Daftar Hadir yang penulis dokumentasikan
Aku bersyukur, ternyata aku
diberi kesempatan untuk bisa menjadi pengawas Ujian Nasional tingkat SMP di
Rayon Sibolangit ini. Tepatnya aku mengawas di SMP Negeri 2 Sibolangit, yang
menjadi induk rayon dari beberapa sekolah, yaitu SMP Masehi, SMP Karya Bersama
dan SMP LKMD Sembahe. Aku menjadi pengawas bersama dengan 12 orang rekan-rekan
yang lain. Yang keseluruhan pengawasnya adalah dari beberapa guru dalam satu
rayon tersebut.
Sebenarnya sih, bukan aku kian
yang menjadi pengawas. Yang menjadi pengawas adalah Ibu Rosida Barus. Tapi
karena suami beliau lagi dirawat di Rumah Sakit, dan ibu tersebut tidak bisa
menjalankan tugasnya sebagai pengawas Ujian Nasional, maka kepala sekolahku,
dimana aku mengajar menyuruh aku untuk menggantikan ibu tersebut. Dan meskipun
pemanggilan diriku itu untuk menjadi pengawas sangatlah mendadak, tepat di hari
pertama ujian, sebelum ujian dimulai.
Yang menjadi bahan refleksi bagi
diriku, selama menjadi pengawas ujian adalah bahwa aku menemukan banyak hal
yang menarik, dibalik beberapa hari selama aku mengawas. Dihari pertama, aku
bisa melihat secara langsung SMP 2 itu bagaimana, guru-gurunya bagaimana,
kepala sekolahnya bagaimana, lingkungan belajarnya bagaimana, bahkan ruangan
belajar yang menjadi fasilitas belajar mengajar,aku bisa mengetahui secara
kasat mata. Yang selama ini, aku hanya bisa melihat dari pinggir jalan sewaktu
lewat dari sekolah tersebut.
Aku menemukan bahwa guru-gurunya
sangatlah ramah dan terbuka, bahkan kepala sekolahnya juga sangatlah
menghormati kami. Beliau selalu membriefing kami ketika sebelum masuk ke kelas
untuk mengawas. Ketika menyuruh kami pun beliau selalu meminta dengan penuh
rasa hormat dan sangat rendah hati sekali. Itu tampak,ketika ada siswa yang
baru mengalami kecelakaan, dimana pengawas , diminta oleh bapak kepala untuk
bisa menolong anak tersebut dalam mengisi lembar jawaban yang kan dijawab. Itu
terjadi diruang satu. Sempat kian aku
berpikir, seandainya saja itu terjadi di ruang tiga, dimana aku menjadi
pengawas beserrta satu temanku lagi, maka akupun akan berpikir, bisakah aku
menuruti perintah dari sang Kepsek. Dan memang tugasnya hanyalah sebatas
melingkari saja, sesuai dengan jawaban dari mulut si anak tersebut.
Dihari pertama, semua berjalan
lancar. Kami membaca secara seksama, seluruh peraturan-peraturan yang ada di
berita acara, di lembar Fakta Integritas, serta lembar Absent siswa dan
pengawas. Kutemukan peraturan yang cukup baik, bahwa, para pengawas tidak
diperkenankan untuk membaca naskah soal UjianNasional. Dan memang dari Pusat-Kementerian,
selalu menyediakan 1 sisa naskah dan lembar jawabannya. Di hari pertama, mata
pelajaran bahasa Indonesia, kami taat untuk tidak membaca. Tapi di hari kedua,
ketiga dan seterusnya, aku gak tahan untuk tidak membaca naskah soalnya. Dimana
pelajaran yang diujikan secara berurutuan adalah Matematika, Bahasa Inggris dan
Ilmu Pengetahuan Alam.
Sebenarnya tujuanku gak lain
adalah hanya untuk mengetahui seberapa sulit soal-soal yang diujikan kepada
anak-anak peserta ujian. Satu yang penting, aku tidak membocorkan jawabannya
kepada mereka. Sebab memang soal-soal dari yang diujikan tersebut,
masing-masing meja atau orang
berbeda-beda. Meskipun ada kunci jawaban, sepertinya hal itu akan menjadi
sia-sia semata.
Jadi menurutku memang dibutuhkan
untuk mengadakan Ujian-ujian nasional seperti ini. Asal ini bukan menjadi
satu-satunya penentu kelulusan bagi anak-anak. Tapi juga melihat proses dan
hasil belajar mereka selama ini didalam kelas. Dan secara teknis, ujian akhir
sekolah juga dinilai langsung oleh departemen pendidikan tingkat kabupaten dan
bukan sekolah, hal ini juga merupakan metode yang bagus, supaya dinas bisa
mengetahui secara langsung hasil pendidikan anak-anak selama ini di sekolah.
Seluruh aspek-aspek nilai akan dikumpulkan dan disatukan, untuk menilai apakah
anak-anak yang mengikuti ujian tersebut lulus atau gagal.
Dihari kedua, ketiga dan keempat,
semuanya berjalan dengan lancar. Tidak ada kecurangan yang kami dapati ketika
proses ujian berlangsung. Dan diakhir ujian, ternyata kami semua para pengawas
dan seluruh panitia mendapatkan sekedar uang transport dari Negara. Satu hal
yang menarik ketika proses penyerahan uang transport tersebut. Kepala sekolah
yang langsung turun tangan untuk membagikan kepada kami semua. Sebelum
membagikan, beliau berpesan, bahwa uang tersebut kalau bapak yang menerima,
harus langsung diberikan kepada istri. Sedang kalau ibu yang menerima, harus
diberikan kepada anak-anaknya. Kalau yang lajang menerima hendaknya diberikan
kepada orang tua. Supaya berkat-berkat itu terus mengalir kata beliau. Itulah
hirarki berkat keuangan menurut beliau. Tapi menurutku pesan beliau bagus juga.
Belum pernah selama ini, dalam hidupku, orang berpesan seperti itu, tentang
uang atau berkat yang diterima.
Diminggu depan juga, tepatnya
ditanggal 16,17 dan 18, akan berlangsung Ujian Nasional untuk anak tingkat
Sekolah Dasar (SD). Harapannya juga semua bisa berjalan dengan lancar dan aman,
dan terlebih-lebih tidak terjadi kecurangan-kecurangan. Harapannya pendidikan
di Indonesia ini bisa semakin lebih baik lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar