![]() |
Pak Ahok Menjadi Gubernur Terbaik dan Pemikir Dunia |
Akan ada begitu banyak lagu yang tercipta
ketika ada satu sosok yang begitu bisa menginspirasi. Dan sudah banyak lagu
yang sudah tercipta karenanya. Nyanyian yang bukan hanya saja dipakai ketika
akan menghadapi pilkada, tapi ketika sudah usaipun lagu dan nyanyian tersebut
terus tercipta dan mengalir mengisi dunia permusikan bangsa ini. Lagu dan
nyanyian tersebut diharapkan bisa menggugah hati para pendengarnya. Sosok
tersebut tak lain dan tak bukan, yakni Ahok.
Seperti lagu yang diciptakan oleh
saudara Salomo Pasaribu, yang berjudul “Ahok”. Lagu ini dinyatakannya sebagai
hadiah Natal dan doa kepada Pak Ahok. Supaya sehat selalu dan tetap dalam
perlindungan Tuhan. Dia menyebutkan di dalam channel youtube-nya, yang diunggah
dan dipublikasikan tanggal 11 Desember lalu, bahwa Bapak Ahok adalah Bapak Hati
Nurani yang sanggup berdiri teguh di tengah badai karena nurani.
Berikut syair lagu yang
dituliskannya dalam sebuah lagu, Ahok.
Namamu lebih harum dari narwastu
Berkumandang dari Sabang sampai Merauke
Kau menjadi inspirasi dunia, Memimpin dengan
hati nurani
Kau simbol kejujuran yang tegar dan Tak
Gentar
Kau bagai batu karang berdiri teguh di
tengah badai
Reff :
Ahok... Kami disini, dipersatukan cinta
Cinta akan negeri ini
Ahok...Kami disini, kami generasi muda..
Generasi Nurani
Bridge :
Kami disini...Berjuang untukmu
Kami disini...Berjuang bersamu
Kita harus bersatu..dalam kebhinekaan
Menuju Indonesi Jaya
Yang kita nikmati Bersama..
Mari mencermati sosok Ahok dalam
lagu tersebut. Kalau dtelaah bahwa ada kata narwastu dalam pemilihan katanya. Kita
ketahui bersama bahwa Narwastu adalah minyak termahal dan sangat harum. Untuk
mendapatkan dengan ukuran isi buli standard buatan Israel, harus mengeluarkan
biaya 300 dinar. Artinya satu dinar merupakan upah pekerja satu hari. Jadi
harga untuk mendapatkan minyak narwastu tersebut, harus bekerja kurang lebih
selama setahun. Dikatakan lebih harum dari minyak narwastu, dimana aromanya
tidak lekas hilang dan harumnya semerbak dan tidak tengik.
Namanya berkumandang dari Sabang
sampai Merauke. Dan memang benar, sejak ketika dipaksa untuk menjadi terpida
kasus Al Madiah, ada begitu banyak daerah-daerah yang menyuarakan untuk
membebaskan Ahok. Melalui digelarnya 1000 lilin untuk Ahok. Ada banyak
masyarakat yang terus berjuang menyuarakan kebebasan dan keadilan.
Meskipun akhirnya kalah dan di
penjara, dia dengan tegar dan berdiri dengan tegap dalam menghadapi putusan
hakim yang ditimpakan kepadanya. Dia tetap memberikan yang terbaik. Bahkan kehadirannyapun
dipenjara, selalu mendatangkan berkah bagi orang yang berada di sekelilingnya.
Mulai dari membantu petugas-petugas yang ada di Mako Brimob dengan hasil penjulan
bukunya yang fantastis, bahkan masih bisa menyurati orang-orang untuk
memberikan kata-kata semangat dan motivasi. Dan banyak orang yang tersentuh
dengan isi suratnya.
Juga ada begitu banyak kenangan
dari orang-orang yang sempat bekerja bagi dia. Selalu memberikan kesan-kesan
yang begitu positif dan membangun. Sehingga orang yang mendengarkan kisah-kisah
yang mereka tuturkan, ada begitu banyak orang diberkati dan akhirnya dikuatkan.
Menyimpulkan bahwa di bangsa ini masih
ada orang yang berani, jujur, dan tegas dalam menghadapi orang-orang yang mau
merongrong uang rakyat. Ketika dipercayakan menjadi pemimpin rakyat, niatannya
adalah untuk melayani masyarakat. Bekerja bagi rakyat, dan membuat banyak program
yang akhirnya bisa menyesejahterahkan rakyat. Terbukti melalui indeks kepuasan
masyarakat waktu itu kepada kinerjanya mencapai 70% lebih.
Kembali menata sistem
pemerintahan yang bersih dan transparan. Yang dulunya awut-awutan, kemudian
dibenahi. Sungai-sungai dan danau-danau dinormalisasi
dengan secepat mungkin. Membuat banyak daerah resapan serta membangun RPTRA
(Ruang Publik Terbuka Ramah Anak). Sehingga ketika datang hujan yang lebat,
tidak mengakibatkan luapan banjir sebab airnya surut dengan segera. Dan
ruang-ruang publik yang didirikan bisa mendorong masyarakat warga Jakarta untuk
selalu bersosialisasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan tak
jarang, RPTRA-RPTRA tersebut menjadi objek wisata baru.
Memaknai lagu yang tercipta
memberikan kesan tersendiri bagi sang pencipta lagu. Dan bahkan bagi orang yang
menjadi sasaran dari lagu tersebut, yakni
Pak Ahok. Baik itu tujuannya untuk
menyemangati beliau, supaya tetap berpegang teguh kepada prinsip yang
diyakininya. Demikian juga bagi orang-orang yang mendengarkan lagu tersebut
tentunya akan bisa dibangunkan kembali. Supaya tetap kembali kepada
prinsip-prinsip kebenaran dan keadilan yang kita junjung bersama.
Bukan seperti yang ditunjukkan
oleh Bapak Setia Novanto baru-baru ini. Mencoba menghindari upaya hukum yang
akan mengenainya sendiri akibat dari perbuatannya di masa lampau. Perbuatan
korupsi pada proyek E-KTP yang mengakibatkan kerugian negara mencapai 2,3
trilyun rupiah. Mulai dari upaya melarikan diri dengan menabrak tiang listrik,
hingga sekarang, menampilkan ke muka publik, dan dihadapan sidang perdananya
bahwa dia sedang mengalami sakit. Padahal tim dokter menyatakan bahwa dia
sehat-sehat saja.
Sikapnya dan perbuatannya menjadi
preseden yang buruk bagi kehidupan keberbangsaan kita kedepannya. Sebab hal itu
akan menjadi contoh yang mungkin-mungkin saja ditiru oleh generasi ini atau
generasi selanjutnya. Sikap kepengecutannya dan tidak ada sikap kenegarawan
yang dimilikinya, yang ditampilkannya di depan rakyat Indonesia, seakan-akan menunjukkan
bahwa beliau sudah muka tembok dan tidak tahu malu lagi.
Dan bagaimana mungkin bisa
tercipta lagu untuk bisa mengenang sosok Bapak Setnov tersebut. Lagu sindiran
yah mungkin bisa jadi. Tapi yang akan lebih banyak muncul kedepannya adalah
meme-meme atau gambar yang mengejek dan menyindir beliau.
![]() |
meme Setnov (Sumber : Tribun.news) |
Jadi, mari kita menjadi generasi yang bisa menginspirasi banyak orang. Melalui perbuatan-perbuatan yang terbaik, dan bertanggung jawab. Mengisi hari-hari bangsa ini dengan banyak karya-karya inspirasi dan inovatif yang bisa mengguncang dunia. Meninggalkan perbuatan-perbuatan tercela, seperti berbohong, mencela, memfitnah, apalagi korupsi. Sehingga kita bisa menjadi Ahok-ahok berikutnya yang menjadi sumber insipirasi bagi para penggubah lagu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar