Selasa, 16 April 2019

Dibalik Viralnya Sexy Killers, dari Ramuan Hingga Data-datanya, Real Pojokkan Jokowi-Maruf

 
Entah maksud apa dari penayangan video Sexy Killer yang boleh dikatakan baru 3 hari saja tayang, di hari ketiga ini, tayangan per  dua jamnya traffic dari viewnya bisa meningkat 500 ribuan. Dimana jika kita cek peningkatan dari view-nya sungguh amat mencengangkan dan menggoyaang konstelasi dan kepercayaan dari para pemilih pemula yang akan mungkin-mungkin mengalihkan pilihannya.

Dimana total viewnya saja per hari ini Selasa (16/4) pada pukul 19.00 WIB sudah mencapai 7,9 juta. Padahal pukul 17.00 lalu angka trafficknya sekitar 7,4 juta. Maka kita tinggal melihat betapa angka dasyatnya nanti kira-kira hingga pada pukul 00.00 WIB. Apakah akan menyentuh angka 10 juta penonton?


Penulis sendiri melihat secara garis besar bahwa tayangan ini justru sangat memojokkan pihak Jokowi dan orang-orang yang ada di belakangnnya. Terutama amat sangat menyerang Bapak Luhut Binsar Panjaitan. Maka jika melihat film ini, mungkin kita harus memasang kecermatan mata kita di dalam melihat angka-angka ataupun data-data yang ditampilkan.

**Melihat Ramuannya**

Adapun ramuannya boleh dibilang sangat apik di dalam menyampaikan sejak dari awal atau di pembukaannya. Di awali dengan kisah seorang sepasang suami istri yang baru menikah dan bagaimana mereka menghabiskan item per item listrik yang dihabiskan dengan peralatan-peralatan yang ada di rumah tangga kita pada umumnya. Seperti laptop, TV, smartphone, kulkas dll.

Bahkan boleh dibilang pembukaannya sangat spektakuler merebut perhatian kita. Apakah akan bentuk drama atau tidak? Tapi akhirnya yang dimunculkan persis seperti omongannya Bapak Sandiaga Uno, Ibu ini, Ibu itu, Bapak ini dan Bapak itu. Sehingga dengan kesaksian satu, dua dan tiga orang saja maka akhirnya bisa menyimpulkan bahwa apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah selama ini betul-betul menyengsarakan rakyat secara keseluruhan.


Kemudian pada isi atau kontentnya tentang upaya untuk menolong lingkungan kita dan bagaimana terganggunya si pembuat video akan PLTU dan bagaimana batubara di keruk oleh perusahaan-perusahaan besar yang didalamnya ada orang-orang pemerintahan. Bagaimana seolah-olah Bapak Luhut Panjaitan-lah yang berada di belakang seluruh perusahaan-perusahaan yang berkuasa di dalam merealisasikan mega proyek  listrik yang harus dikerjakan pada zamannya Jokowi.

Dan di bagian penutup bagaimana wanita-wanita seksi yang seolah ingin memanjakan mata kita seakan ingin menunjukkan bahwa the *sexy is the real killer.* Supaya judul sama isi sama nyambungnya.

**Melihat Data-Data yang ditampilkan**


Bagi yang sudah menonton, mungkin kita sama-sama mencoba melihat detil demi detil data-data yang ditampilkan di dalam video tersebut. Dimulai dengan skenario di menit 23 :05, PT yang dimiliki oleh Luhut Panjaitan yang perusahaan Induknya PT Toba Bara,yang mempunyai 3 anak perusahaan yakni PT Adimintra Baratma Nusantara (13 lokasi), PT Trisena Mineral Utama (14 lokasi) dan PT. Indomining (14 Lokasi). Serta satu anak perusahaan, yakni PT Kutai Energi (9 Lokasi). Dengan total lahan yang dikuasi hanya 14.000 HA.  


Kemudian di menit 38:57, ditunjukkan bagaimana akhirnya PT Saratoga Investma Sedaya yang dimiliki oleh Sandiaga akhirnya dijual  ke PT Toba Bara dengan nilai Rp.130 Miliar. Kemudian ada wawancara Aiman dengan Sandiaga yang mengakui sahamnya memang dijual di 3 hari berturut-turut bulan November 2018, 26,27, 28 November  dengan nilai : 10 juta, 39,4 juta dan 28 juta lembar saham. Seakan-akan PT Toba Baralah yang kini akhirnya menguasai saham yang dimiliki oleh PT Saratoga.

