Rabu, 06 November 2019

5 Alasan ku Tak Bisa Berpaling dari Kompasiana



Tampilan Dashboar di Kompasiana, Foto Pribadi

Dalam catatan yang ada dalam notebook, tulisan-tulisan yang sudah kutorehkan sepanjang aku menulis selama kurang lebih tiga tahun yang lalu, bisa dibilang masih menyentuh angka ratusan jumlahnya. Dan kuakui sejak bersama dengan kompasiana tepatnya pada tanggal 20 Mei 2016 yang lalu, kompasiana adalah cinta pertamaku. Artinya diriku bisa menjadi seperti sekarang ini tak lepas dari andil kompasiana yang terus menginspirasi bahkan menghantui diriku, jauh sebelum diriku akhirnya memutuskan untuk menulis di blog yang satu ini.

Dimulai dari yang namanya coba-coba untuk mulai tulis apa saja, baik itu pengalaman, buku-buku yang baru dibaca hingga menggambarkan situasi sosial, ekonomi dan politik bangsa kita yang kekinian, semuanya itu adalah proses yang menolongku untuk terus bertumbuh dan bertumbuh dalam menulis.

Di tahun 2019 ini bisa dibilang tahun mulai menikmati yang namanya bonus-bonus setelah tulisan-ku ternyata mendapatkan hati di mata para pembaca. Khususnya di Kompasiana. Dan baru tahun lalu diriku sepertinya baru mendapatkan centang hijau. Setelah baru ngeh dengan aturan-aturan yang disebutkan oleh Kompasiana.

Dan berjalan seiringnya waktu, dan setelah melalui permenungan juga sih, maka ini alasanku tak bisa berpaling dari Kompasiana. Artinya 5 hal ini yang membuat aku semakin sayang sama Kompasiana.
Alasan pertama, Kompasiana adalah cinta pertamaku atau cinta mula-mula yang sering menghantuiku.

Sebab seperti yang sudah saya kemukakan di awal, jatuh hati kepada Kompasiana karena termotivasi oleh para penulis-penulis kompasiana. Dimana terus memperhatikan para penulis-penulis itu sebelum akhirnya memutuskan untuk menulis juga di media yang sama di tahun 2016 lalu.

Termotivasi karena bisa terkenal hanya lewat sebuah tulisan. Dimana waktu itu meskipun belum dapatkan keuntungan secara finansial, asal sudah terkenal saja, artinya tulisan-tulisan kita banyak dinantikan, adalah sebuah kebanggaan tersendiri.

Disamping termotivasi, dengan munculnya tulisan-tulisan di kompasiana apalagi saat-saat membuka gawai ataupun di depan komputer yang terkoneksi dengan internet, kompasiana seakan menghantui ku dan bertanya, kapan mulai nulis bung? Akhirnya karena gak tahan lagi, maka mulai mencoba menulis.

Kedua, karena Kompasiana selalu di hati, meskipun banyak media-media yang lain yang mungkin sama dan sejenis, kompasiana sebuah media yang tak tertinggalkan oleh jari-jariku ataupun pikiranku.      

Kuakui bahwa bukan hanya media kompasiana saja yang kuikuti. Ada sejumlah media-media yang lain, seperti Seword, Geotimes,Qureta hingga terakhir UC Media dari Alibaba. Bahkan media cetak seperti Harian Analisa yang menerima opini para pembaca, tak bisa membuatku untuk berpaling dan meninggalkan kompasiana. Karena memang nempel dan bahkan mungkin seperti lagu yang berjudul,  Salah Apa Aku, dengan liriknya, entah apa yang merasuki-mu? Maka jawabannya adalah Kompasiana.

Sehingga hampir setiap pagi dibangun tidurku, bisa dipastikan langsung mengecek dan mengakses kompasiana selalu. Artinya tak ada hari tanpa melihat Kompasiana.

Dok Pri

Alasanku ketiga, mengapa diri ini semakin greget dengan Kompasiana? Karena memang kompasiana mengajak para penulis bertumbuh lewat komunitas-komunitasnya. Dimana baru kali ini aku bisa kenalan dan baru bergabung dengan para komunitas penulis kompasiana yang ada di Medan.

Hal ini jarang dilakukan oleh media-media lain, bahkan bisa dibilang hampir tak ada media yang mau bersedia menolong para penulisnya bertumbuh lewat komunitas. Padahal dengan gerakan lewat komunitas, maka sesungguhnya perubahan sosial masyarakat kita dari pesimis ke optimis akan bisa terealisasi. Sebab kekuatan satu orang tentu tak akan terasa jika dibandingkan dengan kekuatan sesama komunitas melakukan sebuah gebrakan terjadi di masyarakat kita.


