Minggu, 02 September 2018

Usai Asian Games Lanjut Olimpiade, Mimpi Indonesia Raksasa Asia dan Dunia



Perhelatan Asian Games telah usai, ada senyum kebanggaan kita sebagai anak bangsa yang telah sukses sebagai tuan rumah yang baik. Tapi senyum yang lebih lebar lagi, tentu akan ditunjukkan oleh para atlet kita. Bagaimana tidak mereka banyak mendapatkan keuntungan yang luar biasa.


Disamping kerja keras mereka selama ini sudah terbayarkan, ada hasil yang dibawa pulang. Baik medali, bonus dan bahkan jaminan masa depan yang sudah ada digenggaman mereka. Betapa tidak atlet yang tidak seberuntung atlet yang mendapatkan juara, masing-masing mreka masih bisa mendapatkan bonus uang sebesar Rp.20 juta dari pemerintah kita. Bahkan para pelatih-pun serta pendamping tak ketinggalan diberikan bonus melimpah.

Apalagi bagi para atlet kita yang mendapatkan juara dan medali, minimal mereka akan mengantongi bonus setengah miliar rupiah. Ditambah lagi dengan tawaran menjadi seorang Aparatur Sipil Negara (ASN), tentara ataupun menjadi seorang polisi. Tinggal pilihan mereka mau kemana berkarir dan berkarya, usai hidup mereka tidak lagi bergantung kepada keringat mereka di lapangan.

Kemudian ketika kita melihat apresiasi pemerintah yang begitu besarnya, sebenarnya apa pesan yang sedang ingin disampaikan oleh pemerintah kepada kita? Yaitu pemerintah kita sudah memperhatikan hidup dari para atlet kita. Yang semula kehidupan mereka tidak lagi diperhatikan, usai memberikan prestasi yang membanggakan Indonesia, tapi di usia tua mereka, hidup dengan serba tidak jelas, bahkan tak sedikit yang akhirnya kembali menjual medali yang pernah didapatkannya hanya untuk kembali menyambung hidup.

Sekarang para atlet kita sudah bisa bernafas dengan lega, mungkin tidak sampai kaya raya, tapi tentu akan bisa hidup dengan tidak harus terlunta-lunta, meskipun usia sudah tua. Artinya bagi para calon-calon atlet yakni generasi-generasi penerus jangan lagi kuatir dengan hidup kalian. Pemerintah itu ada untuk kalian. Jangan ragu, teruslah giat berlatih, teruslah mencapai mimpimu. Menjadi seorang atlet adalah pilihan terbaik untuk masa depanmu.

Upaya untuk Menjadi Raksasa Asia dan Dunia

Dari total 45 negara-negara peserta Asia, ternyata sejak tahun 1994, Indonesia sudah tidak pernah lagi merasakan masuk dalam 10 besar raksasa olah raga se Asia. Selalu berada di 20 besar dan bahkan pernah peringkat 22, sewaktu Asian Games di Doha, Qatar, tahun 2006. Dengan perolehan medali hanya 2 emas, 4 perak dan 14 perunggu. Itu artinya Indonesia sudah berpuasa selama 24 tahun tidak  pernah lagi merasakan eforia kebanggaan prestasi olah raga Indonesia berbicara di tingkat Asia.

Bahkan untuk Sea Games, dalam kawasan Asia Tenggara, kita masih jauh tertinggal dengan Thailand yang berada di tingkat pertama pada sea games tahun 2015 lalu di Singapura. Dan Sea Games tahun 2017 yang ternyata juga menempatkan Indonesia pada peringkat kelima dimana Malaysia keluar sebagai juara pertamanya.

Menatap dan mimpi untuk menjadi raksasa di Asia tentu kita juga harus menjadi raksasa olah raga di kawasan Asia Tenggara sendiri. Artinya setelah pencapaian kita pada Asian Games 2018 ini, Indonesia sudah membuktikan diri berada di posisi empat besar negara terbanyak memperoleh medali. Kita sudah menaklukkan Thailand  sebab mereka berada di posisi 12, serta juga sudah menaklukkan Malaysia yang berada pada urutan ke-14.

Maka momentum kebangkitan olah raga ini haruslah kita jaga bersama. Membuktikan bahwa pencapaian para atlet kita sekarang ini, bisa terus membuat harum bangsa kita, baik pada Sea Games berikutnya di Filipina tahun 2019, maupun Asian Games berikutnya di China tahun 2022.

Kemudian sasaran yang paling utama kita adalah menembus olimpiade Tokyo di tahun 2020. Kita berupaya menunjukkan bahwa kita layak menjadi pengoleksi terbanyak medali bersama dengan China, Jepang, dan Korea, yang merupakan langganan juara di tingkat Asia, bersama dengan  Amerika dan negara Eropa lainnya.

Artinya meskipun di tahun 2020, ada banyak sistem perubahan untuk bisa menembus masuk sebagai atlet peserta, dimana sekarang sudah memakai sistem poin, dan tidak lagi berdasarkan peringkat dunia, bukanlah suatu hal yang mustahil bagi bangsa Indonesia untuk menyikat bersih cabang-cabang andalan kita maupun calon cabang andalan kita. Seperti bulu tangkis, lari, renang, wushu, taekwondo, karate, angkat besi bahkan sepak takraw yang merupakan cabang olah raga terbaik kita pada saat ini.

Mari fokus kepada cabang-cabang andalan tersebut. Dan kita yakin pemerintah akan terus mengasah mereka untuk bisa memberikan performa terbaik mereka pada hajatan Olimpiade 2020, dua tahun ke depan.

Tapi mungkin untuk sepuluh hingga dua puluh tahun lagi, mimpi untuk menjadi raksasa Asia bahkan Dunia bisa tercapai jika, kita dan pemerintah konsisten kepada janjinya untuk fokus kepada pengembangan olah raga ini. Mulai sejak dini, anak-anak di bangsa kita sudah digerakkan untuk fokus dan memilih olah raga yang menjadi minat dan bakatnya.

Artinya ada pelatihan yang masif, terstruktur, berjenjang, serta tersistem dengan sangat baik dilakukan oleh pemerintah kita. Sebab akan percuma ketika kita sudah memiliki fasilitas olah raga tingkat dunia, yang sekarang tinggal membangun fasilitas yang sama untuk di tiap daerah-daerah di seluruh Indonesia.

Kemudian sistem pertandingan kompetisi olah raga kita yang betul-betul murni mencari bakat terbaik,seperti PORDA, PON, untuk bisa diasah kemampuannya sampai tingkat olimpiade. Sebab kita melihat kompetisi olah raga kita seperti PON tidak memberikan greget, sebab penanganannya waktu dulu kebanyakan dikorupsi, sehingga mandek dan tidak berjalan.

Oleh karena itu, mari kita membenahi hal ini, maka tentu mimpi kita untuk menjadi raksasa di Asia dan menjadi raksasa di dunia, akan terlaksana, jika kita tetap konsisten, terus berupaya, berlatih keras, tidak korupsi, apalagi nepotisme. Selanjutnya masa depan atlet terjamin, dan bahkan ada bonus yang akan datang, maka niscaya kita bisa mewujudkan mimpi itu.

Penulis adalah pemerhati sosial dan pengajar di STAK Terpadu Semarang
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...