Kamis, 05 Mei 2016

My Friend from Germany


My Friend from Germany

Meskipun mereka tidak lama di Sibolangit, dan hanya sekitar lima hari saja.. rasanya seperti aku sudah berteman dengan mereka sudah cukup lama. Ketika mereka mau berangkat ke Bandung, pada tour ke empat minggu mereka, disitu aku baru merasa, bahwa aku bisa dibilang kehilangan mereka. Aku merindukan mereka. Sepanjang ketika mereka tiba dibandara, tepatnya di hari Kamis, tanggal 28 Agustus, dimana aku salah satu yang menjemput mereka. Meskipun baru jam 10 malam kami baru makan malam. Kemudian besok paginya, Jumat, membantu dan menolong dalam pelayanan mereka kepada anak-anak FC di Bina Kasih. Bisa dibilang ini kali pertamanya aku menjadi penerjemah mereka. Dengan kemampuan bahasa inggris yang aku miliki, aku dengan percaya dirinya pasti dan akan mampu menyampaikan maksud mereka kepada anak-anak FC tersebut. Akhirnya aku berhasil dan bisa menuntaskan tugas penerjemahan tersebut hingga akhirnya mereka menuntaskan perjalanan mereka di Sibolangit ini.
Setelah, mengunjungi TK di Bina Kasih, kamipun mengajak Tim Mr. Dick and Friend (Simon, Chris, Rebecca and Mona), untuk melihat kondisi Desa Rumah Sumbul serta masyarakat yang ada. Setelah itu, aku pun mengajak Simon untuk melihat Sekolah dimana aku mengajar. Aku mengajak beliau untuk bisa memotivasi anak-anak supaya tekun belajar dan bisa berbicara bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Dengan kemampuan itu, harapanku, anak-anakku bisa bergaul dengan masyarakat dunia, dan berbagi informasi. Diakhir tugas mengajarku, akupun menyempatkan untuk mengabadikannya dalam sebuah foto, aku memoto Mr. Simon dan anak-anakku yang sedang duduk di dalam ruangan kelas.