Lewat sebuah event yang dibuat oleh Kompasiana waktu itu diadakan di Kota Medan. Kompasiana kerjasama dengan Semen Padang, membuat sebuah event Indonesia #BicaraBaik #DariMedan #UntukIndonesia. Dengan mendatangkan pembicara-pembicara yang cakep supaya kita para warganet bisa menularkan atau menghasilkan postingan-postingan yang positif.

Sebab berita-berita hoaks dan negatif kerap lebih dominan menghiasi media sosial kita.Maka dengan hadirnya Kompasiana dan Sement Padang waktu itu, berharap para peserta yang hadir bisa menularkan atau berbicara baik dengan semua orang yang bisa kita jumpai dan semua orang yang mungkin bisa kita jangkau lewat sebuah tulisan ataupun postingan kita.

Setelah event itu selesai akhirnya bisa bergabung dengan Komed (Kompasianer Medan). Bahkan sampai sekarang terus komunikasi, bahkan sekali-kali ngopi bareng di rumah teman yang sedang ada hajatan atau di waktu-waktu tertentu.

kolase screenshot (dokpri)

Alasan keempat, bonus-bonus yang ditawarkan dan event-event yang diadakan cukup membuat hati dan kantong kita dipenuhi sukacita. Artinya sekalipun tidak menang dalam event tersebut, ada sebuah kesenangan yang tak terkatakan, bahwa ternyata kita bisa berkontribusi terhadap sebuah isu-isu penting yang sedang dihadapi.

Apalagi kalau menang, alhamdullilah pasti akan melompat-lompat kegirangan dan juga sujud syukur.  Dan khusus di tahun ini ternyata aku bisa merasakan apa itu arti sebuah kemenangan yang sesungguhnya. Setelah melalui banyak proses serta persiapan ketika akan menulis untuk ikutan lomba tersebut, ternyata akhirnya bisa terbayar seluruh keringat dan pengorbanan yang sudah keluar.  

Untuk event Kompasiana, diriku sudah dua kali di daulat sebagai pemenang. Pertama dari event lomba BCA sebagai finalis terbaik. Kedua dari Kemensos dalam program Harapan Kita sebagai juara pertama.

Gajian dari Kompasiana (dokpri)

Disamping itu juga, sejak Januari hingga Juli lalu, bisa merasakan gajian dari Kompasiana karena memang mendapatkan reward di 7 bulan waktu itu. Baru berhenti dapatkan gaji dari Kompasiana karena sedang ada mengerjakan proyek lain yang sedang kuimpikan juga.

Imbas dari tulisan saat ikut lomba atau event dari Kompasiana juga, yaitu tentang Milenial dan Pertanian Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Pertanian waktu itu. Diriku memang tidak menang, tapi gara-gara tulisan itu, diriku akhirnya menemukan sebuah solusi atau cara bagaimana memajukan pertanian Indonesia, bagaimana mencukupi pangan Indonesia, dan bagaimana para milenial terlibat di dalamnya?  



Tak ada cara lain selain melibatkan diri ini terjun dalam pertanian. Sekaligus mempraktekkan apa yang sudah kita tulis, sebab memang kebanyakan para penulis sih kebanyakan bisa berteori lewat tulisan tapi kalau disuruh praktek mungkin agak sulit.

Sehingga ada kurang lebih tiga bulan vakum menulis karena sedang fokus mengembangkan pertanian secara hidroponik. Mulai dari merancang sistem pengairannya, memulung barang-barang bekas dan membersihkannya, hingga membeli bibit-bibitnya dan akhirnya  menanam. Semuanya itu memakan waktu yang tak sedikit. Pikiran, tenaga, perasaan bahkan uang-pun terkuras gara-gara mau mengeksekusi hasil tulisanku dalam bidang pertanian tersebut.

Panen Kankung (18 September 2019)

Dan baru bulan Oktober, bisa agak longgar waktunya untuk menulis kembali, karena semua yang kurancangkan bertani dengan sistem hidroponik sudah bisa berjalan bahkan menghasilkan. Sayuran-sayuran, seperti kankung, selada hingga sawi sudah diorder oleh tetangga-tetanggaku, kawan sekerja hingga rumah makan yang ada di daerahku.

Alasan kelima, kompasiana punya event spesial di tiap tahun-nya yakni konvasianaval. Event tersebut merupakan event akbar dimana memungkinkan para ribuan blogger bisa berkumpul bersama. Menghadiri acara tersebut akan ada banyak inspirasi yanga akan didapatkan, karena memang mengundang atau menghadirkan para pembicara atau tokoh-tokoh nasional yang penuh dengan segudang pengalaman dan solusi. Maka ketika sudah pulang dari sana akan ada sebuah api semangat baru  untuk bisa berkarya lebih.

Pengennya untuk tahun ini bisa pergi ke sana, tapi sepertinya masih terkendala diongkos. Padahal sudah regristrasi online dan sudah dapatkan QR code sebagai tiket bahwa kita sudah terdaftar. Untuk tahun ini sepertinya hanya bisa berharap saja, dan hanya satu doa ku, semoga ada donatur yang bisa talangin transportnya saja. Pasti akan sangat berterimakasih sekali dan bersyukur bangat.


Kemudian di event itu-pula akan diumumkan para kompasianer pilihan yang akan mendapatkan award atau pengghargaan spesial. Ada sekitar 7 penghargaan yang mungkin bisa kita dapatkan. Dan satu-satunya penghargaan yang mungkin kutunggu-tunggu dan namaku bisa diumumkan suatu saat nanti, adalah Kompasianer of the Year...

Dan ketika aku boleh mendapatkan itu, entah di tahun berapa-pun itu, tapi harapannya paling lama lima tahun lagi, maka itu adalah pencapaian terbesarku di dalam dunia kepenulisan. Semoga.

Terakhir, tak lupa untuk mengucapkan selamat ulang tahun di #11TahunKompasiana. Sungguh kompasiana menjadi satu-satunya flatform blogging yang #BeyondBlogging .   

#11TahunKompasian
#BeyondBlogging

        

Minggu, 09 Juni 2019

Benarkah Rp.20 juta per Unit Bus, Mudik DKI Murah, Cek Harga, Itu Bisa Sewa 1 Bulan?



Bersyukurnya juga ada banyak tersedia dari pemerintah kita untuk pengadaan layanan mudik gratis. Bahkan salah satu sang penguasa di DKI-pun yang katanya orang yang pertama mengadakan mudik gratis di lingkungan DKI, merasa begitu berbangga bisa memberangkatkan puluhan ribu orang pulang ke kampungnya.

Tapi di tengah-tengahnya ada banyak gunjingan karena sang penguasa DKI tersebut disinyalir permainkan jumlah besaran anggaran.

Inilah kekuatan dari media yang begitu ketat yang bisa menarik setiap isu-isu yang terpampang atau diambil oleh para pemerintah saat ini. Sehingga kalau tidak segera diklarifikasi oleh yang bersangkutan, maka isu yang disebarkan itu bisa jadi mengandung kebenaran yang masih akan terus dipegang.

Seandainya media tidak menyorot, entah kemana lah itu semua anggarannya. Dan para bawahannyapun  langsung klarifikasi pernyataan dari sang bosnya itu.

Dimana seperti yang dilansir oleh kompas.com (9/6/2019) bagaimana anggaran pemerintah provinsi DKI seakan menjadi pertanyaan dan gunjingan banyak pihak. Setelah menganggarkan untuk anggaran mudik mereka di tahun 2019 ini sebesar Rp.14 miliar tersebut, ternyata jika dibagi kepada para pemudik yang berjumlah 17.427 orang maka didapatkan per orangnya sebesar Rp.823.500,-.

Tentu hal ini mengundang banyak pertanyaan, terutama kepada sang Gubernur sendiri yang seakan memberikan angka yang terlalu besar untuk penanggaran biaya mudik gratis dari pemerintah. Sebab untuk melakukan mudik paling besar akan mencapai 500 ribuan per orang, dan tentu tidak bisa pukul rata dan akan disesuaikan juga berdasarkan jauhnya.

Tapi oleh Dinas Perhubungan DKI pun akhirnya membantah tentang anggaran isu tersebut. Bahwa khusus untuk sewa bus aja anggaran yang dikeluarkan hanya hampir Rp.11,5 miliar. Total Rp, 14 miliar tersebut karena ada anggaran untuk sewa truk untuk mengangkut motor para pemudik tersebut. Jadi jika dihitung-hitung, maka total angaran yang dikeluarkan oleh pemerintah provinsi DKI Jakarta, per orangnya anggarannya hanya Rp.358 ribu per orang.

Dengan perhitungan sewa per busnya anggarannya hampir Rp.20 juta pulang pergi. Dengan total armada bus yang disewa sebanyak 594 bus jumlahnya. Meskipun dinyatakan perbus-nya sebesar Rp.20 juta per tiap unitnya, hal ini pun disinyalir juga masih terlalu besar anggarannya.

Apalagi ini sekelas anggarannya pemerintah ibu kota Indonesia, Jakarta. Tentu akan ada harga-harga khusus yang bisa diberikan oleh jasa penyedia transportasi yang ada bagi kepentingan pemprov DKI khususnya.


