Sumber : Nasional-Tempo.co.id
Sungguh suatu hal yang sangat
merisaukan jika kita tidak bisa mengantisipasi hal-hal yang seharusnya bisa
kita antisipasi. Banjir yang terjadi hari ini dikota Bandung, dan bahkan
menurut pemberitaan di metro TV dinyatakan telah menelan korban 1 orang pegawai
toko. Kemana pemerintah kota yang selama ini yang selalu membangga-banggakan
prestasi yang katanya sudah dicapai olehnya. Membuka ruang publik yang bisa
menampung seluruh aspirasi masyarakat dengan baik. Tapi satu hal yang sungguh
mengherankan, kok bisa banjir. Padahal
Bandung termasuk daerah dengan dataran tinggi. Melihat mobil yang bisa
diseret oleh kuatnya arus banjir. Apa yang sudah dikerjakan oleh pemerintahnya
yah.
Terkesan seperti hanya membangun
citra diri yang positif semata. Melihat rekam jejak sang Pemimpin Kota, Bang
Kamil, yang dimana-mana sangatlah positif. Tapi ketika melihat pemberitaan
dihari ini, pastilah Abang kita itu pasti terdiam, melihat kotanya kebanjiran.
Memang pemimpin, dimana-mana
tidaklah ada yang sempurna. Pastilah ada kelemahan yang dimiliki oleh
masing-masing orang atau pemimpin. Beruntung Jakarta memiliki seorang pemimpin
yang peduli akan sungai. Sehingga sederas apapun hujan yang beresiko
mengakibatkan banjir akan reda dengan sendirinya. Sebab sudah dibuat sistem
yang sangat bagus dalam mengatasi persoalan banjir yang akan selalu melanda
dari masa ke masa.
Seorang pemimpin yang peka, bahwa
perlu adanya normalisasi sungai-sungai yang ada. Bahwa bantaran sungai bukan
untuk dijadikan tempat pemukiman. Perlu keberanian dalam mengambil keputusan
untuk memindahkan orang-orang yang tinggal sudah berpuluh-puluh tahun
dibantaran sungai. Dimana pemimpin-pemimpin sebelumnya tidak begitu tegas dalam
proses normalisasi tersebut.
Dan ketika Jakarta sekarang sudah
lebih baik, terus dikatakan bahwa itu bukanlah rancangan programnya. Itu sudah ada
sejak zaman Kepemimpinan sebelumnya. Selalu ada saja hal-hal yang dilakukan
yang bisa mengurangi makna dari hal-hal
yang sudah dicapai sekarang ini. Dan pernyataan tersebut dibalas, bahwa memang
benar program normalisasi sungai-sungai sudah ada sejak zaman Bapak Fauzi. Tapi
yang dibutuhkan masyarakat itu bukan program-program yang ada diatas kertas.
Tapi tindakan dan bukti nyata yang diperlukan untuk bisa menyelesaikan masalah
banjir tersebut.
Pemimpin kota-kota yang ada di
seluruh Indonesia seharusnya bisa melihat kejadian yang baru terjadi dikota
Bandung. Dan memang bencana banjir sudah merata terjadi dibeberapa kota-kota
yang ada di Indonesia, mulai dari kota-kota yang ada di Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi. Seharusnya pemimpin tidak sibuk untuk urusan dirinya
sendiri, atau golongan maupun partai yang mengusungnya. Pemimpin-pemimpin
daerah tersebut harus turun langsung melihat apa yang terjadi di masyarakatnya.
Mengayomi dan menuntun daerahnya supaya menjadi lebih baik lagi. Terutama
masalah banjir. Seharusnya ketika daerah yang dipimpinnya kebanjiran,
seharusnya dia merasa malu. Dan tidak menyalahkan orang lain atas kejadian
tersebut.
Mari dicarikan solusi bagaimana
supaya penyakit banjir itu tidak kambuh lagi. Harus dibutuhkan kerja yang
ekstra keras, dan berani mengambil keputusan-keputusan yang meskipun tidak
populis. Sebuah keputusan yang membawa kebaikan bagi masyarakat meskipun pada
awalnya banyak ditentang. Harus berani untuk tidak popular dimata masyarakat.
Toh, masyarakat itu sendiri bisa menilai, akan hal-hal yang sudah dicapai, mana
yang berhasil dan mana yang tidak. Dan satu lagi masyarakat tidak membutuhkan
rencana-rencana program yang tidak akan pernah ada implementasi atau eksekusi
dari program tersebut. Rakyat membutuhkan hasil nyata dan tindakan nyata dari
pemimpin-pemimpin daerah kita ini.
Penggusuran itu perlu dan harus
dilakukan sepanjang masyarakat yang
digusur tersebut sudah disiapkan sebelumnya tempat yang lebih baik. Dan tidak
seperti salah satu legislator kita ini, sampai–sampai membuat lomba puisi
tentang penggusuran. Bahkan diimingi-imingi dengan hadiah sampai 10 juta.
Pemenangnya diambil dari jika sudah banyak yang mereview puisinya dalam sebuah
video, dengan hastag #situkanggusur. Apa itu, kerja legislator kita ini.
Seharusnya dia itu lebih banyak untuk melihat kerjaannya di kedewanan. Mengejar target rancangan undang-undang yang
harus sudah siap untuk menjadi undang-undang yang sah di Negara tercinta kita ini.
Mari kita membuat pilkada yang
aman, damai dan bersih di Negara kita ini dan tidak ada tempat yang namanya
SARA untuk bisa dihembuskan. Jayalah Indonesia..
Penulis adalah Staf pengajar di
STT Terpadu PESAT Sibolangit dan Alumni UNIMED 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar