My Friend from
Germany
Meskipun mereka tidak lama di
Sibolangit, dan hanya sekitar lima hari saja.. rasanya seperti aku sudah
berteman dengan mereka sudah cukup lama. Ketika mereka mau berangkat ke
Bandung, pada tour ke empat minggu mereka, disitu aku baru merasa, bahwa aku
bisa dibilang kehilangan mereka. Aku merindukan mereka. Sepanjang ketika mereka
tiba dibandara, tepatnya di hari Kamis, tanggal 28 Agustus, dimana aku salah
satu yang menjemput mereka. Meskipun baru jam 10 malam kami baru makan malam. Kemudian
besok paginya, Jumat, membantu dan menolong dalam pelayanan mereka kepada
anak-anak FC di Bina Kasih. Bisa dibilang ini kali pertamanya aku menjadi
penerjemah mereka. Dengan kemampuan bahasa inggris yang aku miliki, aku dengan
percaya dirinya pasti dan akan mampu menyampaikan maksud mereka kepada
anak-anak FC tersebut. Akhirnya aku berhasil dan bisa menuntaskan tugas
penerjemahan tersebut hingga akhirnya mereka menuntaskan perjalanan mereka di
Sibolangit ini.
Setelah, mengunjungi TK di Bina
Kasih, kamipun mengajak Tim Mr. Dick and Friend (Simon, Chris, Rebecca and
Mona), untuk melihat kondisi Desa Rumah Sumbul serta masyarakat yang ada.
Setelah itu, aku pun mengajak Simon untuk melihat Sekolah dimana aku mengajar.
Aku mengajak beliau untuk bisa memotivasi anak-anak supaya tekun belajar dan
bisa berbicara bahasa Internasional yaitu bahasa Inggris. Dengan kemampuan itu,
harapanku, anak-anakku bisa bergaul dengan masyarakat dunia, dan berbagi
informasi. Diakhir tugas mengajarku, akupun menyempatkan untuk mengabadikannya
dalam sebuah foto, aku memoto Mr. Simon dan anak-anakku yang sedang duduk di
dalam ruangan kelas.
Siang hingga sorenya, kamipun
pergi ke FC yang ada di Bandar Baru. Sharing, mengajar dan bermain disana
bersama-sama dengan guru-gurunya dan anak-anak yang hadir pada waktu itu. Meskipun
yang hadir hanya sekitar 13 orang saja, tapi mereka tampak antusias dalam
memberikan pengajaran maupun game pada waktu itu. Selesai kami mengajar, kami
menyempatkan diri untuk minum bandrek di warung teman, yang baru launching
warung bandreknya. Mereka tampak sangat menikmati minuman tersebut. Malam
harinya kamipun dinner bareng dengan mereka dan semua staf Pesat yang ada.
Kemudian kami sharing tentang pelayanan kami masing-masing, tentang pelayanan
mereka di Jerman dan juga tentang pelayanan kami di Pesat Sumbagut ini.
Sebelumnya Mr. Dick and Friend,
berkunjung ke Sibolangit, ini merupakan kunjungan kali ketiga minggu mereka. Minggu
pertama mereka berkunjung ke Yogyakarta, kemungkinan mereka berkunjung ke
Malioboro, dll. Minggu kedua mereka berkunjung ke Lopait, Pesat Salatiga. Dan
minggu ke-empatnya, sekarang ini, mereka ada di Bandung. Ketemu dengan rekan
pelayanan mereka orang Indonesia, yang pernah bersama-sama mereka di Jerman.
Hari Sabtu paginya, kami, sudah
siap-siap untuk berangkat ke Desa Buluhawar. Dengan hanya mengendarai sepeda
motor, kami dan rombongan sangat menikmati perjalanan kami kesana,
meskipun medan pelayanan untuk menuju
kesana sangatlah sulit. Ditengah-tengah perjalanan menuju kesana, kamipun
berfoto-foto untuk mengabadikan moment-moment tersebut. Hasilnya sangatlah
mengesankan. Setelah selesai mengajar anak-anak TK di Buluhawar kamipun,
menyempatkan diri untuk melihat para tugu misionaris yang pertama kali
membawakan injil di tanah Karo ini. Dan kamipun keluar dari Buluhawar dan
langsung menuju tempat makan di Bandar Baru. Kami tiba di rumah makan tersebut
terlalu cepat, sehingga pesanan kami yang sebelumnya sudah dipesankan belumlah
masak. Timingnya tidak pas.