Coba kita bisa mengecek harga dari tarif-tarif bus yang ada. Dimana untuk kategori dalam menjalankan program mudik gratis tersebut tentu bisa saja masuk dalam tarif bus pariwisata yang ada. Dimana bukan satu saja yang sanggup menyediakan anggaran di bawah 10 juta per busnya. Bahkan ada banyak penyedia jasa layanan bus tersebut yang juga memberikan harga tarif bus yang jauh lebih murah.

**Pertama web dari  Tunas.trans.web.id**    

Untuk tujuan yang paling jauh saja dengan durasi waktu selama 5 hari pulang pergi dengan jasa mereka, hanya berkisar Rp. 9,3 juta. Itu artinya bus tersebut-pun jika tetap distand-by kan di masing-masing poll tiap-tiap daerah yang dituju, anggaran segitu masih sangat cukup.

Sedangkan bagaimana yang dianggarkan pemprov DKI, yakni sebesar 19,3 juta per busnya? Maka kira-kira selisih harga dari kota tujuan terjauh saja, Pemprov DKI bisa mengantongi uang Rp.10 juta per busnya.

Tentu harga per busnya akan berkurang jika menuju kota yang tidak begitu jauh dari Surabaya, seperti Semarang, dan beberapa kota-kota besar lainnya di Jawa Tengah dan di Jawa Timur. Berapa potensi uang yang bisa ditilap?

**Kedua, Tarif dari Jayatransportindo.com**

Untuk bus ini jauh lebih ngeri jika anggaran yang dianggarakan DKI nilainya seperti di atas tadi Rp. 19.3 juta perbulan. Di penyedia jasa layanan transport tersebut anggaranya untuk wilayah dalam provinsi saja, sewa per busnya, 1 bulan hanya Rp. 25 juta saja.

Artinya dengan anggaran sebesar Rp.19 juta sekian, Pemprov DKI usai melakukan hajatan mudik gratis pada lebaran, uang yang tersedia masih cukup untuk lakukan jalan-jalan selama kurang lebih dua minggu lagi.

Jadi murahnya dimana, anggaran DKI Jakarta yang sebesar itu? Untuk urusan ini, harusnya KPK bisa mengawasi dengan betul pemakaian anggaran yang mencapai Rp.14 miliar tersebut. Benar gak nilai segitu yang dikeluarkan mereka? Atau upaya untuk masuk kantong pribadi.   

Selasa, 16 April 2019

Dibalik Viralnya Sexy Killers, dari Ramuan Hingga Data-datanya, Real Pojokkan Jokowi-Maruf

 
Entah maksud apa dari penayangan video Sexy Killer yang boleh dikatakan baru 3 hari saja tayang, di hari ketiga ini, tayangan per  dua jamnya traffic dari viewnya bisa meningkat 500 ribuan. Dimana jika kita cek peningkatan dari view-nya sungguh amat mencengangkan dan menggoyaang konstelasi dan kepercayaan dari para pemilih pemula yang akan mungkin-mungkin mengalihkan pilihannya.

Dimana total viewnya saja per hari ini Selasa (16/4) pada pukul 19.00 WIB sudah mencapai 7,9 juta. Padahal pukul 17.00 lalu angka trafficknya sekitar 7,4 juta. Maka kita tinggal melihat betapa angka dasyatnya nanti kira-kira hingga pada pukul 00.00 WIB. Apakah akan menyentuh angka 10 juta penonton?


Penulis sendiri melihat secara garis besar bahwa tayangan ini justru sangat memojokkan pihak Jokowi dan orang-orang yang ada di belakangnnya. Terutama amat sangat menyerang Bapak Luhut Binsar Panjaitan. Maka jika melihat film ini, mungkin kita harus memasang kecermatan mata kita di dalam melihat angka-angka ataupun data-data yang ditampilkan.

**Melihat Ramuannya**

Adapun ramuannya boleh dibilang sangat apik di dalam menyampaikan sejak dari awal atau di pembukaannya. Di awali dengan kisah seorang sepasang suami istri yang baru menikah dan bagaimana mereka menghabiskan item per item listrik yang dihabiskan dengan peralatan-peralatan yang ada di rumah tangga kita pada umumnya. Seperti laptop, TV, smartphone, kulkas dll.

Bahkan boleh dibilang pembukaannya sangat spektakuler merebut perhatian kita. Apakah akan bentuk drama atau tidak? Tapi akhirnya yang dimunculkan persis seperti omongannya Bapak Sandiaga Uno, Ibu ini, Ibu itu, Bapak ini dan Bapak itu. Sehingga dengan kesaksian satu, dua dan tiga orang saja maka akhirnya bisa menyimpulkan bahwa apa yang sudah dikerjakan oleh Pemerintah selama ini betul-betul menyengsarakan rakyat secara keseluruhan.


