Medan terus berbenah dalam dunia
transportasinya. Menyambut upaya baik dari pemerintah Kota Medan yang akan
membangun MRT (Mass rapid transportation)
dan BRT (Bus Rapid Transist). Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah
kota Medan dalam menolong proses pergerakan manusia dari satu tempat ke tempat
lain bisa semakin lebih baik lagi.
Memang saat ini, masalah kemacetan
di sepanjang jalan-jalan di Kota Medan, masih sering terjadi disetiap harinya.
Artinya jika hal ini terus menerus dibiarkan, pastinya beberapa tahun lagi
Medan akan mengalami kelumpuhan.
Diperlukan banyak kajian-kajian
sekaligus mendalam untuk bisa memajukan sistem transportasi yang ada di Medan
ini. Disamping itu, strategi jangka pendek dalam menangani permasalahan
kemacetan yang ada sekarang ini-pun juga perlu harus segera direalisasikan. Meskipun
sudah ada pembagian sistem penggunaan jalan di Kota Medan, seperti moda
transportasi angkot dan becak yang tidak diperbolehkan melewati jalan-jalan di
pusat kota, masalah kemacetan masihlah sering terjadi, dan tentunya hal ini
sudah menjadi masalah klasik bagi kota
ini.
Masalah berikutnya yang datang
adalah angka kecelakaan lalu lintas (lakalantas). Polda Sumut menyatakan angka
lakalantas di tahun ini masih cukup mengkhawatirkan. Meskipun ada tren
penurunan tapi tidak begitu signifikan. Jika melihat data Januari-Maret 2016,
jumlah lakalantas sebanyak 1.616 kejadian, dibandingkan Januari-Maret 2017 ada
sebanyak 1.348 kejadian. Mengalami penurunan sebanyak 268 kejadian.
Tapi untuk masalah penegakkan
hukumnya, juga diperiode yang sama ditemukan adanya penilangan sebanyak 57.246 tilang dan 41.467 teguran di tahun 2016. Sedangkan
penegakkan hukum periode Januari - Maret 2017 sebanyak 57.285 tilang dan 48.949
teguran.
Jadi
berdasarkan data diatas ditemukan, bahwa warga Sumatera Utara terkesan memiliki
kesadaran berlalu lintas yang sangat rendah. Juga adanya penurunan angka kecelakaan
yang timbul di tahun ini, diakibatkan oleh semakin gencarnya kepolisian
Sumatera Utara dalam menggelar operasi-operasi razia. Itu
mengindikasikan kepatuhan masyarakat karena penegakan hukum berdampak langsung
pada menurunnya angka kecelakaan lalu lintas.
Secara umum kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh beberapa
faktor, seperti kelalaian manusia, kondisi jalan, kelaikan kendaraan dan belum
optimalnya penegakan hukum lalu lintas. Namun demikian, di antara keempat
faktor tersebut, kelalaian manusia menjadi faktor utama penyebab tingginya
angka kecelakaan lalu lintas. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran berlalu
lintas yang baik bagi masyarakat, terutama kalangan usia produktif.
Waka
Polda Sumut Brigjen Pol Agus Andrianto pada Rakernis Fungsi Lantas Sejajaran
Polda Sumut mengatakan, bahwa untuk bisa mengatasi masalah lakalantas
ini dimasa mendatang adalah penanaman pemahaman ketaatan berlalu lintas sejak
dini kepada anak-anak. Memasukkan pendidikan berlalu lintas pada kurikulum mata
pelajaran pendidikan kewarganegaraan sejak SD hingga SMA. Selain itu perlunya
sinergitas antara seluruh stakeholder-stakeholder yang ada. Supaya seluruh
permasalahan ini bisa teratasi dengan baik.
Untuk
bisa mengatasi permasalahan-permasalahan ini juga, ternyata Astra turut mengambil
bagian dalam mengurai helai demi helai permasalahan transportasi bangsa ini,
terkhusus Kota Medan. Melalui program CSR-nya, mencoba mengedukasi masyarakat
yang ada dengan sebuah acara Astra Road
Safety Fest. Sering mengadakan event-event seperti ini bahkan hampir di 9
kota-kota besar yang ada di Indonesia ini hampir disetiap tahunnya, tak
terkecuali Kota Medan tentunya. Acara ini tentunya dilaksanakan sebagai wujud nyata
tanggung jawab mereka kepada bangsa ini.
