Sabtu, 04 Agustus 2018

Rahasia Kelimpahan Gereja Ternyata Satu, Yaitu Pengertian

Studi Kitab Keluaran35:30- 36: 7



Pernahkah kita melihat orang-orang yang berlimpah dalam hidupnya? Tentu situasi yang lebih pas adalah ketika kita bisa melihat hasil suatu pertanian. Dimana sang petani berlimpah atas buah-buahan yang telah ditanamkan selama ini.

Melimpahnya cabe, melimpahnya beras, melimpahnya tomat, dan berbagai macam lainnya. Tentu dengan situasi yang demikian akan sangat mendatangkan sukacita bagi si petani tersebut. Sebab modal yang selama ini dia keluarkan terbayar sudah dengan hasil yang ia peroleh. Tentunya bukan hanya modal, pemenuhan hidup sehari-hari tentu akan tercukupkan hingga beberapa saat kedepan. Bahkan kemungkinan untuk bisa melakukan saving ataupun investasi tentu sangat bisa.

Itu satu model kelimpahan yang bisa kita saksikan ataupun sudah kita alami. Kemudian kelimpahan berikutnya adalah ketika kita bisa berlimpah atas hasil yang dikandung oleh bumi kita sendiri. Dimana Indonesia sangat kaya akan hasil buminya. Seperti emas di Timika (Papua), minyak di Rokan (Riau), timah di Belitung, batubara di Sumatera Selatan.

Dimana hasil tambang untuk ini, tentu akan sangat membantu bahkan akan menciptakan perekonomian  Indonesia semakin kuat, jika Indonesia pintar di dalam mengelolanya. Makanya tak heran ketika melihat pemerintah kita saat ini, berupaya mati-matian untuk merengkuh kembali sumber daya bumi kita ini, yang selama ini dikelola oleh perusahaan asing.

Tapi ketika kita melihat proses kelimpahan yang terjadi pada contoh diatas, tentu ada satu kunci untuk membuka kelimpahan itu bisa terjadi dan terealisasi. Dan dengan ‘ini’ tentunya sama dengan apa yang seharusnya terjadi kepada gereja.  

Pernahkah kita melihat gereja atau jemaat Tuhan  pada waktu sekarang ini, dimana ketika saat membangun gedung gerejanya, sang gembala menyatakan kepada jemaat supaya berhenti memberikan persembahan?

Mungkin dalam pengalaman kita sampai saat ini, belum pernah menyaksikan hal yang sedemikian hebatnya terjadi pada gereja. Ketika dengan sangat bermurah-hatinya para jemaat sehingga apa yang diberikan kepada gereja berlimpah-limpah.

Kasus yang demikianlah yang pernah terjadi pada masa-nya Musa, ketika hendak memulai sesuatu hal yang baru, dan belum pernah terjadi dalam awal sejarah manusia, yakni membangun mezbah Tuhan dan segala pernak-perniknya.

Dimana butuh keahlian dan pengertian yang khusus di dalam membangun segala pekerjaan dalam penyiapan rumah atau mezbah Tuhan tersebut. Butuh keahlian untuk merancang sesuatu dari emas, perak dan tembaga. Butuh keahlian untuk mengasah batu permata, untuk mengukir kayu dan  untuk bekerja dengan segala macam pekerjaan yang dirancang itu.

Kemudian di dalam pengerjaan itu, butuh banyak orang di dalam menyelesaikan pekerjaan yang besar tersebut. Tuhan memberikan pengertian kepada dua tokoh utama di dalam pengerjaan proyek-nya Tuhan tersebut, yakni Bezaleel dan Aholiab. Meskipun keahlian mereka tampak sama, tapi Tuhan juga memberikan kemampuan khusus kepada Aholiab untuk mengajarkan keahlian yang dia punyai kepada orang-orang.

Sehingga dengan pengajaran itu, tentunya hal itu merupakan karunia Tuhan semata, maka semakin banyak orang yang ahli dalam bidang-bidang tertentu dari bagian proyek tersebut. Dan akhirnya mempercepat terealisasinya proyek ilahi-nya Tuhan.

