Selasa, 05 April 2016

BELAJAR BERTANI-Sebuah Haluan yang berubah



Hari ini, aku sudah memulai untuk melangkah untuk mengembangkan usaha budidaya jahe. Meskipun yang selesai baru hanya membuat media untuk menanam benihnya saja, tapi aku sudah mulai merasakan gairah yang baru dalam bertani. Awalnya aku melihat di internet tentang bagaimana untuk membudidayakan jahe dengan metode Verticulture. Yang artinya menanam jahe dengan menggunakan polybeg sebagai media tanamnya. Aku melihat dari berbagai macam sumber tentang bagaimana memulainya. Awal pembibitannya, penanamannya, pemupukannya dan bagaimana pembuatan pupuknya juga, perawatannya, dan panennya. Bahkan dibahas juga tentang keuntungan yang akan diperoleh tiap bulannya jika ditanam dalam setiap bulannya itu sekitar 40an polibeg. Memang agak lama untuk bisa memanennya sekitar setahun. Cukup lama kita dalam membudidayakannya.

Modal yang nantinya akan kukeluarkan juga, lumayan akan menguras kantong. Aku harus pandai dalam mengelolanya sehingga tidak terjadi kekurangan belanja di dapur nantinya. Memang aku berkolaborasi dengan tim pertanian mahasiswa, bahkan aku juga sudah memberi mereka tenda untuk menudungi pupuk kompos yang akan kami gunakan. Sebelumnya aku berharap, bisa mendapatkan polibeg yang cukup dari tim mereka, sebab katanya masih banyak stok cadangan di gudang. Tetapi ternyata kudapatkan kabar hanya sekitar 5 polibeg aja yang akan kuterima. Sungguh diluar dugaanku.
Aku berharap untuk bulan ini, aku tidak membeli polibeg dulu sebagai media tanamnya. Tapi ternyata aku harus mengeluarkan lagi. Banyak lagi yang akan kukeluarkan,seperti pembelian dekomposernya, perangsang tumbuh, serta  Pupuk yang akan membunuh bakterinya. Aku melihat keuanganku, sudah tinggal dan hanya cukup untuk belanja kami 10 hari kedepannya. Tmbul pertanyaan dalam hatiku, bisakah aku merealisasikan 40 polibeg pertamaku di bulan April ini.

Yang penting aku berusaha dulu, sampai seberapa kemampuanku dalam merealisasikannya.
Lain Cerita… dihari ini juga, aku melihat para guru-guru SD pergi ke medan, setelah kami selesai belajar mengajar di dalam kelas. Katanya mereka mau refreshing dulu ke Medan, makan mie bersama dan kemungkinan mereka juga akan mencari bakal baju yang akan digunakan untuk membuat seragam mengajar kami nantinya. Sebab tadi juga, ibu kelas enam menawarkan kepadaku, untuk juga mengambil seragam bersama, baju setelan. Tapi aku kayaknya piker-pikir dulu, sebab sudah ada surat pemberitahuan kepadaku, bahwa limit atau batasan aku mengajar di YPK Masehi hanya sampai dibulan Juni ini saja. Aku dinyatakan tidak bisa melanjutkan lagi untuk tahun ajaran baru 2016/2017.

Aku masih belum tahu, bagaimana rancangan-rancangan Tuhan kepadaku yang sudah Ia persiapkan. Tapi, aku selalu bersyukur kepada Tuhan, sebab Ia sangat baik kepadaku. Memang aku sudah lama merindukan untuk bisa mengajar di dunia pendidikan di sekolah-sekolah formal. Dan Tuhan menjawab doaku, meskipun hanya setahun aku bisa mengajar di Sekolah Dasar dan di SMP, aku tetap merasakan sukacita yang besar dari Tuhan.

Dan akhir-akhir ini, aku digerakkan oleh-Nya untuk melihat dunia pertanian. Dan aku akan mencobanya dulu. Setelah selesai dunia Pendidikan Formal, aku akan menjadi petani dululah kayaknya. Thanks for this day..God..You are the best, the center in my life.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...