![]() |
Kunjungan Petugas Jasa Raharja (Dok.Pribadi) |
Seorang pemimpin yang baik dan
tentunya berkualitas adalah seorang pemimpin yang mau memikirkan tentang
orang-orang yang dipimpinnya. Tak terkecuali adalah seorang kepala daerah,
maupun kepala negara. Mereka-mereka ini adalah seorang pemimpin.
Wujud seorang pemimpin yang mau
bekerja tanpa mengenal lelah dan waktu adalah ciri seorang yang diidamkan oleh
masyarakat. Ditambah lagi selalu membuat kebijakan-kebijakan yang arahnya
adalah demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat itu yang selalu
dinanti-nantikan.
Yang arah pembangunannya atau
kebijakan programnya bukan hanya semata
untuk mengamankan suaranya ketika masa-masa pemilu, sehingga mengejar
dan bahkan jor-joran selalu
mengarahkan pembangunan yang serba jawa sentris. Sehingga lupa ternyata dia
juga punya pekerjaan untuk membangun
pulau-pulau terluar, yang penduduknya selalu kurang mendapatkan perhatian dari
pemerintahnya.
Berani untuk tidak populer di
kalangan Jawa, meskipun pembangunan di Jawa juga tidak diabaikan. Terbukti dari banyaknya pembangunan tol yang
dimulai dari DKI hingga ke sebelah timur Jawa. Yang fokus perhatiannya dan
selalu menjadi mimpinya supaya konektivitas
itu benar-benar terwujud di bangsa ini. Mulai dari Aceh hingga Papua, baik
melalui darat, laut dan bahkan udara. Semua pulau-pulau yang ada di Indonesia
ini harus benar-benar terhubung satu dengan yang lain sehingga terjadi
sinergitas, perekonomian yang meningkat, adanya kesamarataan dan pada akhirnya
terwujud keadilan dan kesejahteraan di tengah-tengah bangsa ini.
Meskipun dampak pembangunan yang
sedang gencar-gencarnya dikerjakan dan diupayakan tepat waktu, belum bisa
dirasakan dampaknya secara langsung oleh
masyarakat, tapi hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita sedang menuju titik perbaikan
demi perbaikan. Sehingga bangsa kita bisa didaulat menjadi negara maju yang
tidak kalah dengan negara-negara yang ada di Eropa maupun Amerika, serta tidak
kalah juga dari negara-negara seperti Singapura, Jepang, Cina dan bahkan India.
Selain program pembangunan,
hal-hal atau kebijakan teknis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga
perlu diperhatikan. Mulai dari kebijakan perbaikan pendidikan, dengan Kartu
Indonesia Pintar; kebijakan perbaikan masalah kesehatan-menggagas program
pembiayaan urungan dari masyarakat, dengan Kartu Indonesia Sehat. Hingga
kebijakan pemberian santunan kepada orang-orang yang sedang mengalami musibah,
seperti kecelakaan lalu lintas.
Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan (PMK) Nomor 15 dan Nomor 16 tahun 2017, bahwa PT Jasa Raharja
(Persero) akan menaikkan jumlah santunan kecelakaan hingga 100 persen. Dan
kenaikan tesebut berlaku sejak 1 Juni 2017 yang lalu. Dan kenaikan santunan
ini, ternyata tidak dibarengi dengan adanya kenaikan iuran wajib (IW) dan
sumbangan wajib (SW) oleh Perusahaan Asuransi Badan Usah Milik Negara (BUMN).
Hal ini dimuat di berita Tempo (12/5).
Rincian kenaikan santunan kepada
korban kecelakaan meninggal dunia dari Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta. Adanya
biaya perawatan dan pengobatan meningkat dari Rp 10 juta menjadi Rp 20 juta. Penggantian
biaya penguburan dari Rp 2 juta menjadi
Rp 4 juta. Kemudian ada kebijakan baru, yakni penggantian biaya pertolongan
pertama paling besar Rp 1 juta dan penggantian biaya untuk membawa korban ke
fasilitas kesehatan sebesar Rp 500 ribu.
Adanya kebijakan tentang kenaikan
besaran santunan dari pemerintah kepada masyarakat, ternyata disertai juga dengan adanya peningkatan layanan dari
petugas Jasa Raharjanya. Para petugas mempermudah kerja dari masyarakat dengan
terjun langsung ke tengah-tengah keluarga yang sedang mendapatkan musibah. Tidak mengenal lelah dan bahkan waktu, dalam
kondisi malampun, dan jarak yang lumayan jauh dari pusat perkotaan, yakni ke
desa-desa terpelosok sekalipun mereka akan datang menghampiri.
Hal itu sudah kusaksikan sendiri
pada peristiwa naas yang sedang menimpa teman sekerja kami. Beliau mengalami
kecelakaan di pagi menjelang siang dan akhirnya meninggal di tempat. Kemudian
mendapatkan penanganan langsung oleh pihak berwajib dan membawanya ke rumah
sakit terdekat. Kemudian aku dan keluarga terdekat mendiang mendatangi polsek
setempat untuk memastikan kabar tersebut, dan ternyata benar. Dan petugas
kepolisian tersebut sempat berkata bahwa pihak Jasa Raharja akan datang
langsung ke tempat keluarga.
Awalnya aku tidak percaya dan
pesimis dengan ungkapan pak polisi tersebut. Sebab yang kutahu dari
pengalaman-pengalaman dulu, bahwa kita sendirilah yang harus datang ke kantor
Jasa Raharja dan melaporkan peristiwa itu. Layanan yang diberikanpun terkesan
cuek dan tidak ramah. Prosesnya dipersulit dan sangat berbelit-belit. Dan kalau
sudah tiba pada tahap pencairan dana, biasanya banyak potongan sana-sini. Sehingga
dana yang diterima keluarga korbanpun jauh berkurang dari standard yang
harusnya diterima.
Sebab demikianlah tipikal para
petugas yang bekerja di pemerintahan pada umumnya. Mulai dari kantor Kepala
Desa, Camat hingga ke Perpajakan, maupun di lembaga kepolisian, selalu
melakukan pelayanan yang buruk kepada masyarakat yang ada. Dan ternyata
penilaianku salah. Mereka, para petugas Jasa Raharja dengan ramahnya
menjelaskan segala sesuatunya kepada kami. Baik itu dokumen-dokumen yang
dibutuhkan, hingga surat-surat yang harus dilengkapi untuk bisa mendapatkan
dana santunan tersebut.
Segala prosesnya dipermudah dan
pelayanan yang diberikan sangat baik, sehingga
aku bisa berkata bahwa pemerintahan sekarang ini, yakni di masa
kepemerintahan Bapak Jokowi, sangat...sangat...sangatlah baik sekali. Dan
berharap di sisa waktu masa
kepemerintahannya tetap selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat
Indonesia ini. Tetaplah membangun bangsa ini, meskipun banyak cibiran,
kata-kata yang menyakitkan hati maupun fitnah, bahkan upaya untuk menggulingkan
Bapak melalui banyak aksi-aksi yang memakai topeng agama.
Kami ada bersamamu, dan kamipun
tetap bekerja dan berkarya untuk membangun bangsa ini. Sebab Bapak memang tidak
bisa sendirian dalam membangun bangsa ini. Butuh banyak dukungan dari
masyarakat dalam menyukseskan segala visi misi yang sudah Bapak nyatakan dahulu.
Dan berharap bisa memimpin bangsa ini di periode yang berikutnya. Semoga.
Penulis adalah pegiat sosial dan
staf pengajar di salah satu kampus di Medan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar