Topik ini sebenarnya masih baru
kubahas secara pribadi. Disamping pembahasannya juga pernah kubaca. Hanya
karena aku kan mengisi untuk pembentukan karakter (PK) bagi mahasiwa yang
selalu diadakan setiap hari Senin, maka diriku langsung bergumul dengan hal
ini.
Minta hikmat Tuhan pada saat-saat
melaksanakan puasa bersama dengan rekan-rekanku yang lain. Akhirnya diriku
ketemu dengan nats tentang Daud yang akhirnya pernah berdosa. Bahkan dosa yang
satu melahirkan dosa yang berikutnya.
Tentu tidak mudah bagi seorang
Daud seorang raja yang besar dan terhormat di Israel, didalam mencoba
memulilhkan dirinya. Bayangkan saja, ketika dia akhirnya menodai istri dari
hambanya atau prajuritnya sendiri, dan akhirnya hamil. Kemudian berusaha untuk
menutup-nutupi peristiwa itu, sampai akhirnya tiba pada rencana dan melakukan
pembunuhan terhadap suami dari istri yang dinodai itu.
Dan tentunya bukanlah suatu hal
yang kebetulan, bila kasus Daud ini dimuat di dalam Alkitab. Sebab memang
Alkitab tidak melulu berisi hal-hal yang baik, hal-hal kesuksesan, bahkan
mengenai kegagalan dan kejatuhan seorang anak manusia, hingga dosa yang
tampaknya memalukan-pun hal itu ternyata dimuat juga.
Kemudian diriku tiba pada perikop
saat dirinya (Daud) tampak melakukan pengakuan dosa. Di dalam Mazmur 51 jelas
tercatat bahwa dirinya begitu gamblangnya bercerita kepada Tuhan Allahnya
melalui doa dan mazmur.Bahkan hal ini menjadi sebuah lagu biduan yang terus
menerus diajarkan dan dilagukan oleh Bangsa Israel.
Hal-hal inilah yang menjadi pon
yang kusampaikan didalam melakukan swa-inner healing atau pemulihan batin.
Sebelum masuk ke poin-poin
tersebut, mengapa begitu pentingnya bagi kita di dalam proses penyembuhan luka-luka
batin? Ataupun mungkin tak harus sampai terjadi luka batin. Mengapa kita harus
perlu membershkan sampah-sampah pikiran yang terkadang selalu datang dalam
kehidupan kita sehari-hari?
Yang pasti proses membuang sampah
itu harus selalu dan bahkan setiap hari kita lakukan. Sebab kalau tidak,
tentunya hal-hal itu akan semakin memperberat langkah-langkah hidup kita
kedepannya.
Sama seperti HP yang ternyata ada aplikasi auto pembersihan sampah di
dalamnya. Dimana ketika memorinya sudah penuh dengan sampah, maka secara
otomatis HP-nya memberi tanda ke kita untuk segera menghapus sampah itu.
Sampai tangan kita tidak mengklik
tanda pembuangan sampah itu, bisa dipastikan sampah itu akan semakin menumpuk
dan tentunya akan semakin memperberat proses jalannya HP itu kita pergunakan.
Perlu jari-jari kita untuk segera mengklik dan selesai sudahlah masalah sampah
itu.
Sama juga dengan kehidupan kita.
Sampai tangan kita membuka, membaca dan merenungkan lembaran-lembaran perkataan
Tuhan tersebut di dalam kitab-Nya, maka secara auto juga sampah-sampah yang
membebani kita akan berkurang dan hilang. Jadi diperluan tindakan untuk bisa
mengakses hal itu.
Di dalam Mazmur 51 tersebut, ternyata
ada sejumlah poin-poin penting untuk kita di dalam melakukan proses swa-inner
healing/swa-pemulihan batin.
Pertama, perlu untuk mengetahui dan mengakui bagaimana cara Tuhan bekerja dan
memulihkan. Dimana dalam tahapan ini, ada empat langkah yang boleh kita
lakukan. Yakni mengakui bahwa segala putusan maupun penghukuman yang akan
didatangkannya itu adil bagi kita. Kemudian
karena Tuhan itu kudus dan suci, maka sekecil apapun dosa kita, Tuhan tidak
bisa melihatnya. Maka tak heran Daud berkata di ayat 11-nya, sembunyikanlah
wajah-Mu terhadap dosaku.
Mengetahui apa yang dikenannya.
Yakni Tuhan berkenan dengan kebenaran akan kebenaran di dalam hati. Serta Tuhan
berkenan kepada korban yang benar (ay.21). Dimana korban yang benar/sembelihan itu adalah jiwa yang hancur, hati yang patah
dan remuk (ay.1 9). Sebab prinsip Allah adalah bahwa suatu dosa bisa ditahirkan
kembali jika ada korban penghapus dosa yang dipersembahkan atau dicurahkan. Dan
itu biasanya adalah domba, sapi, ataupun burung (untuk orang miskin).
Meskipun dosa kita memang sudah
ditebus oleh Yesus (Isa Almasih) dengan darahnya sendiri, tidak menutup
kemungkinana bahwa kita akan berhenti berbuat dosa. Makanya perlu jiwa yang
hancur, hati yang patah dan remuk untuk datang kembali kepada Tuhan Allah kita.
Dan itulah yang berkenan kepaanya.
Kedua, melakuan doa permohonan yang benar dan berkenan dihadapan-Nya secara
langsung, supaya kita bisa dipulihkan
kembali. Dan hal yang perlu kita minta adalah, meminta supaya Tuhan
mengajari/berbicara secara langsung di hati terdalam kita. Kemudian minta
hati/batin yang dibaharui kembali (ay.12). Minta roh yang teguh, serta meminta
kegirangan atau sukacita kita bisa kembali dipulihkan. Dan terakhir ketika
melakukan dosa seperti Daud yang sampai menghilangkan nyawa, perlu meminta
untuk melepaskan hutang darah (ay.16).