Jumat, 20 November 2015

What The Next-Rinto




Sumber : Kepikcantik.com

Malam ini aku mulai mengetikkan lagi apa yang ada didalam pikiranku. Tepat dihari ini…sejak bangun pagi kami datang untuk menyembah Tuhan bersama dengan istriku dan putriku. Melihat ekspresi anakku ketika datang  menyembah Tuhan, aku sangat senang..dan dia juga bisa merasakan hadirat Tuhan begitu kuat menyapa kami tepat dipagi itu. Meskipun ekspresi putriku hanya senyam-senyum melihat aku dan istriku datang menyembah Tuhan. Selesai menyembah Tuhan,kami kembali kepersiapan masing-masing; tugasku yang setiap hari menyuci kain dan istriku akan menyiapkan makanan bagi kami. Aku bersyukur buat istriku yang selalu cekatan dalam mempersiapkan segala sesuatu untuk kebutuhan keluarga kecil kami.
                                                     
Di hari Senin ini juga aku melayani anak-anakku yang ada di Sekolah Dasar, yang dekat dengan tempat tinggal kami. Aku bersyukur bisa mengajar ditempat itu. Aku mengajar mulai dari kelas satu hingga kelas enam. Satu hal yang penting yang ingin aku bagikan yaitu bahwa aku melihat anak-anakku sangat bersemangat dalam mengikuti pelajaran yang aku sampaikan. Pagi tadi aku sudah mempersiapkan materi Listening bagi mereka lewat lagu-lagu yang aku perdengarkan bagi mereka. Aku menuliskan teks rumpang di papan tulis dan mereka berusaha untuk mengisi tulisan yang rumpang tersebut. Awal lesnya waktu itu adalah di Kelas lima. Tiba saat di les terakhir yaitu di kelas enam, aku berusaha untuk tidak membuat listening bagi mereka dan hanya belajar. Mereka memintaku juga untuk membuatkan bagi mereka seperti yang aku lakukan bagi anak kelas lima. Salah satu dari mereka mengatakan bapak harus adillah. Terbersit dalam pikiranku, apakah metode mengajar yang aku sampaikan adalah harus sama dan merata. Tapi akhirnya aku mewujudkan keinginan mereka dan mereka sangatlah senang.

Memang aku agak terlambat mengajar mereka, dikarenakan aku juga harus mengajar di SMP  juga yang berdekatan dengan SD itu. Karena memang disela-sela antara mengajar di kelas lima dan kelas enam, aku punya waktu yang kosong. Dan hal itu aku gunakan untuk mengajar di SMP. Sama seperti, mengajar di SD, di SMP akupun melakukan hal yang sama. Aku mempedengarkan bagi mereka sebuah lagu dari Corrs-The Radio untuk dijadikan bahan listening bagi mereka. Mereka juga sangatlah aktif sekali ketika aku menggunakan metode itu. Dan bersyukur disela-sela istirahat, aku diajak oleh kepala sekolah untuk makan mie. Sudah tersedia mie goreng di mejaku. Katanya ini berkat dari orangtua kepada guru-guru SMP. Jadi kami semua makan mie goreng bersama-sama di ruangan guru. Suatu berkat yang sangat tidak terduga.

Selesai mengajar di SD dan di SMP, aku istirahat sejenak dan makan siang didampingi oleh istri dan putriku dirumah. Aku melanjutkan karya Tuhan dalam diriku untuk bisa menjadi berkat buat para mahasiswa-mahasiswiku di sekolah tinggi teologia di Sibolangit. Aku mengajarkan ‘Ilmu Komunikasi’ bagi anak-anak jurusan teologia konsentrasi misi. Selama hampir kurang lebih dua jam, kami berdiskusi bersama tentang Aplikasi Ilmu Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Kami membahas tentang bagaimana membuat laporan, membahas tentang telegram, bentuk-bentuk rapat, dan berbagai macam hal lainnya yang kami bahas. Meskipun ini merupakan lanjutan dari pembahasan kami di minggu kemarin. Mereka juga sangat antusias untuk bisa saling mencurahkan pendapat dan gagasan mereka. Dan tidak terasa, waktu perkuliahannya sudah selesai.

Satu hal yang juga menjadi berkat bagiku ketika aku bisa melayani anak-anak mahasiswa dalam acara doa puasa. Tepat dihari senin, semua anak-anak mahasiswa akan berpuasa. Memang ini sepertinya hal ini diwajibkan tetapi dibalik itu ada suatu hal yang ingin Tuhan lakukan bagi para mahasiswa. Untuk membentuk, menyatakan kehendak-Nya bagi mereka semua. Sehingga bisa menjadi hamba-hamba-Nya yang berkenan kepada-Nya. Aku memimpin mereka dalam berdoa dan memimpin pujian dari awal hingga akhir.  Mengajak untuk mendoakan anak-anak yang kurang beruntung diseluruh dunia. Mendoakan mereka yang mendapatkan sakit-penyakit, budaya-budaya lingkungan yang akhirnya akan menggilas mereka, karena mereka tidak siap untuk hal itu, seperti halnya untuk menikah dini diusia yang masih sangat belia. Mereka tidak mampu menolak hal itu dikarenakan kemiskinan dan perekonomian yang sangat sulit. Dan tak lupa juga mendoakan pelayanan Yayasan PESAT secara umum.

Thanks God..for all of these. You are wonderful and marvelous. I love you so much. I and my family wants to glorify your Holy Names. Amen.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...