Lanjut tentang data PT Rakabu Sejahtera yang dimiliki oleh Jokowi, yang dinyatakan dalam menit 1:07:45, bahwa PT tersebut kini bukan hanya bisnis tentang mebel dan furniture, pengeīlolaan kayu, pengangkutan hingga kebutuhan rumah tangga, juga sudah melebarkan bisnisnya  dalam bidang konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan perikalanan dan pengembangan wilayah transmigrasi.


Dimana dinyatakan bahwa PT Toba Bara yang dimiliki oleh Luhut bersama tim Bravo 5 pada tiga anak perusahaannya, telah memberikan modal awal untuk mengembangkan PT Rakabu Sejahtera sebesar Rp.31 miliar untuk bisa mengembangkan bisnis dari mebel ke seperti yang ditunjukkkan di atas, yakni ke berbagai sektor.

Bahkan dinyatakan lagi bagaimana Gibran Rakabuming sebelumnya menjadi direktur PT Rakabuming tapi sekarang digantikan oleh anak bungsunya Kaesang Pangerap. Padahal jika kita lihat bagaimana Kaesang sendiri, statusnya masih kuliah di Singapura, kemudian dia juga sibuk dengan bisnis pisangnya. Apakah sempat mengurus bisnis PT Rakabu Sejahtera? Apalagi Gibran, yang jelas-jelas punya bisnis martabak, dan kini sudah mulai mengelola di beberapa tempat lainnya juga.

Jadi untuk hal ini, kira-kira data-datanya semua ngibul alias masih butuh konfirmasi lebih lanjut lagi. Sebab kita lihat sendiri, Bapak Jokowi sendiri tidak memberikan kesempatan sama sekali kepada anak-anaknya untuk menggunakan kekuasaan yang dimiliki papanya dinikmati oleh anak-anaknya. Bahkan untuk jualan pisang atau martabak saja dilarang untuk menjualnya ke pemerintahan.

Kemudian di menit 1:14:03 mencoba menghubungkan ke Kyai Maruf Amin lewat bisnis syariah yang seolah-olah dikeluarkan olehnya melalui badan usaha syariah di MUI. Dimana pemberian label halal ke 6 perusahaan dari 10 penambang terbesar di Indonesia,  dicurigai ada upaya-upaya terselubung. Yakni ke PT Adaro Energy, Indika Energy, IndoTambangraya Mega (TMG), Harum Energy, Bayan Resources, Tambang Batu Bara Bukit Asam PT Toba Bara Sejahtera (TOBA).


Diduga 10 penambang ini akan menikmati kue usaha pengembangan 35 ribu Mega Watt listrik teralisasi di Indonesia. Sebab di samping pengembangan PT Penambangan tersebut juga berdiri PLTU yang diduga menjadi biang keladi perusak lingkungan terbesar di Indonesia ini.

Sehingga diduga besar hubungan dan adanya unsur kepentingan dari masing-masing pemerintahan yang sedang berkuasa saat ini dan bagaimana proses majunya mereka untuk kembali berkuasa.


Padah/al kita ketahui sendiri bagaimana Kyai Maruf Amin sudah tidak menjabat apa-apa lagi di MUI. Tapi di video tersebut jelas menunjukkan bahwa ada unsur kepentingan bisnis yang sedang terjadi.

Maka kesimpulannya apa yang bisa kita dapatkan dari viralnya video Sexy Killer di atas? Benar-benar ingin merusak bahwa jalannya pemerintahan sekarang-pun yang sudah baik saja, dirusak oleh data-data yang dimunculkan sekarang ini. Ingin menyatakan bahwa pemerintah bukan hanya turut ambil bagian didalam merusak lingkungan alam kita, juga ada unsur kepentingan bisnis dari masing-masing politikus yang sedang berkuasa ingin mengamankan usahanya yang kini sedang berkembang.

Oleh karena itu, mungkin ada baiknya dari pihak TKN segera mengkonfirmasi dari viralnya video movie ini. Sebab kita masyarakat ingin tahu data dan fakta kebenaran sebenarnya bagaimana?
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...