Jumat, 30 Juni 2017

Benarkah Ujian Kepemimpinan Itu Jabatan?



sumber gambar : el-asnawi.blogspot.co.id


Kepemimpinan adalah suatu potensi yang luar biasa yang harus dimiliki setiap orang. Banyak potensi dari kita sendiri yang bisa dikembangkan dengan maksimal. Ketiadaan untuk mengembangkan kepemimpinan dalam diri kita sendiri bisa berakibat fatal. Artinya kita bisa menuai kegagalan demi kegagalan dalam hidup kita. 

Kepemimpinan itu dimulai dari diri kita sendiri dulu. Baru bisa untuk memimpin orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa memimpin orang lain jikalau diri kita sendiri tidak mampu kita pimpin. Oleh karena itu kembangkan kepemimpinan dalam diri kita dulu, baru ke orang lain.

Jabatan atau posisi sebenarnya adalah suatu kesempatan bagi kita untuk bisa mengembangkan kepemimpinan kita. Dan jabatan itu sebenarnya adalah anugerah atau amanah yang diberikan kepada kita. Jadi ketika kita diberi amanah untuk bisa menjabat suatu posisi tertentu, ingatlah bahwa itu bukan barang kekal, tapi harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Melihat akhir-akhir ini kondisi bangsa kita, banyak yang jatuh dan terjerat dengan hukum. Contohnya adalah seorang Gubernur yang memimpin di Bengkulu, Ridwan Mukti akhirnya ditangkap tangan oleh KPK baru-baru ini. Meskipun katanya beliau adalah orang yang paling beraklak dan bahkan MUI berani memberikan fatwa tersebut kepadanya sepuluh tahun yang lalu, nyatanya beliau akhirnya jatuh di depan uang yang dikorupsinya. Meskipun ia mengakui bahwa itu adalah kekhilafan istrinya dan dia merasa bertanggung jawab atas kesalahan istrinya tersebut.

Kemudian, masih mungkin segar diingatan kita bahwa, pernah ada seorang dosen teladan di ITB, pernah menjadi Wakil Menteri ESDM, dan juga menjadi kepala SKK Migas dan sekarang sudah dibubarkan oleh Bapak Jokowi, yakni Bapak Rudi Rubiandini juga akhirnya bernasib sama dan jatuh tersungkur dihadapan KPK akibat dugaan penerimaan suap. Beliau ditangkap tangan tepat ketika berada di kediamannya, pada hari Selasa, 13 Agustus 2013. Pastinya proses penangkapannya, pas dihadapan istri maupun anak-anaknya.

rebutan jabatan : sumber : images.kontan.co.id

Yang mau saya tekankan disini bahwa orang yang katanya paling beraklak maupun orang yang sudah dinyatakan menjadi figur dosen teladan, akhirnya semuanya bisa jatuh hanya karena cinta uang yang terlalu berlebihan. Ketika ditangkap menyatakan khilaf, tapi jikalau tidak ketahuan pasti dinyatakan, ini adalah rezeki.

Pak Ahok pernah berujar pada masa-masa beliau menjadi Gubernur DKI, bahwa ujian terberat seorang pemimpin itu adalah ketika ia diberi kesempatan untuk menjabat suatu posisi jabatan tertentu. Apalagi kalau yang diperebutkan itu adalah posisi jabatan kepala daerah di ibukota Jakarta. Pasti sangat menggiurkan untuk diperebutkan.

Artinya apa yang menjadi motivasi utama kita yang sebenarnya dalam merebut jabatan tersebut? Apakah motivasinya hanya untuk dirinya sendiri dan kelompoknya atau mencakup kepentingan orang banyak yang sedang dipimpinnya? Ada banyak mungkin motivasi-motivasi tersembunyi yang sulit terungkap dipermukaan. Baru mungkin ketika sudah terjerat hukum dan sekaligus ditangkap tangan, belangnya akhirnya ketahuan.

Jadi sebenarnya jabatan itu adalah bukan hanya sebuah amanah yang harus dikerjakan sebaik mungkin, melainkan juga sebagai ujian dari integritas diri kita sendiri. Apakah kita mampu bertahan terhadap godaan yang namanya uang, atau mungkin godaan wanita cantik yang sedang tersenyum manis dihadapan kita dengan pakaiannya yang serba tanggung. Jadi tunjukkan kepada dunia, bahwa kita mampu menang terhadap godaan-godaan tersebut, sehingga jabatan kita mungkin bisa semakin melejit dan semakin menunjukkan kualitas integritas kita semakin baik.

Juga saran kedepan, meskipun kita sudah mendapatkan fatwa atau pengakuan dari pihak luar yang berkompeten, bahwa kita mungkin menjadi orang yang paling bersih dan bla..bla..bla...hendaklah kita jangan menjadi takabur dan lupa daratan, sehingga kita bisa menjadi jatuh, dalam waktu yang sangat singkat. Seperti ada ungkapan berikut : “Sulit untuk membangun, tapi sangat mudah untuk menghancurkan apa yang sudah kita bangun tersebut”.

Sibolangit, 1 Juli 2017

Kamis, 29 Juni 2017

Mengejar Mimpi dan Menjadi Pahlawan



Mengejar mimpi (gaulfresh.com)


Pahlawan yang dalam bahasa Inggrisnya Mighty Man, adalah status yang disandang ketika telah melakukan perbuatan-perbuatan besar semasa hidupnya. Pahlawan adalah seorang yang berani bayar harga ketika yang lainnya tampak mundur karena melihat situasi. Pahlawan adalah orang yang setia kepada satu orang raja atau tuannya dan Tuhannya.
Bersyukur hari ini aku masuk ke perikop 1 Tawarikh pasal 11 hingga 15 yang dengan jelas menyatakan siapa dan apa perbuatan para Pahlawannya Daud selama masa ia mau menjadi raja hingga akhirnya resmi menjadi raja. 

Inilah kepala-kepala para pahlawan yang mengiringi Daud, yang telah memberi dukungan yang kuat kepadanya, bersama-sama seluruh Israel, dalam mencapai kedudukan raja dan yang mengangkat dia sebagai raja  seperti yang difirmankan Tuhan mengenai Israel. (I Tawarikh 11 :10)

 Ada dua ciri sikap pemenang yang dimiliki oleh para pahlawannya Daud sehingga akhinya dia bisa menjadi raja atas seluruh Israel. Yakni mengiringi dan memberi dukungan yang kuat. Sebelum pembahasan yang lebih lanjut sebenarnya ada dua tipe peran kita di dunia ini. Pertama sebagai pemain peran utama dan yang kedua sebagai peran pendukung. Tapi keduanya sangat saling tergantung dan saling berkaitan sehingga sulit untuk dipisahkan dalam mencapai suatu tujuan yaitu kemenangan.

Contohnya dalam pemilu nantinya di tahun 2018 dan 2019, jelas akan ada dua tipe orang. Pertama, yang akan dipilih dan kedua, yang akan memilih. Juga dalam pembuatan film pada umumnya, akan ada tertera siapa pemeran utama dan siapa pemeran pendukung. Itu akan terlihat jelas ketika para pemeran tersebut sudah beraksi.

Kita hanya perlu berintropeksi diri saja, saya ada di kelas mana, apakah saya termasuk orang atau pemeran utama atau malah sebaliknya, sebagai pemeran pendukung. Meskipun kita sudah tahu dimana posisi kita, sebaiknya jangan merasa berkecil hati bahwa kita ada di bariisan pendukung.

Dan kalau kita spesifikkan lagi, bahwa orang yang punya visi itu adalah pemeran utama dan yang mendukung daripada visi tersebut adalah pemeran pendukung. Dalam konteks ini, Daud sebagai pemeran utama dan para pahlawan-pahlawan yang dicatat dalam alkitab adalah pemeran pendukung.
Kalau kita membaca lebih dalam lagi, di dalam pemeran pendukung tersebut, para pahlawan dibagi menjadi dua penggolongan pahlawan. Pertama Pahlawan Triwira dan yang kedua pahlawan yang ketigapuluh orang. Adapun nama pahlawan Triwira tersebut, Yasobam bin Hakhmoni, Eleazar anak Dodo orang Ahohi dan Sama anak Hage orang Harari.

Apa yang membedakan mereka, antara pahlawan triwira dan pahlawan ketigapuluh orang tersebut. Sebenarnya mereka hampir memiliki kesamaan dalam hal kemampuan membunuh ratusan orang musuh yang menyerang mereka. Tapi dikatakan dan tertulis bahwa pahlawan ketigapuluh orang itu tidak bisa menyamai triwira tersebut.

Kita dapat menemukan satu saja yang membedakan mereka. Ketika suatu peristiwa, kerinduan Daud untuk meminum air dari Perigi Betlehem, yang pada waktu itu daerah tersebut sedang dikuasai oleh Filistin. Ketiga triwira tersebut mendengarkan kerinduan daripada tuannya, maka mereka bergegas kesana untuk mengambil air tersebut dengan sebuah taruhan nyawa. Dan akhirnya Daud tidak jadi meminum air tersebut, melainkan dicurahkannya sebagai korban curahan kepada Tuhan.

Pelajaran penting untuk bisa kita aplikasikan adalah bahwa kita tidak harus disuruh-suruh dulu dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab kita. Mari kita berkreasi dalam mewujudkan visi yang sudah ditaruh kepada pimpinan kita. Ketika triwira tersebut hanya mendengarkan saja kerinduan hati Daud, mereka langsung bergegas tanpa menunda-nunda untuk pergi.  Oleh karena itu, ketika kita sudah mendengarkan curahan visi tersebut, tanpa harus dikomando bentuk riil dari pencapaian visi tersebut, kita mungkin sudah membuat program terobosan teknisnya bagaimana, sehingga itu bisa ditiru oleh pihak pendukung lainnya dalam mewujudkan realisasi dari visi tersebut. Mari berkreasi bersama dalam percepatan dari wujud visi tersebut.

sumber : viyoutube.com

Sehingga kita bisa membuat beberapa langkah praktis yang bisa kita kerjakan seperti awal dari tulisan saya ini. Pertama, mengiringi Daud. Artinya kita harus satu wadah dalam perwujudan visi tersebut. Bagaimana kita bisa mengiringi jikalau kita tidak bersama dengan pimpinan kita tersebut. Mengiringi juga berarti kita bisa dengar-dengaran secara langsung, strategi apa dan langkah apa yang akan dikerjakan selanjutnya.

Kedua, memberi dukungan yang kuat. Artinya ketika kita sudah dalam satu wadah, kita tidak asal-asalan dalam bekerja atau bertindak. Dan memang pada faktanya, kita sering ikut arus kebanyakan orang. Ketika orang lain mulai malas, kita tertular virus malas tersebut, atau ketika orang disekitar kita mulai berkata, “Ah..Aku tidak dapat apa-apa dari pelayanan (wadah) ini, Aku mau keluar aja..” kitapun mengeluarkan statement yang sama dan akhirnya memilih untuk mundur. Mari beri dukungan yang kuat, artinya dukungan yang penuh, bahkan mungkin kita bisa bertaruh nyawa atas pencapaian dari visi tersebut.

Ketiga, berani berdiri, ketika kita sudah melihat rekan-rekan kita mulai ketakutan,melarikan diri atau mundur dari peperangan yang ada, maka seharusnya sikap kita adalah tetap berdiri kokoh ditengah-tengah ladang peperangan tersebut, mempertahankan dan berjuang terus hingga kita bisa memenangkan peperangan tersebut. Mungkin kita harus bertahan sedikit lebih lama lagi dibandingkan kebanyakan orang yang sudah mundur. Jangan mengambil keputusan ketika kebanyakan orang sudah memutuskan untuk keluar, makanya kita keluar. Tidak..tapi kita harus berani ambil resiko dan mencoba untuk bertahan lebih lama, sampai Tuhan menyatakan maksud dan tujuannya bagi kita dalam ladang peperangan tersebut atau ladang pelayanan yang sedang tertera didepan mata kita.

Bahkan ketika kita, sudah on fire  dalam melayani Tuhan, ada suatu kekuatan yang betul-betul kita miliki. Seperti nats berikut : “satu orang yang paling kecil sanggup melawan seratus orang,dan orang yang paling besar sanggup melawan seribu orang.” (1 Tawarikh 12:14). Artinya ketika orang lain menganggap bahwa kita kecil, tapi Tuhan sudah menaruh potensi besar dalam hidup kita.
Selanjutnya, dikatakan bahwa : “Dari hari ke hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah. ( 1 Taw 12 :22). Artinya bahwa ketika visi tersebut semakin kuat, maka orang-orang akan berbondong-bondong dalam mewujudkan visi tersebut.

 Ada beberapa hal, yang bisa mewujudkan visi tersebut semakin kuat. Salah satunya ketika kita mau share atau berbagi tentang visi tersebut ke sebanyak mungkin orang. Sehingga mereka bisa mendengarkan, dan biarkan visi tersebut mencengkram jiwanya, dan akhirnya memutuskan dan berkata :” Ya, saya siap”. Artinya disamping kita mengerjakan visi tersebut, mari kita menjadi media penyampai visi ke banyak orang. Sehinga semakin banyak orang yang bisa mendengarkan visi tersebut.

Terakhir, meskipun kita bukan menjadi pemeran utama dalam wadah pelayanan kita, atau menjadi pemimpin, marilah kita menjadi tim pendukung dalam mencapai visi tersebut. Dengan tegas dan berani, serta mau bayar harga akan visi tersebut. Sehingga akhirnya kita bisa disebut sebagai pahlawan.

