Kerap kali seorang Fadli Zon,
juga bersama rekannya, Fahri Hamzah akan selalu duluan memberikan komentar
negatif, tentang hal apapun itu yang sedang dikerjakan Bapak Presiden kita, Apalagi
akhir-akhir ini, Fadli Zon tampak selalu menjadi super nyinyir bagi Jokowi. Mulai
dari kehidupan pribadi Bapak Jokowi hingga segala kebijakan yang diambil oleh
Bapak Jokowi, seakan-akan semuanya salah di mata Bapak Wakil Ketua DPR kita
ini.
Seperti ketika pernikahan
Putrinya waktu lalu, baik Fadli maupun Fahri sama-sama nyinyirnya. Fadli Zon
berkicau, seperti yang dilansir oleh Liputan6.com (8/11/2017) bahwa dalam tiga
tahun menjabat sebagai presiden, Jokowi telah menikahkan dua anaknya. Tinggal
satu anaknya yang belum dinikahkan.
Kemudian, dia menyatakan bahwa semua Presiden RI kalah dengan Jokowi dalam
urusan menikahkan anak. Lalu membubuhinya pada kicauanya, “Kerja, kerja, kerja.”
Setali tiga uang, Fahripun demikian.
Dalam pemberitaan liputan6.com (7/11/2017), Seorang Fahri Mencoba mengungkit
masalah kemewahan pernikahan Kahiyang dan undangan yang super banyak. Ia
mengingatkan bahwa seorang pejabat publik hanya boleh mengundang 400 orang
saja. Kemudian pestanya cukup diadakan sederhana saja. Hal itu diungkapkannya
di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.
Dalam hal pembangunan yang begitu
massif yang sedang terjadi di Papua, dan di beberapa wilayah Indonesia,
sindiran, nyinyiran dari seorang Fadli Zon tidak akan pernah usai. Menurutnya
konsep pembangunan yang sedang dikerjakan oleh Bapak Jokowi, tidak jelas dan
tidak berkonsep. Seperti yang dilansir oleh viva.co.id (30/12/2017).
"Ini bisa kita
lihat dari jargon yang dibangun. Saat naik, pemerintah mengusung jargon
‘Revolusi Mental’, seolah itu akan jadi ‘blue
print’ kerja selama lima
tahun. Tapi kemudian mereka bangun ternyata adalah infrastruktur fisik. Jadi,
antara wacana yang diproduksi dengan praktik yang dikerjakan tidak
nyambung," kata Fadli dalam pesannya.
Apalagi ketika
merebak kasus Kejadian Luar Biasa di Asmat, tentang penyakit Difteri dan wabah
campak, yang mengakibatkan puluhan anak meninggal. Peristiwa ini menjadi
sasaran tembak langsung oleh Gerindra, seperti yang terdapat dalam akun
official facebook mereka. Mencoba menyindir pembangunan akses jalan sudah
sangat baik, tapi kontras dengan kejadian KLB Difteri maupun penyakit campak. Merasa pembangunan yang sedang dikerjakan
bukanlah program human oriented.
Dan terakhir, yang
paling update akhir-akhir ini, ketika Bapak Jokowi telah mengunjungi
lima kawasan negara Asia Selatan Minggu lalu. Pada peristiwa yang paling
menegangkan, ketika mengunjungi Afganistan, segala tindakan dan keberanian
Bapak Jokowi untuk datang kesana, oleh Bapak Fadli Zon, kunjungannya hanya
semata pencitraan diri saja. Apalagi ketika menjadi imam sholat di masjid yang
ada Afganistan.
Fadli Zon mengungkapkan,
seperti yang diberitakan oleh Kompas.com (30/1/2018) berikut,
"Kalau imam sholat kan biasa yah, presiden seharusnya
imam dari rakyat Indonesia membawa apa yang diharapakan. Kalau jadi imam
bagus-bagus aja. Saya kira itu pencitraan yang bagus lah," kata Fadli di
Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/1/2018).
Kemudian lanjut, Fahri Hamzah,
mengungkapkan supaya perjalanan Bapak Jokowi ke Afganistan tidak terlalu di
dramatisir, itu biasa saja. Dia membandingkan pengalamannya sewaktu kunjungan
kerja ke Irak. Berikut pernyataannya kepada wartawan dalam pesan singkatnya.
(kompas.com,30/1/2018)
"Saya terbang ke Irak dalam suasana yang belum aman,
dimana hanya green zone, daerah yang terbatas sekali 12 kilometer yang dijamin
aman, yang lainnya itu tidak aman, tidak ada masalah kita terbang saja,"
kata dia.
Padahal, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera
Hidayat Nur Wahid menilai, kedatangan Jokowi ke Afghanistan adalah hal yang luar biasa. Bapak Nur
Wahid memuji dan menyatakan bahwa seorang pemimpin itu tetaplah seorang Hamba
Allah, yang patut diikuti. Seorang pemimpin yang sesuai dengan kepemimpinan seorang
imam ketika memimpin sholat. Beliau menyatakan lagi supaya hal ini bisa
membekas, dan tetap dipertahankan di kemudian hari.
"Satu hal yang luar biasa, presiden RI yang kedua
kali datang ke Kabul (setelah Soekarno), Afghanistan, jadi imam, dan melakukan
fungsinya dengan baik," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa
(Kompas.com,30/1/2018).
Keberanian Bapak Jokowi sudah
selayaknya diacungi jempol. Berani untuk tetap melanjutkan kunjungan ke Kabul,
Afganistan, meskipun dua hari sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri yang
menewaskan sedikitnya 103 orang. Kemudian ada peringatan dari travel warning, data badan inteligen
yang menekankan, bahwa negara tersebut tidak aman untuk dikunjungi.
Tapi, yang namanya Bapak Jokowi, bisa
dipastikan beda. Tidak muluk-muluk, tetap berjalan sesuai dengan agenda yang
sudah ditetapkan. Bahkan berdasarkan cerita Bapak Pramono Anung, bahwa Bapak Jokowi
disarankan untuk memakai baju anti peluru. Tapi ketika sudah turun dari
pesawat, baju itu dilepas, dan menyatakan sudah cukup perlindungan dan
pengawalan yang super ketat dari Negara Afganistan.
Beliau menyatakan keberaniannya
kepada publik, bukan hanya mau menunjukkan gagah-gagahan semata, melainkan ada
suatu pesan atau tujuan yang hendak dinyatakan, yakni kita tidak takut kepada
yang namanya terorisme. Sebab bukanlah tanpa sebab ketika Komandan Paspamres, Mayjen Suhartono, maupun Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan tindakan sujud syukur, ketika misi telah selesai.
Terakhir, ketika akhirnya Bapak
Fadli Zon yang diajak ataupun yang memimpin suatu perjalanan ke negara yang
stabilitas negaranya tidak baik, ada teror bom dimana-mana, apakah beliau akan
tetap melakukan kunjungan ke negara tersebut? Apakah akan menuruti nasehat
untuk segara memakai baju anti peluru, dan kurang mempercayai pengawalan dan
pengawasan para aparat?
Janganlah suka menyinyir Bapak
Fadli Zon. Ketika andapun sedang menyinyir, sesungguhnya sedang menunjukkan kelemahan
Anda maupun pendukung Anda. Dan hal itu mempertegaskan kembali bahwa Andalah adalah
golongan orang-orang yang tidak bisa berbuat apa-apa bagi kemajuan bangsa ini.
Semakin Anda menyinyir semakin mantap langkah Bapak Jokowi. Semakin Anda
menyinyir, semakin nyata dan brilianlah prestasi seorang Jokowi dalam membangun
bangsa ini.