Disela-sela kami menunggu makanan
disiapkan kami pun saling cerita satu sama lain. Tentang kondisi Jerman, dan
kehidupan di Jerman. Karena Mr. Simon mengatakan bahwa ia akan menikah di Bulan
Oktober ini, aku pun menanyakaan tentang bagaimana proses pernikahan disana.
Dan ternyata sangatlah simple sekali. Cukup dengan mendaftarkan diri kepada
biro Pernikahan dari Pemerintah ternyata mereka sudah sah secara hukum untuk
membentuk suatu keluarga baru. Dan bagi orang-orang Kristiani, setelah satu
hari selesai mendaftarkan diri pada biro itu, mereka harus menantikan proses
pemberkatan dari Pendeta, dan barulah mereka sah secara hukum pemerintahan dan
hukum Tuhan.
Juga dia bercerita, bahwa banyak
orang-orang muda, yang notabenenya adalah Kristen, tapi kehidupannya mengikuti
kedagingannya semata dan tidak memuliakan Tuhan. Mereka hanya Kristen KTP. Dan
hal tersebutlah yang membuat sebuah gereja yang benama New Generation Church,
memulai pelayanan mereka untuk menjangkau anak-anak muda. Gereja ini sudah
berdiri sejak dua puluh tahun yang lalu dan berkembang hingga sekarang.
Di Sore hari sampai malam
harinya, kami pergi ketempat Permandian Air Panas. Rasa lelah dan capek
seketika itu bisa hilang dikarenakan panasnya air yang menyentuh kulit kita
ketika merendamkan diri kita ditengah-tengah air tersebut. Aku heran melihat
teman-teman yang dari Jerman, mereka ternyata langsung bisa masuk
ketengah-tengah air. Sedangkan kami, harus menyesuaikan suhu tubuh dulu dengan
air yang ada. Kemudian barulah menenggealamkan diri untuk menikmati air
belerang panasnya.
Hari Minggu pagi, mereka ada
pelayanan di sebuah gereja local, tepatnya di GPdI Rumah Pil-Pil. Hambanya Mr.
Dick menyampaikan firman Tuhan disana, dan dia dibantu diterjemahkan oleh Miss
Hera, rekan sepelayan kami dari STT Paulus. Aku dan istriku memilih untuk pergi
ke gereja dimana kami sudah bernaung yaitu di GBI. Kemudian mereka dijamu makan
siang oleh bapak Gembala bersama dengan tim semuanya. Setelah makan siang,
pergi bersama-sama dengan tim ke sebuah Museum yang ada di Retreat Center
Gelora Kasih. Sambil melihat indahnya pemandangan yang ada disana.
Dan dimalam harinya kami pergi ke
sebuah KKR yang diadakan di daerah Sikeben. Sekitar 10 kilo dari lokasi Pesat.
Mona dan Rebecca sangat antusias sekali mengikuti pujian dan penyembahan yang
diadakan disana. Bahkan mereka ikut bergabung dengan para Mahasiswa untuk
membawakan pujian kesaksian di tengah-tengah KKR itu berlangsung. Mr Dick juga
menyampaikan sebuah testimony atau tentang bagaimana ia pada akhirnya bisa
mengenal Kristus sebagai TUhan dan Juruselamatnya.
Di hari Seninnya, pagi Mr Dick
and Team, mengajar anak-anak Mahasiswa dan sore harinya kamipun semuanya
bertani, bercocok tanam. Seluruh rekan-rekan yang dari Jerman tampak antusias
untuk mencangkul tanah. Kami pun menyiapkan lahan untuk menanam wortel. Selesai
pertanian, dilanjutkan dengan olahraga, permainan Volli. Dimalam harinya, kami
pun semua makan malam bersama yang diikuti oleh seluruh mahasiswa, staf dan
dosen, serta Mr. Dick and friend. Selesai makan malam, ternyata kemampuan music
Mr Dick, Simon and Chris sangatlah hebat. Mereka menyampaian pujian dan
penyembahan, dan kami semua ikut dalam penyembahan tersebut. Aku yang memimpin
acara tersebut. Dan kami semua sangatlah diberkati dengan seluruh kesaksian
yang disampaikan pada waktu itu. Diakhir dari acara kamipun mengabadikan dalam
sebuah foto bersama.
Selasa pagi, merekapun berangkat dari Pesat
Sibolangit, menuju bandara Kualanamu. Aku sangatlah sedih ketika kami akhirnya
berpisah satu sama lainnya. Aku mendoakan supaya pelayanan mereka tetap maju
dan dipakai TUhan untuk memberitakan kabar baik diseluruh dunia. AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar