Kamis, 19 November 2015

Mengapa anak-anakku




Aku bingung dengan anak-anak SMP sekarang, diajarin gak mau. Mau mereka apa yah? Ketika aku mengajar, seakan-akan aku menjadi pendidik yang gagal. Aku sepertinya, tiada dihornati didalam kelas. Aku sering kali mengintrospeksi diriku, apakah karena aku yang terlalu lembek dalam mengajar atau mereka yang terlalu aktif dalam belajar. Padahal mereka sudah kelas Sembilan (IX). Hari ini aku mengajar mereka, aku menyaksikan anak-anak ku, baru masuk, langsung banyak yang permisi ke toilet, lari kesana-kesini. Ini ekspresi apa yah dari mereka. Satu dua orang terus main gendang, meja seakan-akan jadi gendang mereka, satu dua orang mengeluarkan nyanyian –nyanyian yang gak tentu, satu dua orang berjalan-jalan keliling kelas-seakan-akan hendak mengambil sesuatu dari temannya. Satu-dua orang terus-terus berbicara dengan teman-teman sebangkunya tanpa menghiraukan aku yang ada didepan kelas. Bingung menghadapi tingkah mereka yang seperti itu. Bahkan didepan mataku sendiri mereka bisa-bisanya berkelahi satu sama lain.

Tapi aku heran juga, ketika ada PR atau tugas, mereka akan menyelesaikannya juga, jikalau PR itu bisa mereka mengerti; tetapi jikalau mereka tidak mengerti, jangan harap mereka bisa menyelesaikannya. Gimana bisa mengerti pelajarannya, jikalau ketika aku menjelaskan mereka pada gak dengar, pada rebut, pada jalan-jalan. Ini sebuah tantangan bagiku, apakah harus menyerah dengan sikap mereka, dengan mengaibakan tindakan mereka. Memang aku belum lama mengajar mereka, hanya baru kira-kira tiga bulan. Tapi aku seakan-akan merasa terbebani, karena aku merasa tidak sanggup menghadapi sikap-sikap yang telah mereka lakukan.

Belajar

Sepertinya gairah mereka untuk belajar tidak ada lagi. Apa mungkin karena jam terakhir? Jadi kepingin bebas sejenak dari hiruk pikuk pendidikan. Karena sudah capek mengikuti pelajaran dari les pertama hingga keempat. Aku bertanya-tanya apakah mata pelajaran bahasa inggris ini merupakan mata pelajaran sulit? Kayaknya ia, banyak kata-kata yang mereka kurang mengerti, mengakibatkan mereka bermalas-malasan. Atau karena sejak awalnya mereka gak suka dengan pelajaran ini-membosankan.

Apa yang salah yah…apakah kurikulum pendidikan di Indonesia ini yang terlalu banyak. Jika dibandingkan dengan Negara Finlandia, baru-baru ini saya baca dalam suatu berita, dikatakan bahwa system pendidikan disana, ketika anak-anak belajar satu jam pelajaran, maka akan istirahat satu jam pelajaran juga. Jadi jumlah belajar aktif sama dengan jumlah bermain atau istirahat mereka. Dalam satu hari itu paling banyak mempelajari dua jenis pelajaran yang berbeda; bahkan kabarnya para anak didik mereka disediakan untuk makan siang, sebagai tambahan asupan gizi. Dan memang profesi guru disana, merupakan profesi yang sangat dibanggakan dan prestigious. Dan mereka tidak dipusingkan dengan yang namanya masalah gaji, sebab memang pemerintah sudah sangat-sangat memperhatikan mereka akan masalah kebutuhan financial mereka dan kebutuhan akan peningkatan pendidikan mereka lebih lanjut.

Masa laluku

Akupun sepertinya pernah seperti mereka. sewaktu aku smp, mata pelajaran ini merupakan pelajaran yang juga kurang aku sukai. Aku memiliki sikap hampir sama dengan mereka, ribut, jalan-jalan, buat onar sana-sini. Yah memang kuakui karena aku tidak mengerti apa yang disampaikan oleh guruku pada saat itu. Tapi yang kuingat, aku tetap bisa mengerjakan apa yang ditugaskan pada saat itu.

Masa Puber

Memang masa-masa seperti mereka, adalah masa-masa pergolakan. Perubahan dari anak-anak ke remaja muda. Masa-masa dimana mereka tidak bisa duduk tenang, masa-masa sulit untuk bisa konsentrasi. Masa-masa dimana laki-laki akan mimpi basah, dan perempuan akan mengalami masa Haid. Itu adalah perubahan yang besar terjadi dalam mereka, yang mungkinpun mereka sendiri bingung dengan perubahan itu. Perubahan fisik : bentuk tubuh, suara, dll. Perubahan jiwa kekanak-kanakan menuju kedewasaan.

Solusi :
Aku sebagai pengajar sekaligus juga sebagai pendidik, memang belum sempurna dalam menguasai pelajaran ini; baik dalam penyampaiannya maupun dalam penilaiannya atau evaluasi pembelajarannya. Banyak hal yang masih harus aku perbaiki dan benahi dalam sistem pengajaranku. Sementara aku masih mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaranku /Lesson Plan-ku dari semester satu hingga semester dua, dan semua perangkat pembejaran lainnya. Aku harus mempersiapkan semuanya dengan matang.  Supaya aku punya dasar dalam menyampaikan mata pelajaran yang akan kusampaikan.

Disamping itu aku juga harus mengenali mereka satu persatu, keluarganya, sifatnya, kepribadian mereka, gaya belajarnya, supaya aku berhasil dalam memberikan solusi pembelajaran yang baik dan tepat bagi mereka. Intinya memang aku kurang mengenali mereka satu-persatu, kurang mengenali budaya mereka, sikap mereka, dan ini merupakan langkah terobosan yang harus aku kerjakan. Membuat semacam Kuisoner bagi mereka untuk memetakakan kekuatan mereka masing-masing ada dimana.

Ini harus kukerjakan, supaya mereka semuanya bisa lulus dalam mata pelajaran ini, baik dalam ujian akhir semester maupun dalam Ujian Nasional yang sebentar lagi akan berlangsung di tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...