Tapi hal ini-pun bisa tidak terjadi, jika seandainya bangsa Israel orang-nya pelit dan tidak mau mempersembahkan yang terbaik bagi Tuhan. Sekali lagi untuk bisa mengubah paradigma pelit tentu dengan ‘pengertian’ mau berbagi dengan Tuhan.

Sebuah ‘pengertian’ yang sama-sama dicurahkan kepada bangsa Israel. Ketika Tuhan mencurahkan roh Pengertian kepada Bezaleel dan Aholiab, roh Pengertian yang sama juga dicurahkan untuk bangsa Israel yang lain, yakni untuk bisa menyiapkan segala perbekalan untuk menyelesaikan pekerjaan Tuhan tersebut.

Maka akhirnya terjadilah sebuah gebrakan yang luar biasa, dimana Musa harus mengambil sikap, dan memerintahkan supaya tidak usah lagi mereka membawa sesuatu untuk dijadikan persembahan khusus bagi tempat kudusnya Tuhan. Maka kelimpahan terjadi pada masa-nya Musa.

Apakah peristiwa kelimpahan pada masanya Musa, kemungkinan tidak bisa terjadi pada masa kini? Seharusnya setiap saat kelimpahan bisa terjadi pada gereja-gerejanya Tuhan. Bukan suatu waktu, tapi setiap saat akan bisa terjadi proses kelimpahan tersebut. Yakni satu kuncinya yang harus dimiliki oleh para jemaat-jemaatnya Tuhan, milikilah “pengertian” itu.

Bagaimana cara untuk bisa memiliki pengertian tersebut dan akhirnya kita bisa menuai kelimpahan? Pertama, tentu hal tersebut tidak terlepas dari proses karunia Tuhan yang dilimpahkan kepada manusia. Artinya ketika Tuhan sudah menaruh pengertian tersebut kepada kita, sesungguhnya hal itu merupakan anugerah karunia semata-mata.

Dimana ketika Tuhan sudah mengaruniakan pengertian kepada Bezaleel dan Aholiab, tentunya Tuhan juga akan memberikan pengertian yang sama atau roh yang sama kepada seorang hamba Tuhan tersebut. Sehingga akhirnya bisa menyelesaikan maksud dari apa yang Tuhan perintahkan.

Kedua, mengajarkan pengertian tersebut kepada para jemaat, supaya memiliki hati dan pengertian yang sama, seperti apa yang dimiliki oleh seorang hamba Tuhan tersebut. Olehnya penting kecakapan mengajar dan mendidik bagi seorang Hamba Tuhan, supaya jemaat bisa menangkap dan bahkan melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.

Seperti yang terjadi kepada Aholiab, dimana dia bukan hanya membantu pekerjaan Bezaleel sebagai pimpinan proyek ilahi-nya Tuhan, juga dia harus mengajarkan keahliannya kepada orang lain.

Ketiga, melibatkan sebanyak mungkin orang untuk bisa terlibat dalam proyek perkejaan Tuhan. Baik sebagai pengerja ataupun sebagai jemaat, perlu bergandengan secara bersama-sama, bersinergi dan bahkan bekerja sama di dalam proses percepatan pembangunan rumah Tuhan tersebut.                      

Jadi kesimpulannya milikilah terlebih dahulu pengertian tersebut, maka bisa dipastikan akan terjadi kelimpahan bagi rumahnya Tuhan. Disamping itu akan terjadi juga kelimpahan dalam hidup kita. Sebab dengan ‘pengertian’ akan memampukan kita menggali setiap potensi dan kemampuan kita yang sebenarnya. Hal itu tentunya akan berdampak bagi apa yang akan bisa kita dapatkan selanjutnya. Baik berkat secara fisik ataupun berkat secara non-fisik.

Penulis adalah seorang pelayan dan pendidik bergabung dalam Komunitas PESAT di Sibolangit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...