Senin, 28 Mei 2018

Tips Praktis Membangun Bangsa yang Dimulai Dari Membangun Keluarga

 
Keluargaku Bersama Keluarga Mentor kami



Bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki budaya baik di dalamnya segala interaksinya.Kemudian sifat ataupun karakter yang ditunjukkan dari setiap anak bangsa adalah karakter yang kuat atau tangguh, tidak suka memaksa, apalagi merasa paling benar diantara semuanya. 

Sebab kalau merasa sudah paling benar dengan keyakinan yang ada bisa dipastikan akan menimbulkan banyak polemik, dan tidak menutup kemungkinan akan terjadi kekerasan dan menganggap biasa peristiwa dari bom bunuh diri yang terjadi beberapa waktu yang lalu.

Peristiwa bom kemarin, bukan hanya mengejutkan kita, tapi juga membuat kita geleng-geleng kepala. Kok bisa dari sebuah keluarga yang tampaknya harmonis, berkecupan bahkan tampak mewah rumah yang mereka tinggalin,tapi kemudian akhirnya memiliih untuk mengakhiri bukan saja nyawa dari si Kepala keluarga, bahkan istri hingga anak-anaknya juga harus dikorbankan dengan ideologi rusak seperti itu?

Apa yang salah dengan sistem kekeluargaan di masing-masing keluarga kita? Perlu mencermati supaya kita tidak terjatuh di dalam jurang yang sama.

Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa posisi keluarga memegang peranan yang penting di dalam kemajuan bangsa ini. Artinya ketika keluarga dan anggota keluarga semuanya sehat, kuat, dan cerdas, umur  atau harapan hidup yang panjang, tidak terjadinya giji buruk, apalagi ada anak yang stunting,, maka hal itu jugalah yang akan mencerminkan kondisi bangsanya sedang berada dimana.

Sebab kualitas keluarga yang baik akan menjukkan kualitas suatu bangsa yang baik. Dan hal itu tidak terlepas di dalam kita membangun keluarga kita masing-masing.

Berikut mungkin yang dapat kita lakukan untuk bisa membangun keluarga kita, yang tentunya akan memberikan sumbangsih di dalam membangun bangsa ini.

Pertama, memiliki visi atau tujuan keluarga ini terbentuk untuk apa? Apakah hanya untuk sekedar supaya dibilang tidak laku? Atau memang ketika memutuskan berkeluarga untuk suatu hal yang besar yang akan direngkuh bersama ketika keluarga ini terbentuk. Tentu hal ini tak terlepas juga dari nilai-nilai apa yang akan coba dikembangkan di dalam keluarga. Miliki nilai inti atau core value  tersebut, maka niscaya nilai itu yang akan memimpin keluarga kita akan mengarah kemana.

Contohnya, visi atau nilai yang boleh ditempelkan di dalam rumah, yakni jujur, disiplin, kerja smart, setia, dan tidak lupa bahagia. Maka ketika nilai-nilai tersebut terpampang, dan setiap hari kita saksikan maka lambat laun nilai-nilai tersebut akan merasuk ke pikiran dan hati kita. Sehingga akhirnya nilai tersebut bisa kita miliki. Dan yang lebih utama adalah memastikan bahwa nilai keluarga kita, tidak mengikuti nilai keluarga semacam nilai yang dimiliki oleh keluarga yang memilliki paham radikal atau semacam paham terorisme.Seperti kasus keluarga yang diatas.

Kedua, ciptakan momen-momen yang bisa mendorong kita maupun anak-anak kita, untuk bisa memiliki visi atau nilai inti yang ada dalam keluarga kita. Yakni ketika anak mulai tampak tidak jujur, dan banyak alasan, tentunya bisa membuat semacam treatment atau cara supaya dia  mengakui apa yang sedang dilakukannya. Tentunya tidak dengan intimidasi, melainkan mencoba menjadi seperti mereka sehingga mereka akhirnya bisa terbuka.

Tapi yang paling efektif untuk momen ini, adalah dengan menjadikan diri kita teladan yang baik dulu. Sebab anak-anak kita lebih banyak belajar dari apa yang kita perbuat, dibandingkan dengan apa yang kita katakan.

Ketiga, selalu melakukan evaluasi. Baik terhadap segala tindakan, ucapan, dan kalau bisa pikiran kita. Bersama-sama dengan istri dan anak-anak. Kalau bisa jangan terlalu kaku momen evaluasinya, supaya tidak merasa terintimidasi apalagi menjadi tambahan beban baru. Cari suasana atau tempat yang santai. Mungkin bisa kita lakukan setiap hari, seminggu sekali dan bahkan sebulan sekali.

Fungsi evaluasi tersebut yakni untuk bisa menilai apakah kita sudah berada di jalur atau track yang benar tentang nilai-nilai yang sudah kita tetapkan sebelumnya bersama dengan anak.

Keempat, yang mungkin tak kalah pentingnya adalah miliki mentor atau keluarga yang bisa menegor, atau menilai keluarga kita sudah sampai sejauh mana perjalanan keluarga kita. Ini penting sebab ketika seandainya suami dan istri cekcok atau berselisih, maka keluarga inilah tentunya yang akan bisa menolong kita. Sehingga permasalahannya tidak tambah semakin runyam, tapi bisa terselesaikan dengan baik.

Caranya cari orang atau keluarga yang bisa memontori keluarga kita dan tentunya keluarga tersebut dekat dengan kita. Tidak merasa segan apalagi canggung ketika kita bisa share ke beliau. Cirinya adalah tentunya keluarganya juga merupakan keluarga dengan kondisi dan memiliki jiwa, kerohanian, maupun pikirannya yang jauh berada diatas kita. Dan kita menyerahkan kontrol yang penuh bagi mereka untuk menilai dan menolong kita.

Demikianlah sedikit tips praktis yang boleh kita cermati bersama. Meskipun sedikit, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...