Muhammad Hatta :twitter.com

Sekian dan terima kasih
Sibolangit, 30 Juni 2017

Sabtu, 24 Juni 2017

CERITA JOKOWI DIBALIK TWITTER



www.twitter.com


Banyak positif negatif jika kita menggunakan media sosial dalam kehidupan kita sehari-hari. Tergantung dari kacamata yang kita gunakan untuk bisa melihat. Jika kita menggunakan untuk hal-hal yang positif tentu akan sangat bermanfaat bagi kita. Tapi saya lebih suka memandang dari sudut pandang yang satu ini. Dampak dari adanya media sosial juga akhirnya membentuk dua macam grup atau komunitas atau aliran yang bersebelahan, yang tentunya sulit untuk disatukan. Yaitu grup lover atau pendukung dan grup hater atau pembenci. Kita bisa melihat siapa-siapa saja yang menjadi lover atau hater dari komentar-komentar yang disampaikannya. 

sumber gambar : www.avalonbreads.net
Disamping banyak hal-hal positif atau kegiatan-kegiatan yang membangun yang disampaikan Bapak Jokowi di media sosial, tak sedikit pula orang yang melihat dari sisi negatif atau pesimis dari hal atau kegiatan tersebut. Ketika saya mengulik seluruh twitt-an beliau, ternyata banyak juga yang underestimate atau berprasangka buruk akan kegiatan dari bapak yang kita cintai ini. Disamping banyak juga yang memuji dan bahkan sangat mendukung seluruh proses kinerja dan pembangunan yang sedang dikerjakan.

Awalnya beliau memulai twitter pertama pada tanggal 21 Juni 2015, dengan twitt : “Alhamdulliilah bisa sahur bersama keluarga. Selamat berpuasa saudara seiman. Ini tweet pertama saya sebagai Presiden.” Kalau kita melihat akun resminya yang bernama @jokowi, jumlah twitt yang sudah beliau kicaukan sudah mencapai 716 twitt. Jumlah Follower per tanggal sekarang, 24 Juni 2017, ada sebanyak 7.606.726 orang. Dan beliau mem-following sebanyak 59 akun twitter. Jadi beliau baru menggunakan twitter selama dua tahun lebih tiga hari. 

Jika kita membandingkan dengan akun resmi Bapak S.B. Yudhoyono, dengan nama akun resminya  @SBYudhoyono, beliau sudah mencapai angka tweet atau kicauan sebanyak 4.566 kali. Adapun jumlah Follower per-tanggal sekarang sebanyak 9.738.357 orang. Dan beliau mengikuti atau mem-following sebanyak 153 akun. Ketika saya melihat sejarah terbentuknya Perusahaan Twitter, Inc, didirikan sejak tanggal 21 Maret 2006 dan diluncurkan sejak tanggal 15 Juli 2006, berarti media sosial atau jejaring sosial ini sudah berumur kurang lebih 11 tahun. 

sumber gambar : nasional.republika.co.id
Meskipun saya tidak suka untuk membanding-bandingkan ada perbedaan yang sangat luar biasa antara Bapak Jokowi dan Bapak SBY. Bapak SBY sudah dua periode menjalankan pemerintahan sejak 2004 hingga 2014 dan kemungkinan sudah menggunakan jejaring sosial ini selama kurang lebih 8 tahun, saya tidak melihat detailnya kapan beliau mulai, pengikut atau follower beliau baru mencapai angka 9,7 juta orang. Sedangkan Bapak Jokowi dengan lama penggunaan jejaring sosial ini selama dua tahun tapi sudah mencapai pengikut sebanyak 7,6 juta orang. Selisihnya hanya sekitar 2,1 juta orang.Yah, kemungkinan angka pencapaian Bapak SBY akan terlewati ditahun depan.

Mengapa saya menampilkan angka-angka diatas? Sebenarnya saya mau mencoba untuk menilai kepemimpinan ke-dua Bapak Presiden kita ini. Pengikut berarti orang yang mau bersedia untuk mengetahui atau melihat suatu perkembangan dari orang yang kita ikuti (defenisi bebas saya). Perkembangan tersebut mungkin bisa berupa ungkapan hati, kegiatan atau aktivitas yang sedang dilakukan, program yang sedang dikerjakan, dan banyak hal lainnya yang dinyatakan lewat ungkapan kata-kata sebanyak 140 karakter.  Meskipun jumlah pesan karakter yang sangat terbatas, justru itu semakin menunjukkan bahwa twitt yang sudah diungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling penting dari penggunanya. Dan mungkin sudah masuk ranah curahan hati yang paling dalam.

