![]() |
My Friend
|
Sejak Jumat, Sabtu-Minggu dan Senin kemarin, aku mengikuti tiga event yang berbeda sekaligus. Dimana Jumat, tanggal 20 Mei yang merupakan hari Kebangkitan Nasional Bangsa Indonesia. Pada Event tersebut, sebagai pembicara yang menyampaikan ide gagasan “The Revivalist of Young People” adalah Ps. Kong Hee dari Singapura (City Harvest Church). Disertai juga dengan kesaksian Nafa Urbach artis asal Jakarta. Adapun pesan Ps. Kong Hee adalah untuk menemukan Firman Tuhan sekecil apapun itu, perkatakan, serta imani maka hal itupun akan terjadi dalam hidup kita. Dia juga mengatakan supaya kita untuk tidak mempercayai penglihatan, pemikiran dan perasaan kita, tetapi cukup hanya dengan mempercayai firman Tuhan. Sebab penglihatan, pemikiran dan perasaan kita bisa salah, tetapi firman Tuhan tidak akan pernah salah.
Dia juga mengilustrasikannya dengan seorang pilot yang harus membaca dan mengerti semua instrument-instrument petunjuk dalam pesawat ketika dia akan membawa pesawat tersebut. Jika tidak maka pastilah pesawat yang dibawa itu bisa hancur berkeping-keping karena mengabaikan seluruh petunjuk yang sudah diberikan. Jika mengenderai pesawat, kita menggunakan perasaan maka niscaya, pesawat yang kita bawa itu juga pasti akan gagal terbang. Jadi instrument-instrumen yang ada dalam pesawat itu sama dengan Alkitab yang berisi firman Tuhan. Kita harus berusaha untuk membaca dan mengerti firman Tuhan itu.
Ada hal yang menarik, yang kualami ketika mengikuti event tersebut. Ketika aku hendak keluar untuk menolong rekan-rekan yang tidak dapat masuk karena ketiadaan tiket masuk, ternyata aku ketemu dengan Ps. Kong hee yang akan baru masuk ke dalam ruangan, dan aku menyempatkan diri untuk menyapa dan menyalam beliau. Sungguh kejadian yang tidak terduga, sebab aku mengenali wajah sang pastor tersebut sebelumnya. Menolong orang dengan memberikan tiket masuk kepada orang-orang yang tidak masuk juga merupakan suatu kebahagiaan tersendiri. Dan memang benar yang dikatakan adalah lebih baik memberi daripada menerima. Sebab dengan memberi kita bisa merasakan ucapan-ucapan syukur yang akan kita rasakan.
Acara Interaksi UKMKP UP-FBS
Tepat di hari Sabtu dan Minggu,
tanggal 21 dan 22 May aku mengikuti acara Interaksi, yang diselenggarakan oleh
UKMKP UP-FBS. Aku sangat senang bisa ketemu dengan banyak alumni, rekan-rekan
sepelayanan dulu, bahkan ketemu dengan mahasiswa-mahasiswa baru almamaterku
dulu. Aku bisa sharing dengan mereka dan saling memperlangkapi satu dengan yang
lain. Meskipun aku tidak bisa menginap dikarenakan kondisi keluargaku yang
belum bisa kutinggalkan juga, tapi aku bisa menikmati seluruh rangkaian acara
kegiatan yang dikerjakan.
My Cell Group
Aku bersyukur, ketika dana
kontribusi yang diminta panitia, bisa dibayarin oleh pihak yayasan dimana aku melayani. Dengan mengemban suatu misi,
untuk bisa memperkenalkan PESAT, terkhusus program Sarjana Pembaharu Desa (SPD)
kepada seluruh peserta. Meskipun aku tidak maksimal dalam menghimpun data-data
seluruh peserta, tapi aku merasa puas, bisa memberikan motivasi-motivasi dalam
pelayanan bagi adek-adek disana.
Lagi Bergaya di Simarjarunjung
Acara Perpisahan dengan Anakku di SD Masehi
Dan acara perpisahan ini
merupakan acara ketiga yang kuikuti. Sungguh suatu perpisahan yang mengharukan
ketika kami beracara di Simarjarunjung. Anak-anak bernyanyi dan memberikan
kata-kata perpisahan kepada kami, guru-guru dan orangtua juga memberikan kata-kata
perpisahan kepada kami serta nasehat-nasehat yang diberikan. Aku bisa
mengiringi dengan bermain gitar ketika mereka akan menyanyikan dua lagu
sekaligus, Lagu Hymne Guru dan Lagu
Trima Kasihku..Ku ucapkan…, menambah suasana khusuk dan bisa mendapatkan feel
nya lagu itu.
Lagi acara Perpisahan
Rute perjalanan kami, yang kami
awali dengan berangkat di pagi-pagi benar jam 5 pagi, adalah Simarjarungjung,
Pantai Paris, Air Terjun Sipiso-piso, dan Pasar Buah yang ada di Berastagi. Di pantai
Paris, kami berenang-renang, dan aku juga ditugasin oleh ibu kepala untuk
mengawasi kegiatan bermain di air, supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan. Semua berjalan dengan lancar dan baik.
Tapi ada suatu musibah yang
menimpa guru kelas 2. Dimana ia kehilangan uang didompetnya, yang pelakunya
juga katanya adalah keluarga sendiri juga, bisa dikatakan orang sekampung
mereka. Tapi tidak ditindak lebih lanjut tentang kehilangan tersebut kepada
sang terduga. Tapi mereka menemukan dompet yang sudah diambil uangnya di tempat
pembuangan sampah. Jadi, ketika kami berada di Sipiso-piso, ibu kepala
mengambil sebuah kebijakan untuk mengurangi beban dari ibu kelas dua tersebut,
dengan mengutip uang dari kami-guru-guru yang ada.
Bergaya diSipiso-piso Waterfall Toba Lake
Banyak berkat yang kami terima
dari para orang tua murid kami tersebut. Kami bersyukur buat kebaikan dari
seluruh orang tua kami, biar Tuhan yang membalaskan semua pengorbanan bapak-ibu
orang tua kami. Dimana kami bisa mendapatkan Roti Bika Coklat, gelang dan
sejumlah uang. Dan kalau uang itu tidak ada kian, maka bisa dipastikan aku
tidak bisa membeli oleh-oleh buat istriku tercinta di pasar buah-Berastagi.
Sebab dana yang aku bawa juga sangatlah terbatas. Aku bisa membelikannya mangga
madu dan sate.
Banyak hal-hal yang menarik, yang
bisa kujumpai ketika di Sipiso-piso. Tempat ini belumlah pernah aku kunjungi,
dan ketika acara perpisahan ini, akhirnya aku bisa melihat secara langsung
bagaimana air terjun sipiso-piso ini. Sumber airnya juga merupakan misteri alam
yang luar biasa. Sebab aliran sumber ini juga langsung mengalir ke danau toba
juga. Disamping kita bisa mengabadikan air terjun sipiso-piso kita juga bisa
mengabadikan keindahan danau toba juga. Meskipun kami tidak turun kebawah untuk
melihat secara langsung air terjunnya, tapi kami sudah merasakan kepuasan
tertentu yang sulit jika diperkatakan.
Semua pengalaman ini, bisa
membawa diriku untuk semakin lebih bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Meskipun
diwaktu-waktu kemudian hal-hal ini, belum tentu bisa terulang kembali lagi. Dan
juga aku bisa menuliskan pengalaman ini dan membagikannya juga lewat blogku…
Bergaya di sipiso-piso Waterfall