Kemudian pada isi atau kontentnya tentang upaya untuk menolong lingkungan kita dan bagaimana terganggunya si pembuat video akan PLTU dan bagaimana batubara di keruk oleh perusahaan-perusahaan besar yang didalamnya ada orang-orang pemerintahan. Bagaimana seolah-olah Bapak Luhut Panjaitan-lah yang berada di belakang seluruh perusahaan-perusahaan yang berkuasa di dalam merealisasikan mega proyek  listrik yang harus dikerjakan pada zamannya Jokowi.

Dan di bagian penutup bagaimana wanita-wanita seksi yang seolah ingin memanjakan mata kita seakan ingin menunjukkan bahwa the *sexy is the real killer.* Supaya judul sama isi sama nyambungnya.

**Melihat Data-Data yang ditampilkan**


Bagi yang sudah menonton, mungkin kita sama-sama mencoba melihat detil demi detil data-data yang ditampilkan di dalam video tersebut. Dimulai dengan skenario di menit 23 :05, PT yang dimiliki oleh Luhut Panjaitan yang perusahaan Induknya PT Toba Bara,yang mempunyai 3 anak perusahaan yakni PT Adimintra Baratma Nusantara (13 lokasi), PT Trisena Mineral Utama (14 lokasi) dan PT. Indomining (14 Lokasi). Serta satu anak perusahaan, yakni PT Kutai Energi (9 Lokasi). Dengan total lahan yang dikuasi hanya 14.000 HA.  


Kemudian di menit 38:57, ditunjukkan bagaimana akhirnya PT Saratoga Investma Sedaya yang dimiliki oleh Sandiaga akhirnya dijual  ke PT Toba Bara dengan nilai Rp.130 Miliar. Kemudian ada wawancara Aiman dengan Sandiaga yang mengakui sahamnya memang dijual di 3 hari berturut-turut bulan November 2018, 26,27, 28 November  dengan nilai : 10 juta, 39,4 juta dan 28 juta lembar saham. Seakan-akan PT Toba Baralah yang kini akhirnya menguasai saham yang dimiliki oleh PT Saratoga.

Lanjut tentang data PT Rakabu Sejahtera yang dimiliki oleh Jokowi, yang dinyatakan dalam menit 1:07:45, bahwa PT tersebut kini bukan hanya bisnis tentang mebel dan furniture, pengeÄ«lolaan kayu, pengangkutan hingga kebutuhan rumah tangga, juga sudah melebarkan bisnisnya  dalam bidang konstruksi, pembebasan lahan, real estate, properti, pengerjaan beton, instalasi mesin, jaringan telekomunikasi, multimedia, reklame dan perikalanan dan pengembangan wilayah transmigrasi.


Dimana dinyatakan bahwa PT Toba Bara yang dimiliki oleh Luhut bersama tim Bravo 5 pada tiga anak perusahaannya, telah memberikan modal awal untuk mengembangkan PT Rakabu Sejahtera sebesar Rp.31 miliar untuk bisa mengembangkan bisnis dari mebel ke seperti yang ditunjukkkan di atas, yakni ke berbagai sektor.

Bahkan dinyatakan lagi bagaimana Gibran Rakabuming sebelumnya menjadi direktur PT Rakabuming tapi sekarang digantikan oleh anak bungsunya Kaesang Pangerap. Padahal jika kita lihat bagaimana Kaesang sendiri, statusnya masih kuliah di Singapura, kemudian dia juga sibuk dengan bisnis pisangnya. Apakah sempat mengurus bisnis PT Rakabu Sejahtera? Apalagi Gibran, yang jelas-jelas punya bisnis martabak, dan kini sudah mulai mengelola di beberapa tempat lainnya juga.

Jadi untuk hal ini, kira-kira data-datanya semua ngibul alias masih butuh konfirmasi lebih lanjut lagi. Sebab kita lihat sendiri, Bapak Jokowi sendiri tidak memberikan kesempatan sama sekali kepada anak-anaknya untuk menggunakan kekuasaan yang dimiliki papanya dinikmati oleh anak-anaknya. Bahkan untuk jualan pisang atau martabak saja dilarang untuk menjualnya ke pemerintahan.

Kemudian di menit 1:14:03 mencoba menghubungkan ke Kyai Maruf Amin lewat bisnis syariah yang seolah-olah dikeluarkan olehnya melalui badan usaha syariah di MUI. Dimana pemberian label halal ke 6 perusahaan dari 10 penambang terbesar di Indonesia,  dicurigai ada upaya-upaya terselubung. Yakni ke PT Adaro Energy, Indika Energy, IndoTambangraya Mega (TMG), Harum Energy, Bayan Resources, Tambang Batu Bara Bukit Asam PT Toba Bara Sejahtera (TOBA).


Diduga 10 penambang ini akan menikmati kue usaha pengembangan 35 ribu Mega Watt listrik teralisasi di Indonesia. Sebab di samping pengembangan PT Penambangan tersebut juga berdiri PLTU yang diduga menjadi biang keladi perusak lingkungan terbesar di Indonesia ini.

Sehingga diduga besar hubungan dan adanya unsur kepentingan dari masing-masing pemerintahan yang sedang berkuasa saat ini dan bagaimana proses majunya mereka untuk kembali berkuasa.


Padah/al kita ketahui sendiri bagaimana Kyai Maruf Amin sudah tidak menjabat apa-apa lagi di MUI. Tapi di video tersebut jelas menunjukkan bahwa ada unsur kepentingan bisnis yang sedang terjadi.

Maka kesimpulannya apa yang bisa kita dapatkan dari viralnya video Sexy Killer di atas? Benar-benar ingin merusak bahwa jalannya pemerintahan sekarang-pun yang sudah baik saja, dirusak oleh data-data yang dimunculkan sekarang ini. Ingin menyatakan bahwa pemerintah bukan hanya turut ambil bagian didalam merusak lingkungan alam kita, juga ada unsur kepentingan bisnis dari masing-masing politikus yang sedang berkuasa ingin mengamankan usahanya yang kini sedang berkembang.

Oleh karena itu, mungkin ada baiknya dari pihak TKN segera mengkonfirmasi dari viralnya video movie ini. Sebab kita masyarakat ingin tahu data dan fakta kebenaran sebenarnya bagaimana?
   

Sabtu, 02 Februari 2019

Tanya Dirimu : Apakah Engkau ini Bukan Laki-Laki?



(1 Samuel 26 : 7-25) 


Ini menjadi bagian kedua tulisanku tentang tiap 10 hari perjalananku di sepanjang tahun 2019 ini. Dimana ujungnya dari seri #inpirasi10HariBersamaTuhan ini tentu bukan menjadi sesuatu catatan yang biasa saja, tapi ada harapan kedepannya ini jadi seri perjalanan bersama Tuhan yang bisa menginspirasi para pembaca sekalian. Dan kedepannya akan dalam bentuk format buku.

Dengan tulisan pertamaku tepat di tanggal 10 Januari lalu, menuliskan tentang “Beda Pendidik, Anak dan Bapa” (1 Korintus 4 :15), di dalam menghadirkan kerajaan Allah bisa hadir di bumi ini. Dimana penekannya kita bisa punya banyak pendidik di dalam Kristus, tapi hanya satu bapa kita. Yaitu sosok bapa yang telah memperkenalkan kita kepada siapa Kristus itu sesungguhnya.

Untuk menjadi sosok ‘anak’ juga penting, dimana ketika Paulus boleh memberikan anak-nya supaya jemaat yang dilayani di Korintus tidak terpecah, yang akhirnya hilang dan binasa karena tidak punya sosok teladan yang riil kembali. Maka Timotius adalah jawaban dari pemberian teladan hidup Paulus yang sudah dihidupkkannya.

Ternyata untuk menjadi laki-laki itu sulitnya luar biasa. Ada resiko yang harus ditanggung jika kita tidak menjalankan peran tersebut di dalam kehidupan kita sehari-hari. Disamping itu untuk menjadi lelaki Tuhan, hal itu adalah sebuah amanah yang harus kita kerjakan juga.

Maka kali ini ketemu dengan perikop dari satu ayat alkitab, yang ayatnya begitu keluar dan menjadi rema yang begitu dalamnya. Hal ini juga kubagikan saat sharing firman ibadah subuh bersama dengan mahasiswa pada Senin (21/1/2019) pagi.

Tertulis jelas di dalam perikop 1 Samuel 26:15, “ Apakah engkau ini bukan laki-laki?” Jika kita lihat dalam perikop lengkapnya, Kemudian berkatalah Daud kepada Abner,”Apakah engkau ini bukan laki-laki? Siapakah yang seperti engkau di antara orang Israel? Mengapa engkau tidak mengawal tuanmu raja? Sebab ada seseorang dari rakyat yang datang untuk memusnahkan raja, tuanmu itu. “

Sebuah pertanyaan yang sarkas yang harus kita perhatikan baik-baik di dalam kehidupan kita sehari-hari. Sebab tak jarang kita melihat bahwa hidup bersama dengan sesama jenis adalah suatu kelumrahan dalam hidup kebanyakan orang sekarang. Apalagi hidup yang demikian sudah mendapatkan pengakuan beberapa negara di dunia ini.

Padahal ini jelas, bahwa hidup yang demikian adalah kekejian bagi Tuhan. Jangankan untuk hidup bersama dengan sesama jenis, tindakan untuk memakai pakaian laki-laki oleh seorang perempuan demikian juga sebaliknya (ulangan 22:5), jelas Tuhan nyatakan perbuatan dan tindakan yang demikian adalah kekejian bagi-Nya.

Maka ketika Daud mempertanyakan pertanyaan ini kepada Abner, “Apakah engkau ini bukan Laki-Laki?” Menjadi suatu pertanyaan yang sama yang bisa kita renungkan bersama makna dibalik perkataan tersebut di dalam kehidupan kita saat ini.

Tentu Daud sudah melakukan perkataan ini terlebih dahulu, baru dia akhirnya boleh memperkatakannya. Dimana ada 4 hal permenungan tentang bagaimana menjadi seorang laki-laki itu, dan kelimanya sudah dilakukan oleh Daud tentunya.

Pertama, Daud punya prinsip di dalam hidupnya (ay 9). Sekalipun Daud begitu dikejar-kejar oleh Bapak Mertuanya sendiri dan akhirnya Saul tampak tertidur di tengah-tengah perkemahan, tentu ini  adalah kesempatan yang  luar biasa untuk membunuh sang raja Saul. Tapi apa yang diperkatakannya, “Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?”

Prinsipnya dia ataupun prajurit yang bersama dengannya tidak akan pernah untuk menyentuh atau membinasakan orang-orang yang sudah diurapi oleh Tuhan. Hal itu tampak jelas juga ketika Daud akhirnya memerintahkan memenggal orang yang membawa kabar tentang kematian Saul, musuhnya itu.

Oleh karena itu, menjadi laki-laki di masa kekinian harus punya prinsip di dalam hidupnya. Sebab kalau tidak, hidupnya akan senantiasa terombang-ambing dibawa oleh angin kehidupan.

Kedua, miliki tanda pengenalan itu. Ayat 15 berkata, Daud mengambil tombak dan kendi dari sebelah kepala Saul, yang bisa dijadikan tanda bahwa Abner sesungguhnya sudah lalai sebagai seorang pria. Artinya bahwa menjadi seorang Pria harus bisa mengenali tanda-tanda dari fase-fase kehidupan yang sedang dilaluinya, yang bisa dijadikan bahwa dia tetap bertahan bahkan menang di dalam hidupnya.

Ketiga, punya tugas dan tanggung jawab yang penuh yang harus diemban dalam hidupnya. Artinya ketika kita sudah mulai lengah di dalam kehidupan tersebut, mungkin ada baiknya mempertanyakan pertanyaan judul di atas, dalam kehidupan kita. “Apakah aku ini bukan laki-laki?” Kok aku mulai loyo, kok aku mulai sembarangan, kok aku mulai malas, kok aku bisa kalah.

Sehingga ketika kita bisa mempertanyakan ini, tentu akan menjadi satu energi positif untuk bisa membalikkan keadaan dari yang terpuruk kembali bersemangat, dari merasa yang tidak sanggup akhirnya bisa “finishing well”.

Keempat, ingat menjadi laki-laki taruhannya besar. Dimana nyawa kitapun akhirnya dipertaruhkan, ketika kita gagal di dalam menjalankan fungsi kita sebagai seorang laki-laki. Daud jelas berkata di ayat 15, Demi Tuhan yang hidup, kamu ini harus mati, karena kamu tidak mengawal tuanmu, orang yang diurapi Tuhan itu.

Setelah kita melakukan 4 fungsi di atas, jadi apakah untungnya bagi kita yang tetap berhasil menjalankannya. Setidaknya ada tiga hal yang akan boleh kita dapatkan. Pertama di ayat 23 jelas dinyatakan, Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang. Yang kedua dan ketiga ada di ayat, 25. Menjadi orang yang sangat diberkati Tuhan, dan tak ada yang tidak bisa kita perbuat. Artinya kita punya kesanggupuan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang rumit sekalipun.

Penulis adalah pelayan desa dalam komunitas wadah PESAT

Rabu, 16 Januari 2019

Menulis dengan Asus di Kampung Mertua, Darurat Sinyal dan Jalannya, Liburan Tetap Asik

(Part Two)
Menulis di Kampung



Sebagai seorang penulis maka kemanapun yang namanya laptop bisa dipastikan tidak akan pernah tinggal. Baik ketika liburan sekalipun atau entah kemanapun pergi, bisa dibilang Laptop menjadi satu-satunya hal yang dibutuhkan untuk bisa mewujudkan karya-karya kita. Meskipun sudah ada HP ata gadget yang bisa dipakaikan untuk menulis,tapi sebagai penulis, kesan untuk menulis pakai laptop jauh lebih enak dibandingkan dengan hanya menggunakan HP doang.