Mari Kita Melihat Ungkapan Hati Beliau

Sebelumnya saya pernah mendengar ungkapan berikut, bahwa ketika seseorang baru sekali menyatakan tentang satu hal, berarti, hal tersebut bisa dikatakan hanya penting untuk diketahui. Tapi ketika sudah sampai dua atau tiga kali dinyatakan berarti hal tersebut merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan dan mungkin ini merupakan suatu keharusan yang harus dikerjakan oleh si pendengar atau si pengikut tersebut. Apalagi jika sampai berkali-kali dinyatakan atau disampaikan, berarti hal tersebut merupakan suatu cambuk pernyataan, bahwa kitanya mungkin orang yang degil atau bebal sampai kita tidak mau melakukan apa yang sudah diperintahkan.

Pelabuhan Wasior Papua

Pertama, twitt-an tentang seruan ‘Konektivitas dan Pembangunan’. Ada beberapa kali, Bapak Jokowi menyatakan bahwa pentingnya konektivitas setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan konektivitas yang saling terjalin antara satu daerah dengan daerah yang lain bisa mewujudkan bahwa bangsa kita ini benar-benar merupakan bangsa yang bersatu. Tidak akan ada daerah yang disebut daerah yang sangat terpencil atau dikatakan pedalaman. Sebab akses jalan untuk mencapai daerah yang sangat terpencil tersebut bisa diakses dengan mudah dan gampang. Adanya kemudahan perjalanan bila kita mau berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain.

Negara kita ini adalah negara kepulauan, sehingga banyak laut yang menjadi pemisah antara satu pulau dengan pulau yang lainnya. Dikatakan berpisah sebab akses untuk menuju ke pulau-pulau tersebut sulit dan mungkin tidak ada. Hal tersebut terjadi karena sudah lama kita memunggungi laut. Adapun konektivitas tersebut adalah pembangunan tol laut serta pembangunan jalan tol darat.

Pembangunan tol laut dimulai dari pembangunan pusat-pusat pelabuhan atau dermaga di setiap daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia.  Sampai pelabuhan tersebut bisa memuat atau membongkar ribuan tonase barang-barang ekspor maupun impor. Sedangkan pembangunan Tol darat bisa kita sebut dengan berdirinya tol Trans Sumatera, tol Trans Jawa, Tol Trans Kalimantan, Tol Trans Sulawesi, sampai Tol Trans Papua.  

Berikut beberapa twitt oleh Bapak Jokowi tentang konektivitas, meskipun tidak berurutan tanggalnya  dan saya tidak memasukkan semuanya, hanya mewakili.

6 April 2016 : “Sebagai Negara Kepulauan sudah lama kita memunggungi laut. Tol laut hubungkan pulau-pulau di Maluku Utara dan Maluku”
5 April 2016 : “Pelabuhan Wasior, titik terluar penyambung tol laut. Konektivitas tekan harga disparitas harga, persatukan Indonesia”
16 Juni 2016 : “Tol Pegagang-Pemalang mulai beroperasi. Pergerakan barang lebih lancar dan Pemudik lebih cepat sampai kampung halaman”

Anak Indonesia ; akun twitter @jokowi

Kedua, twitt-an tentang : “Potensi Anak dan Keluarga”. Mengapa ini penting bagi beliau? Sebab anak merupakan potensi SDM kita dimasa mendatang. Jika anak hancur maka masa depan Bangsa kita juga akan hancur. Potensi anak yang luar biasa itu bisa dikembangkan dengan maksimal jika bangsa kita memiliki keluarga-keluarga yang baik dan sejahtera, damai, tidak ada ungkapan atau pernyataan kebencian kepada kelompok tertentu, dan menghargai setiap perbedaan-perbedaan di bangsa kita yang kaya ini. Seperti kicauan dari Bapak Jokowi berikut :

23 Juli 2016 : “Anak-anak adalah masa depan kita. Kita mendidik dan membuat mereka tumbuh dengan gembira. Selamat Hari Anak Nasional”
14 April 2016 : “Ada dua hal yang diwariskan ke anak cucu kita : ilmu pengetahuan dan kelestarian alam : Banyak belajar dan cintai alam”
5 Desember 2016 : “Bangsa yang maju, SDM-nya sehat. Makanan pertumbuhan melengkapi asupan kalori Janin/balita/ supaya anak-anak kita sehat dan pintar.

Bendungan Jatigede

Ketiga, twitt-an tentang “Potensi Ekonomi dan Sumber Daya kita yang sangat besar”. Majunya 
suatu bangsa tidak terlepas dari majunya perekonomian suatu bangsa. Bapak Jokowi terus mengajak kita untuk melihat potensi-potensi kita yang sangat luar biasa. Bukan hanya melihat tapi mengajak seluruh elemen bangsa supaya berpikir dan bertindak dengan maksimal atas seluruh potensi-potensi yang ada. Baik itu potensi ekonomi digital, baik itu potensi industri kreatif, baik itu potensi perikanan, pertanian dan perkebunan maupun kehutanan serta potensi-potensi lainnya. Seperti Potensi Pertanian bisa semakin meningkat jika banyak waduk-waduk yang dibangun di daerah-daerah yang punya potensi tersebut. Perlunya gotong royong dan saling sinergi satu sama lain seluruh aspek anak bangsa. Seperti twitt berikut :

27 September 2016 : “Target Ekonomi Digital di Indonesia Tahun 2020, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Semangat , kita pasti bisa.”
29 September 2016 : “Potensi Ekonomi Digital kita mencapai 130 milliar Dollar A.S. Saatnya kita menghapus kesenjangan digital.”
20 Oktober 2016 : “Kembangkan terus batik sebagai Industri kreatif yang menggerakkan ekonomi Nasional. Selamat Hari Batik Nasional 2016.”
17 Maret 2016 : “Bendungan Jatigede mengairi 90 ribu Ha sawah, pembangkit listrik 110 MW, pengendali banjir, tempat wisata baru.”

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan pencapaian-pencapaian yang telah Bapak Jokowi rencanakan maupun lakukan. Tapi saya mengambil hanya dari ke tiga sisi ini, takutnya kepanjangan, yakni konektivitas dan pembangunan, potensi anak dan keluarga serta potensi ekonomi dan sumber daya yang ada. Harapannya Bapak Jokowi bisa berbuat lebih banyak dikurang lebih dua tahun lagi masa pemerintahan beliau. Dan akan sangat lebih baik jika memimpin Bangsa Indonesia di periode kedua, 2019 -2024.

Cerita Jokowi dibalik Twitter ini, sebenarnya bukanlah hanya sebuah cerita semata, tapi merupakan sebuah harapan dan ungkapan hati beliau untuk melihat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan mengungguli bangsa-bangsa lain. Para pendukung/lovers ataupun pembenci/haters memang perlu ada di sosial media, supaya segala pencapaian yang telah kita lakukan tidak menjadi kesombongan juga sekaligus bisa menjadi auto kritik yang membuat kita bisa semakin lebih giat lagi dalam membangun bangsa kita tercinta ini.

Terakhir saya mengucapkan “Selamat Idul Fitri” bagi rekan-rekan Muslim yang ada Indonesia.




Sibolangit, 24 Juni 2017

Jumat, 23 Juni 2017

ELISA-SANG NABI (URAPAN DAN PERBUATANNYA) Bagian Kedua



 
sumber gambar : bukitzion.com
1.       Miliki Sikap yang Benar (2 Raja-raja 3:1-27)

Kondisi waktu itu Bangsa Israel sudah terpecah menjadi  2 kerajaan : pertama,  Kerajaan Israel yang dipimpin oleh bukan keturunan Daud, dan kedua, Kerajaan Yehuda yang dipimpin langsung oleh Keturunan Daud. Sebelum kematian Ahab, Raja Israel, Bangsa Moab masih taat untuk bayar upeti kepada mereka, dengan memberi seratus ribu domba serta bulu dombanya sekaligus. Tapi setelah kematian Ahab, anaknya Yoram menggantikan kedudukannya, maka Bangsa Moab (dibawah kepemimpinan Mesa, seorang peternak domba) akhirnya memberontak  pada waktu itu. Menurut catatan, Yoram memerintah dalam tahun ke-18 zaman Yosafat, Raja Yehuda, dan hanya 12 tahun memerintah Bangsa Israel.

Ada tiga Raja yang berperang langsung melawan Moab, yakni Yoram, Yosafat dan Raja Edom, dan mereka sedang kesulitan air untuk diminum sebab sudah tujuh hari berkeliling tidak mendapatkan air sama sekali baik bagi tentara maupun bagi para hewan. Ketika mereka sedang memiliki kesulitan, hanya Yosafat saja yang memiliki sikap hati yang benar waktu itu. Dia berkata : “Tidak adakah disini seorang nabi Tuhan, supaya dengan perantaraannya kita bisa meminta petunjuk Tuhan?”. Ketika kita mendapatkan suatu masalah, sering kali pemikiran dan tindakan kita berfokus kepada diri kita sendiri dan bukannya Tuhan.

Mari kita belajar lagi tentang sikap dan tindakan Elisa yang berikut. Ketika mereka menjumpai Elisa, dia menyindir Raja Israel, kenapa tidak meminta petunjuk kepada nabi-nabi ayahnya terdahulu. Kemudian dia juga berkata : “... jika tidak karena Yosafat, Raja Yehuda, maka sesungguhnya aku ini tidak akan memandang  dan melihat kepadamu.” Pertama : Belajar untuk menyatakan suatu perbuatan ketika salah yah salah. Jangan malah pengen untuk membenarkannya. Kedua : Ketika kita menghadapi suatu masalah, mari kita berfokus atau memandang kepada orang yang benar dan memulai memecahkan masalah dari sudut pandang kebenaran. Sehingga kita bisa segera menyelesaikan masalahnya.

Ada satu sikap Elisa yang menarik perhatianku. Dia meminta untuk menjemput seorang pemetik kecapi. Dan ketika orang itu bermain, maka kekuasaan Tuhan meliputi dia.  (While the harpist was playing, the hand of the Lord came upon Elisha). Terkadang banyak media yang Tuhan pakai untuk menolong sifat kemanusiaan kita, supaya kita bisa satu saluran  dengan-Nya atau connect langsung dengannya. Elisa menggunakan media alunan musik kecapi. Kita apa? Apa media yang bisa menolong kita sehingga bisa Connect langsung dengan-Nya? Kita jawab masing-masing dalam hati kita.

Petunjuk Tuhan kepada raja-raja tersebut yakni Raja Israel, Raja Yehuda dan Raja Edom, bahwa semuanya masalah mereka adalah perkara ringan di mata Tuhan, dan diberi janji kemenangan atas orang Moab tersebut. Serta diberi petunjuk-petunjuk step by step dalam merebut kemenangan tersebut. Mari setelah mendapatkan petunjuk Tuhan atau Firman Tuhan, untuk segera bertindak dan jangan pernah berpikir untuk menunda-nunda. Dan sekali lagi miliki sikap yang benar ketika menghadapi suatu masalah, dengan mencari Tuhan terlebih dahulu. Kedua, pakai media apapun itu, supaya kita bisa mendengarkan dengan jelas suara Tuhan sedang berkata apa.


sumber gambar : lagurohanienglishindonesia.blogspot.co.id

2.       Pertolongan Yang Ajaib (2 Raja-raja 4 : 1-37)
Sikap dan perbuatan Elisa pada perikop ini adalah dua konteks cerita, yakni menolong dua orang wanita yang sedang mengalami kesulitan hidup. Pertama, perempuan miskin, janda,  terjerat hutang dan sebentar lagi anaknya akan diambil untuk menjadi budak (2 Raja-raja 4 : 1-7). Kedua, ketika dia menolong seorang perempuan Sunem, yang kaya, punya suami, yang awalnya tidak mempunyai keturunan, akhirnya punya keturunan. Kemudian akhirnya anak tersebut mati dan akhirnya hidup kembali (ayat 8-37).
Untuk konteks wanita pertama, awalnya ia mengadu atau curhat kepada Elisa akan masalah dan beban hidup yang sedang dialaminya. Jawab Elisa : ‘Apakah yang dapat kuperbuat bagimu? Beritahukanlah kepadaku apa-apa yang kau punya di rumah.” (ayat 2).  Jawab perempuan itu : “Hambamu ini tidak punya apa-apa, kecuali sebuah buli-buli berisi minyak.”
Pelajaran yang kita dapatkan dari kasus pertama ini adalah terkadang solusi penyelesaian masalah kita berangkat dari apa yang kita punyai atau miliki bukan dari apa yang tidak kita miliki. Dia hanya meminta kita, untuk menyerahkan apa yang kita miliki, supaya Tuhan pakai untuk menjawab segala pergumulan kita.
Untuk konteks perempuan Sunem. Pertama, dia sudah mengenali orang yang selalu datang ke rumahnya, bahwa dia adalah Abdi Allah yang kudus. Dan berencana untuk membuatkan sebuah kamar khusus kepadanya dan mempersiapkan dengan baik segala kebutuhannya di rumahnya itu. Pelajaran dari sini adalah mari kita untuk tidak pelit memberikan tumpangan kepada orang-orang asing di sekeliling kita. Apalagi ketika sudah sering-sering menginap, jangan malah berpikir itu suatu beban. Tapi berdoa bahwa ada maksud Tuhan tentang orang asing tersebut. Memang ini belum menjadi konteks kebiasaan kita pada saat ini. Tapi meminta kita supaya dengan senang hati mau berbagi dengan orang lain dari apa yang kita punyai.
Kedua, akhirnya mengandunglah perempuan itu, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, seperti yang dikatakan Elisa kepadanya. Tapi setelah anak itu besar, terjadi suatu kecelakaan yang mengakibatkan kematiannya. Perempuan Sunem itu, memiliki sikap dan tindakan yang benar terhadap kematian anaknya, orang yang sangat dikasihinya. Yakni pergi ke hamba  Tuhan, atau Abdi Allah, The Man of God, yakni Elisa, untuk bisa menyelesaikan masalahnya. Jangan mencari orang yang salah atau orang yang tidak berkenan kepada Allah. Sesudah ia sampai ke gunung itu (gunung Karmel), dipegangnya kaki abdi Allah itu, tetapi Gehazi mendekat hendak mengusir dia. Lalu Elisa berkata : “Biarkanlah dia, hatinya pedih! Tuhan menyembunyikan hal ini dari padaku, tidak memberitahukannya kepadaku.”
Ketika kita sudah dipakai oleh Tuhan untuk menjadi hamba-Nya, terkadang ada beberapa hal yang disembunyikan Tuhan, supaya kita bisa belajar tentang kedaulatan Tuhan atas hidup kita. Tuhan berdaulat atas segala keputusan hidup kita, Tuhan berdaulat atas masa depan kita, Tuhan berdaulat atas pelayanan kita, Tuhan berdaulat atas keluarga kita, dll. Oleh karena itu, mari kita berserah dan meyakini bahwa segala rencana Tuhan adalah yang terbaik.