Siang hingga sorenya, kamipun pergi ke FC yang ada di Bandar Baru. Sharing, mengajar dan bermain disana bersama-sama dengan guru-gurunya dan anak-anak yang hadir pada waktu itu. Meskipun yang hadir hanya sekitar 13 orang saja, tapi mereka tampak antusias dalam memberikan pengajaran maupun game pada waktu itu. Selesai kami mengajar, kami menyempatkan diri untuk minum bandrek di warung teman, yang baru launching warung bandreknya. Mereka tampak sangat menikmati minuman tersebut. Malam harinya kamipun dinner bareng dengan mereka dan semua staf Pesat yang ada. Kemudian kami sharing tentang pelayanan kami masing-masing, tentang pelayanan mereka di Jerman dan juga tentang pelayanan kami di Pesat Sumbagut ini.
Sebelumnya Mr. Dick and Friend, berkunjung ke Sibolangit, ini merupakan kunjungan kali ketiga minggu mereka. Minggu pertama mereka berkunjung ke Yogyakarta, kemungkinan mereka berkunjung ke Malioboro, dll. Minggu kedua mereka berkunjung ke Lopait, Pesat Salatiga. Dan minggu ke-empatnya, sekarang ini, mereka ada di Bandung. Ketemu dengan rekan pelayanan mereka orang Indonesia, yang pernah bersama-sama mereka di Jerman.
Hari Sabtu paginya, kami, sudah siap-siap untuk berangkat ke Desa Buluhawar. Dengan hanya mengendarai sepeda motor, kami dan rombongan sangat menikmati perjalanan kami kesana, meskipun  medan pelayanan untuk menuju kesana sangatlah sulit. Ditengah-tengah perjalanan menuju kesana, kamipun berfoto-foto untuk mengabadikan moment-moment tersebut. Hasilnya sangatlah mengesankan. Setelah selesai mengajar anak-anak TK di Buluhawar kamipun, menyempatkan diri untuk melihat para tugu misionaris yang pertama kali membawakan injil di tanah Karo ini. Dan kamipun keluar dari Buluhawar dan langsung menuju tempat makan di Bandar Baru. Kami tiba di rumah makan tersebut terlalu cepat, sehingga pesanan kami yang sebelumnya sudah dipesankan belumlah masak. Timingnya tidak pas.
Disela-sela kami menunggu makanan disiapkan kami pun saling cerita satu sama lain. Tentang kondisi Jerman, dan kehidupan di Jerman. Karena Mr. Simon mengatakan bahwa ia akan menikah di Bulan Oktober ini, aku pun menanyakaan tentang bagaimana proses pernikahan disana. Dan ternyata sangatlah simple sekali. Cukup dengan mendaftarkan diri kepada biro Pernikahan dari Pemerintah ternyata mereka sudah sah secara hukum untuk membentuk suatu keluarga baru. Dan bagi orang-orang Kristiani, setelah satu hari selesai mendaftarkan diri pada biro itu, mereka harus menantikan proses pemberkatan dari Pendeta, dan barulah mereka sah secara hukum pemerintahan dan hukum Tuhan.
Juga dia bercerita, bahwa banyak orang-orang muda, yang notabenenya adalah Kristen, tapi kehidupannya mengikuti kedagingannya semata dan tidak memuliakan Tuhan. Mereka hanya Kristen KTP. Dan hal tersebutlah yang membuat sebuah gereja yang benama New Generation Church, memulai pelayanan mereka untuk menjangkau anak-anak muda. Gereja ini sudah berdiri sejak dua puluh tahun yang lalu dan berkembang hingga sekarang.
Di Sore hari sampai malam harinya, kami pergi ketempat Permandian Air Panas. Rasa lelah dan capek seketika itu bisa hilang dikarenakan panasnya air yang menyentuh kulit kita ketika merendamkan diri kita ditengah-tengah air tersebut. Aku heran melihat teman-teman yang dari Jerman, mereka ternyata langsung bisa masuk ketengah-tengah air. Sedangkan kami, harus menyesuaikan suhu tubuh dulu dengan air yang ada. Kemudian barulah menenggealamkan diri untuk menikmati air belerang panasnya.
Hari Minggu pagi, mereka ada pelayanan di sebuah gereja local, tepatnya di GPdI Rumah Pil-Pil. Hambanya Mr. Dick menyampaikan firman Tuhan disana, dan dia dibantu diterjemahkan oleh Miss Hera, rekan sepelayan kami dari STT Paulus. Aku dan istriku memilih untuk pergi ke gereja dimana kami sudah bernaung yaitu di GBI. Kemudian mereka dijamu makan siang oleh bapak Gembala bersama dengan tim semuanya. Setelah makan siang, pergi bersama-sama dengan tim ke sebuah Museum yang ada di Retreat Center Gelora Kasih. Sambil melihat indahnya pemandangan yang ada disana.
Dan dimalam harinya kami pergi ke sebuah KKR yang diadakan di daerah Sikeben. Sekitar 10 kilo dari lokasi Pesat. Mona dan Rebecca sangat antusias sekali mengikuti pujian dan penyembahan yang diadakan disana. Bahkan mereka ikut bergabung dengan para Mahasiswa untuk membawakan pujian kesaksian di tengah-tengah KKR itu berlangsung. Mr Dick juga menyampaikan sebuah testimony atau tentang bagaimana ia pada akhirnya bisa mengenal Kristus sebagai TUhan dan Juruselamatnya.
Di hari Seninnya, pagi Mr Dick and Team, mengajar anak-anak Mahasiswa dan sore harinya kamipun semuanya bertani, bercocok tanam. Seluruh rekan-rekan yang dari Jerman tampak antusias untuk mencangkul tanah. Kami pun menyiapkan lahan untuk menanam wortel. Selesai pertanian, dilanjutkan dengan olahraga, permainan Volli. Dimalam harinya, kami pun semua makan malam bersama yang diikuti oleh seluruh mahasiswa, staf dan dosen, serta Mr. Dick and friend. Selesai makan malam, ternyata kemampuan music Mr Dick, Simon and Chris sangatlah hebat. Mereka menyampaian pujian dan penyembahan, dan kami semua ikut dalam penyembahan tersebut. Aku yang memimpin acara tersebut. Dan kami semua sangatlah diberkati dengan seluruh kesaksian yang disampaikan pada waktu itu. Diakhir dari acara kamipun mengabadikan dalam sebuah foto bersama.
Selasa pagi, merekapun berangkat dari Pesat Sibolangit, menuju bandara Kualanamu. Aku sangatlah sedih ketika kami akhirnya berpisah satu sama lainnya. Aku mendoakan supaya pelayanan mereka tetap maju dan dipakai TUhan untuk memberitakan kabar baik diseluruh dunia. AMIN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...