Maka ketika pulang kampung kemarin, aku dan keluargaku memutuskan untuk pergi liburan ke tempat ke dua orang tua kami, yakni yang ada di Sibolga pas moment natalan, dan berada di Kisaran pada saat tahun baruan. Dan bisa dipastikan laptop Asus Transformer-ku tidak akan pernah ketinggalan, di dua kota itu. 




Jika di Sibolga, diriku tidak masalah dengan yang namanya sinyal. Tapi jangan tanya jika berada di berada di Kisaran. Bukan di kotanya, jauh dari pusat kota dan masuk ke dalam-dalam lagi, di sebuah pedesaan yang jalannya bisa dibilang sangat mengguncang perut dan menyakiti mata serta menyesakkan dada. Karena setengah jalannya masih berupa tanah, batu dan pasir. 

Untuk kasus jalan ini-pun, akhirnya aku buat sebuah tulisan ke media online, berharap supaya kepala desanya atau orang yang terkait bisa melirik tulisanku, dan ada perubahan. Sebab memang sudah keterlaluan, masak hingga dua keperiodean-nya memimpin desa, seakan masih bersemangat melihat jalan yang demikian parahnya?



Bersama dengan Asus Transformer Book T101 AH, kumulai untuk tetap bisa berkreasi, walau sedang liburan natalan ataupun tahun baruan. Maka bisa dibilang hampir setiap hari aku keluar dari rumah,  ke jalan besar tongkrongin sebuah kafe, yang harganya lumayan terjangkau lah. Dengan pesan 1 gelas kopi saja, maka dari siang hingga sore-nya aku tetap berada di situ.

Asus Transformerku ini termasuk tipe yang lumayan bandal, terutama dalam hal baterenya, yang terbilang awet. Meskipun dengan kondisi setengah pakai, laptop ini baru bersamaku, daya tahannya bisa cukup lama, bertahan hingga sampai 5 jam jika aku aktif bekerja dan menulis dengannya.

Ditambah lagi dengan sistem operasinya Windows 10 pro, dan layar nya model layar sentuh, bisa dipisahkan juga dari keyboarnya, maka menambah kesan high class bagi orang yang menyaksikan aksi kita tersebut. Sangat terbantu juga dengan fasilitas bloototh dan audio yang lumayan kencang.
Artinya apa dengan mengungkap segala spesifikasi Asus Transformer BOOK T101HA tersebut di atas. Adanya kepusan yang tinggi terhadap produk tersebut. 


Apalagi dikabarkan ada produk terbaru dari ASUS dengan spesikasi yang sangat tinggi, sehingga pantas harganya dibandrol sebesar Rp.26 juta-an lebih.

Disamping prosessor yang sudah menggunakan I-core 7 dan RAM-nya sebesar 16 Giga, spesifikasi yang sangat teranyar, baterenya juga lumayan tahan lama. Bisa bertahan hingga sampai 13,5 jam.  Bahkan jika dicharger hanya butuh waktu 50 menit, baterenya sudah terisi hampir 60 persen. Hal ini penting bagi seorang penulis karena tak selamanya tempat yang kita kunjungi punya aliran listrik.


Bentuk keyboard dan tuts-tutsnya dirancang dengan memperhatikan kenyamanan si pengguna. Sebab jarak antar tombol juga cukup berjarak, dan permukaan tombolnya lumayan halus, sehingga nyaman untuk kita mengetik.
 
Tampilan laptop yang stylish dan mewah, ketika kita bisa memilikinya, maka terkesan harga diri kita-pun bisa turut naik jika kita terlihat memakainya. Jadi pengen deh tahun #2019PakaiZenbook. Maka next liburanpun bisa kian tampak mantap apalagi #LiburanAsikDenganLaptopASUS menambah performa kita pun kian cetar membahana, layaknya seperti seorang Syahrini yang super duper maksimal jika ingin berkarya dan melakukan sesuatu.  

Liburan dekat Rumah Opungnya Nuel @SngapuraLand

Jadi meskipun kondisi jalan ke sana tampak setengahnya rusak, ditambah dengan kondisi sinyal yang darurat, maka keberadaan Asus tetap liburan ke kampung mertua tetap asik. Dan pernah satu hari di sela liburan tersebut pergi ke tempat water park, nama tempatnya @SingapuraLand. Ngomong satu hari supaya aku bawa ASUS-ku, supaya bisa juga kerja di sana, tapi istriku bilang perkataan bijak, orang kita mau berenang kok, mau kerja dimana? 

Thanks for :
@asusid dan @mirasahid.

#LiburanASikDenganLaptopASUS  
#2019PakaiZenbook  
#AsusxMiraSahid  

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...