Ternyata sudah hampir satu tahun
yang lalu, tepatnya di tanggal 28 Agustus 2015, Medan Plaza terbakar. Hal itu
terjadi di jalan Iskandar Muda. Medan Plaza merupakan Plaza tertua di Medan dan
sebagai pusat perbelanjaan yang cukup ramai dikunjungi. Pasalnya penulis juga
memfavoritkan plaza tersebut. Ada banyak kenangan yang terjadi disana selama
saya menyelesaikan studi di kota tersebut. Mulai dari tempat menonton seperti
bioskop, tempat menjual pakaian, alat elektronik,dan juga tempat nongkrong
seperti café. Hal itu tidak akan bisa dinikmati lagi sebab sekarang sudah
menjadi puing-puing bangkai bangunan yang tidak bisa digunakan lagi.
Satu hal lagi tentang Medan Plaza
ini, penulis juga sering ketempat ini juga untuk beribadah. Ada satu gereja
dimana memilliki banyak yang menjadi anggota gerejanya, sangat prihatin ketika
mendengar kebakaran yang terjadi kurang lebih setahun yang lalu di plaza ini.
Dan sekarang masih terkenang akan tempat tersebut. Pada kejadian tersebut juga
menelan banyak kerugian material dan non material.
Dan hal yang sama juga terjadi tepatnya
di hari Rabu kemarin, tanggal 13 Juli 2016, di pasar Aksara kota Medan, yang
juga meludeskan dan membakar sejumlah toko dan bahkan gedung Ramayana.
Kebakaran ini terjadi tepatnya lagi di jalan Iskandar Muda juga. Masih satu
jalan dengan kejadian di Medan Plaza. Dalam kejadian ini hampir meludeskan
kurang lebih delapan ratus kios. Ditaksir menimbulkan kerugian kurang lebih
hampir seratus milyar.
Bukan hanya kerugian tentang
materi saja yang ditimbulkan, tetapi akan semakin bertambah lagi jumlah
pengangguran di kota Medan tercinta ini. Dimana masa-masa sekarang ini, kita
mengalami kesulitan ekonomi, pekerjaan juga yang semakin sulit untuk ditemukan
dikarenakan banyak perusahaan-perusahaan yang enggan untuk buka lowongan baru.
Ditambah lagi kebanyakan masyarakat Medan, terutama para kaum mudanya yang
kurang bergairah untuk membuka usaha sendiri.
Dengan didua kebakaran di tempat
usaha perdagangan ini, sudah pasti mencetak kurang lebih hampir enam ribu lima
ratusanan orang yang menganggur. Bayangkan saja, jika di Medan Plaza saja ada
sekitar lima ratusan kios masyarakat, jika dikalikan dengan minimal pengerjanya
saja ada lima orang, maka sudah akan mencetak pengganguran sekitar dua ribu
lima ratus orang. Plus ditambah lagi dengan kejadian kemarin di Pasar Aksara
maka akan mencetak penggangguran sekitar kurang lebih empat ribuan orang. Maka
akan dikemanakan para pengerja ini. Sulit untuk bisa menjawabnya.
Melihat pemilik modal yang juga
sudah mulai enggan untuk membuka kembali lapaknya, memang tidak bisa disalahkan
untuk memberhentikan para pekerja mereka semua. Dimana mereka juga sedang
mengalami kesulitan modal dalam memulai lagi usahanya. Disini perlu usaha
pemerintah dalam mengatasi setiap permasalahan yang terjadi. Dan seharusnya
bisa memediasi untuk bisa mengambil langkah selanjutnya.
Pernah kubaca dalam berita di
koran, bahwa pemerintah kota Medan melalui jajaran-jajaran terkait, sudah melakukan
upaya pencegahan dini supaya kebakaran yang terjadi di Medan Plaza tidak
terjadi di tempat-tempat yang lain. Tetapi nyatanya upaya program tersebut
tidaklah berhasil. Dengan melakukan proses kesigapan dari para pengelola
gedung, supaya terus bertindak cermat dan hati-hati untuk mengecek setiap
peluang-peluang kemungkinan bencana kebakaran terjadi. Mulai dari hal yang
kecil hingga besar. Semua hal ini tidak bisa berjalan semulus dari apa yang
telah dipelajari dalam program tersebut. Sungguh sangat disayangkan.
Kebakaran gedung sudah terjadi
lagi, akankah gedung-gedung yang lainnya juga akan terbakar. Timbul suatu
pertanyaan. Ini bisa dikatakan sebagai sebuah bencana. Bencana yang bisa
membuat masyarakat Medan akan semakin sulit lagi perekonomiannya. Bencana yang
akan membuat semakin sulit lagi untuk menemukan tempat-tempat yang aman dari
Kebakaran ini. Muncul kecurigaan dalam hati, apakah ini semua adalah perbuatan
yang disengaja, atau memang sudah takdirnya. Atau mungkinkah dengan melihat
proses teror-teror yang terjadi di Negara kita ini, mereka para pelaku teror
melihat metode baru dalam melakukan teror, dengan melakukan pembakaran di
tempat-tempat umum. Penggunaan bom sudah terlalu tampak untuk dikerjakan, dan
melibatkan orangnya yang membawa. Tetapi dengan melakukan Pembakaran, bisa jadi
dikatakan minus kerugian. Bahkan bisa dibilang sangat simple dan sederhana.
Tapi mengakibatkan kehancuran yang lumayan.
Mungkin kesimpulan pemikiran saya
itu masih terlalu dangkal untuk bisa menyimpulkan bahwa itu perbuatan teror
metode baru. Harapannya, bahwa kebakaran yang terjadi itu benar-benar hanya
karena proses kesalahan teknis bangunannya saja, atau dikarenakan Human Error, yang kemungkinan lalai
dalam pekerjaan-pekerjaannya. Harapannya….
Sehingga awas bencana Kebakaran melanda Medan,
tidak terjadi lagi esok hari, setahun kedepan, lima tahun kedepan bahkan sampai
ratusan tahun kedepan. Medan aman dari resiko Kebakaran, dan menjadi tempat
yang eksotis untuk bisa dikunjungi oleh banyak orang maupun wisatawan yang
ingin berlibur ke daerah ini. Itu semua bisa terjadi jika ada pengecekan ulang
sistem kelistrikan yang ada pada semua gedung-gedung tua maupun baru yang ada
di Kota Medan ini. Supaya tidak menyalahkan lagi bahwa kebakaran yang terjadi
hanya karena hubungan arus pendek. Dan juga, perlu mensosialisasikan,gerakan-gerakan
peduli gedung, berupa tindakan yang selalu awas dan berhati-hati. Tidak pernah
menyepelekan segala sesuatu yang kemungkinannya kecil. Tapi membangun kesadaran
diri dari masing-masing kita semua. Semoga Medan semakin aman dan semakin
nyaman.