Sumber gambar : joshuaivanministries.blogspot.co.id

3.       Tuhan yang Mencukupkan (2 Raja-raja 4 : 38 – 44)

Ketika kita sudah memilih untuk berjalan dengan Tuhan atau memilih untuk menjadi hamba-Nya, janganlah kita merasa kuatir akan segala kebutuhan hidup kita. Percaya saja, bahwa Tuhan itu sendirilah jaminan hidup kita.

Pada konteks ini, berhubungan dengan sikap dan tindakan Elisa terhadap makanan yang akan mereka konsumsi. Pada saat itu sedang terjadi musim kelaparan, sebab tidak ada makanan sama sekali di seluruh penjuru Israel. Jadi ia menyuruh hambanya Gehazi, untuk mencari sayur-sayuran yang ada disekeliling mereka, dan ia menemukan labu liar (wild vine) yang tidak mereka kenal, mengambilnya serangkul penuh dalam jubahnya. Gehazi memasaknya dan dimakan bersama-sama dengan seluruh rombongan nabi yang sedang ada bersama Elisa. Kemudian mereka berkata : “Maut (death) ada dalam kuali. Mereka akhirnya tidak tahan memakannya. Kemudian Elisa bertindak dengan mengambil tepung, dilemparkannya itu kedalam kuali, kemudian dicedok, supaya mereka bisa makan. Dan ajaib tidak ada lagi sesuatu yang membayakan dalam makanan mereka itu.

Konteks yang kedua, datanglah seorang dari Baal-Salisa dengan membawa bagi Abdi Allah roti hulu hasil, yaitu dua puluh roti jelai serta gandum baru dalam sebuah kantung.  Elisa berkata kepada pelayannya : “Berilah kepada orang-orang ini supaya mereka makan.”. Tetapi pelayannya berkata : “Bagaimanakah aku dapat menghidangkannya ini di depan seratus orang?” Tetapi Elisa menjawab,”Berikanlah..., sebab begini Firman Tuhan : Orang akan makan, bahkan akan ada sisanya.” Akhirnya terjadilah Firman Tuhan tersebut, mereka semua makan dan bahkan ada sisanya. Dari 20 potong roti bisa mencukupi 100 orang yang makan, bahkan ada sisanya.

Melihat cerita ini, teringat kepada peristiwa yang di alami Tuhan Yesus sendiri. Ketika dia harus memberi makan orang sebanyak lima ribu orang dan empat ribu orang. Ada dua kali peristiwa Tuhan Yesus memberi makanan kepada orang banyak, yang pada waktu itu sedang mengikutinya untuk belajar dari-Nya serta mendengarkan pengajaran-Nya sepanjang hari. Tuhan Yesus bertanggung jawab kepada semua orang-orang yang sedang mengikuti-Nya. Bukan hanya makanan rohani, tetapi juga makanan jasmani untuk tubuh mereka, Tuhan tetap bertanggung jawab. Mujizat terjadi, dari 5 roti dan 2 ikan, bisa memenuhi kebutuhan 5000 orang laki-laki dan belum tercatat perempuan dan anak-anak. Makanan tersebut cukup dan bahkan ada sisanya sebanyak 12 bakul keranjang.

Adapun pelajaran yang kita dapatkan adalah bahwa Tuhan akan mencukupkan segala kebutuhan kita. Baik kebutuhan akan makanan rohani tapi juga makanan jasmani. Tuhan tidak pernah lepas tangan akan kondisi yang sedang kita alami. Sesulit apapun itu, percaya bahwa Tuhan punya rencana yang indah dan lebih baik lagi dari segala rencana dan perbuatan kita. Bukan hanya kebutuhan kita, kebutuhan keluarga kita, dan bahkan kebutuhan orang-orang yang sedang kita muridkan sebanyak apapun itu, Tuhan akan mencukupkannya.Jadi percaya saja itu cukup.

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...