Selasa, 05 April 2016

Pelayananku

Senin, 7 Maret 2016


Mulai pagi aku awali hariku dengan menjadi Pembina Upacara di SD Masehi. Aku menyampaikan tentang Kepedulian. Yang kubagi menjadi 3 bagian kepedulian. Pertama Peduli kepada diri sendiri, kedua peduli kepada teman atau sesama dan ketiga, peduli kepada lingkungan. Aku juga menjelaskan bahwa peduli kepada diri sendiri berarti mau belajar keras untuk meraih cita-cita yang sudah diidamkan, sedang, kepada sesama, aku menjelaskan bahwa anak-anak harus memiliki sifat mengasihi kepada sesama dan tidak mudah untuk tersinggung atau marah. Sebab, memang pada faktanya bahwa anak-anak sekarang, sangat gampang emosian dan langsung membalaskan perbuatan yang dilakukan oleh temannya sendiri dengan main hakim sendiri. Ketiga, aku menjelaskan bahwa kepedulian kepada lingkungan berarti menjaga lingkungan supaya tetap bersih dan sehat.

Setelah aku menjadi Pembina Upacara bendara, aku melanjutkan tugasku untuk mengajar anak-anak di kelas lima SD, kelas Sembilan SMP dan juga diakhir jam pembelajaran, aku mengajar di kelas 6 SD. Banyak tantangan ketika aku mengajar dimasing-masing kelas tersebut. Sering aku merasa jengkel sendiri ketika menghadapi anak-anak dengan sejuta tindak tanduk mereka. Aku lebih menekankan kepada anak-anak, bahwa belajar itu adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Artinya, segala tugas yang diberikan oleh guru harus dikerjakan dan dibahas bersama-sama. Tetapi pada faktanya bahwa anak-anak yang kuajar, jadi lebih banyak menyalahgunakan kesempatan yang kuberikan. Kadang mereka usil dan mengganggu kepada teman-temannya yang rajin, kurang gairahnya dalam mengikuti pelajaran yang kuberikan. Mungkin penyebabnya, bahwa belajar bahasa itu sangatlah menyulitkan. Gak tahu apa sebabnya. Atau adakah faktor lain yang mengakibatkan anak-anak sulit untuk belajar dan konsentrasi.

Disiang harinya, aku juga mengajar di PESAT. Aku dipercayakan untuk mengajar mata kuliah Kewarganegaraan. Tema yang kami bahas pada hari ini adalah tentang identitas nasional. Dengan jumlah mahasiswa yang kuajarkan berjumlah 24 orang, mereka tampak antusias untuk mengikuti materi yang diberikan. Sebab model pembelajaran yang kami lakukan adalah dengan menggunakan metode diskusi. Baik pemateri dan pendengar sama-sama harus aktif dalam membahas tema yang dipaparkan.

Kemudian di sore harinya, aku juga harus menyelesaikan tugasku sebagai Staff Admin di STT Terpadu ini. Menyelesaikan beberapa laporan yang hendak akan kami bahas dan akan kami diskusikan, sehingga membawa kebaikan bagi STT Terpadu tercinta ini. Dan laporannya akhirnya selesai kukerjakan.

Dimalam harinya, aku mencoba merenung, apa yang sudah aku kerjakan dan berikan. Tampak banyak kekurangan sana-sini, mungkin dalam hal persiapanku atau dalam hal lainnya.
Tepat dihari ini juga, aku mulai mengaktifkan kembali, untuk menulis beberapa hal setiap hari. Sesuai dengan komitmen yang sudah aku buatkan sebelumnya. Ternyata sudah lebih dari tiga bulan aku sudah tidak menulis lagi.Aku terus-terus menunda untuk memulai dalam menulis. Akhirnya aku bisa melanjutkan untuk menulis karyaku pada  lembaran-lembaran pengalamanku di notebookku.

Malam hari ini juga, aku digelisahkan oleh sebuah surat yang akan ditujukan kepadaku oleh pimpinanku. Supaya aku tidak melanjutkan lagi untuk mengajar disebuah yayasan pendidikan. Sebab, menurut pemikiran beliau, bahwa itu akan mengganggu kinerjaku dalam yayasan yang aku naungi sekarang. Dan juga akan mendatangkan masalah. Masalah apa yang akan terjadi, akupun tak tahu.Aku, sebagai bawahan, aku masih berpikir dan menimbang-nimbang, dan akhirnya kuputuskan untuk berdoa dan Tanya Tuhan, apakah aku akan mengikutiku surat pemberitahuan itu atau tidak. Sebab, ketika Tuhan buka jalan atas kerinduanku untuk bisa mengajar disebuah lembaga pendidikan, dan sekarang akhirnya aku sudah hampir satu tahun dalam mengajar disitu. Dan  semua kerinduanku, harus pupus sudah ditahun ajaran yang baru nantinya. Berharap Tuhan memberikan jawaban yang heran dan ajaib buatku.

Aku akan melihat apayang akan terjadi. Sebab ketika TUhan sudah mulai merancangkan sesuatu kepada kita, rancangannya pasti akan tercapai dan terjadi, asal orangnya tetap setia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...