan uang kurang lebih 10 miliar rupiah hanya untuk bisa tinggal
di hotel.
Biaya tersebut belum termasuk
biaya jalan-jalan dan shoping ke luar
negeri. Maka angka pengeluaran dari si Ibu CW tersebut, bisa akan menembus
angka pengeluaran hingga ratusan miliar untuk bisa memenuhi keinginan hatinya.
Awal kasus ini terbongkar, ketika
salah satu anak adopsinya FA (13) lari dari CW sang Ibu. Karena katanya dia
sering mendapatkan perlakuan kasar hingga penganiayaan dari Ibu pengadopsinya.
Dan akhirnya ketemu dengan seorang warga yang prihatin dengan kondisinya.
Kemudian berniat untuk menyekolahkannya. Tapi terkendala masalah akta lahir si
anak. Kemudian ketika ditanyakan ke sang Ibu CW, beliau ternyata tidak bisa menunjukkan
akta tersebut.
Dan kasus ini akhirnya dilaporkan
ke Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI). Awalnya untuk bisa menekan CW
melalui LPAI. Tapi oleh LPAI akhirnya melaporkan hal tersebut ke kepolisian
atas kasus dugaan eksploitasi dan penelantaran anak. Dan setelah dilakukan penyelidikan
terhadapnya, CW (60) ternyata tidak bisa menunjukkan dokumen yang sah dalam
pengadopsian kelima anak tersebut. Yakni RW
(14), FA (13), OW (13), EW (10), dan TW (8).
CW saat ini sudah menyewa
pengacara atau kuasa hukumnya, Edi Danggur, seperti yang dilansir oleh
kompas.com (13/3/2018) untuk bisa menolongnya dalam kasus yang sedang
menjeratnya saat ini. Akan segera merilis konferensi pers tentang kasus
kliennya yang sedang ditanganinya saat ini.
Kelima anaknya tersebut seperti
yang dinyatakan oleh AKP Hasiati Lawole
kepada Kompas.com (13/3/2018), bahwa mereka diikutkan dalam program
homeschooling. Guru datang ke hotel tempat mereka tinggal. Dimana program
homeschoolingnya dua kali seminggu, yakni Selasa dan Kamis, selama dua jam
lebih dari pukul 15.00 WIB hingga 17.00 WIB.
Polisi sedang mencari dan
menyelidiki dari mana asal uang yang ia peroleh selama ini untuk bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya yang tergolong mewah bersama dengan kelima anak adopsinya. Dimana
untuk biaya homeschooling juga tidak terbilang murah biayanya. Juga bisa
tinggal di hotel selama bertahun-tahun.
“Bayangkan saja, dia dan kelima anaknya tinggal di Hotel Le Meridien
selama hampir 2 tahun. Mereka sewa 2 kamar yang masing-masing kamar biaya sewanya
Rp 1,5 juta. Jadi sehari mengeluarkan Rp 3 juta untuk tempat tinggal saja,
belum yang hotel lainnya. Kami telusuri darimana ia mendapatkan uang ini,"
ujar Hasiati Kanit V Subdit Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda
Metro Jaya AKP.
Padahal dia hanyalah seorang pensiunan dokter, dan almarhum suaminya juga adalah seorang dokter. Dia (CW) punya rumah juga, tapi bukan dijadikan tempat tinggal. Rumah tersebut hanya sebagai tempat penyimpanan barang-barangnya.
Padahal dia hanyalah seorang pensiunan dokter, dan almarhum suaminya juga adalah seorang dokter. Dia (CW) punya rumah juga, tapi bukan dijadikan tempat tinggal. Rumah tersebut hanya sebagai tempat penyimpanan barang-barangnya.
Melihat gaya hidup yang seperti
itu, ternyata ada juga terjadi di negara kita ini. Dengan kondisi bangsa kita
yang rata-rata masyarakatnya masih tergolong hidup dalam berkecukupan, ternyata
ada orang yang sanggup untuk lebih memilih hotel sebagai tempat tinggalnya bersama
dengan anak-anaknya. Padahal punya rumah untuk ditinggali. Bukan sehari dua
hari, bahkan dalam hitungan bulan. Melainkan sampai bertahun-tahun bisa tetap
eksis melakukan hal tersebut.
Kita lihat saja bagaimana informasi
jelasnya maupun nantinya kasus ini akan berujung? Baik dari hasil konferensi
yang rencananya akan digelar oleh kuasa hukum CW sendiri, ataupun hasil dari
penyelidikan yang sudah dilakukan oleh pihak kepolisian, serta hasil putusan sidang
pengadilan tentang kasus dugaan ekploitasi dan
penelantaran anak yang akan digelar nantinya.
Supaya kita bisa melihat dengan
jelas segala motif ataupun motivasi yang mendasari CW memilih hidup yang
demikian. Sebagai pembelajaran yang baik bagi kita, untuk bisa lebih memilih hidup
dalam kesedarhanaan saja. Meskipun punya uang ataupun kekayaan yang banyak,
tapi lebih memilih untuk hidup berdasarkan kebutuhan kita saja, bukan berasal
dari keinginan semata. Semoga.