Menghadirkan
orang-orang yang berkompeten di bidangnya dalam menyampaikan materi keselamatan
berkendaraan dan tertib berlalu lintas. Seperti melibatkan pihak kepolisian dan
bahkan pembalap-pembalap professional untuk turut berpartisipasi dalam
mengedukasi masyarakat Indonesia.
Ekspansi Astra Tuk Bisa Melayani Binjai dan sekitarnya |
Sejak berdiri lebih dari 57 tahun lalu, Astra senantiasa berupaya menjadi inspirasi pembangunan. Sehingga, kegiatan bisnis bukan hanya berarti pertumbuhan profit semata, tetapi juga tentang bagaimana berkontribusi untuk pembangunan Bangsa Indonesia. Inilah visi pendiri Astra yang tetap menjadi Visi Astra 2020.
Astra mengharuskan pertumbuhan yang berimbang dalam Strategic
Triple Roadmap, yaitu pertumbuhan portofolio bisnis, sumber daya manusia,
dan kontribusi sosial dan lingkungan secara serentak. Astra menekankan
partisipasi dalam pembangunan berkelanjutan di Indonesia melalui panduan Public
Contribution Roadmap, yang diterapkan dalam inisiatif SATU Indonesia
(Semangat Astra Terpadu Untuk Indonesia) sebagai langkah nyata Grup Astra
beserta delapan yayasan untuk berperan aktif serta memberikan kontribusi
meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia.
Ada begitu banyak karsa,
cipta dan karya terpadu, yang pada akhirnya dapat menciptakan nilai tambah bagi
kemajuan bangsa Indonesia ini. Seperti menjangkau dibidang pendidikan,
pelestarian lingkungan, pelayanan kesehatan dan pengembangan Usaha Kecil dan
Menengah yang pada akhirnya akan mendukung pendapatan ekonomi masyarakat luas.
Sehingga melalui adanya misi
sosial Astra ini, yang merupakan sebagai wujud kepedulian dan tanggung jawab
mereka, seperti yang tertuang dalam pernyataan visi tersebut, diharapkan masalah-masalah
lalu lintas di bangsa ini, terkhusus Kota Medan bisa semakin diminimalisir. Apalagi
dibarengi dengan sejumlah aktivitas langsung oleh para Agent of Change dalam memahamkan warga bangsa ini, bahwa pentingnya
untuk selalu menjaga keselamatan berlalu lintas.
Diharapkan juga melalui
upaya pemahaman yang terus menerus dilakukan dan tanpa mengenal lelah, plus dibarengi dengan semakin massifnya
cuplikan-cuplikan singkat yang bisa diproduksi, tentang keselamatan berlalu
lintas, niscaya bangsa kita akan semakin lebih baik lagi.
Asa
Paten transportasi di Sumatera Utara
ini, khususnya Kota Medan, akan semakin lebih baik lagi. Kata Paten yang mengandung arti hebat dan mantap, yang juga merupakan
jargon yang sering diucapkan oleh Bapak Gubernur kita, patut disematkan pada kata
transportasi kita, supaya adanya perbaikan yang terus-menerus dilakukan dalam
hal ini. Sekaligus sebagai jargon kita bersama untuk bisa diingat dan akhirnya dilakukan.
Kita
bisa saling bersinergi satu sama lain, pemerintah dan masyarakatnya. Pemerintah
yang terus menerus memikirkan dan bekerja dalam mengubah wajah transportasi
kita. Masyarakatnya juga selalu memiliki kesadaran yang tinggi untuk bisa
berdisiplin dalam menggunakan kendaraannya masing-masing. Juga diharapkan memiliki
rasa malu yang hebat, jika melanggar marka-marka jalan, ataupun ketika
kebut-kebutan yang tidak jelas arahnya.
Sehingga
pengharapan kita bersama, dalam menciptakan Medan semakin lebih baik lagi,
Sumatera Utara semakin lebih baik, dan Indonesia tentunya juga semakin lebih
baik lagi, akhirnya terealisasi.
Salam
Perubahan.
Penulis
adalah Komunitas Pesat, dan Pemerhati Sosial, sekaligus Pengajar di STT Terpadu
PESAT Sibolangit.
Sumber
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar