Hari ini aku mendapatkan sebuah
pelajaran baru tentang bangsa ini. Bagaimana proses mendapatkan kebenaran.
Kebenaran yang pada akhirnya betul-betul bisa membawa perubahan yang lebih baik
bagi bangsa kita ini. Menyaksikan kasus Setya Novanto, Ketua Dewan Terhormat
Republik Indonesia, DPR, aku belajar sesuatu bahwa memang bangsa kita ini bisa
dikendalikan oleh segelintir orang. Yang berusaha mengatas namakan rakyat atau
mewakili rakyat, ternyata yang diwakili adalah kepentingannya pribadi semata.
Bersyukur bahwa media-media yang
ada di Indonesia ini tidak pernah diam dalam membongkar skandal-skandal yang
terjadi di negeri tercinta ini. Melihat media berani meliput dan mengungkapkan
kebenaran, dan juga terlebih-lebih melihat keberanian Bapak Sudirman Said dalam
mengungkapkan dan melaporkan kasus etik bapak SN ke MKD, dan juga Bapak Marof
Syamsudin dalam memberikan kesaksian, dapat disimpulkan bahwa bangsa ini masih
memiliki harapan untuk lebih baik lagi kedepan. Asal ada orang yang berani di
bangsa ini dalam menegakkan kebenaran diatas segalanya, maka bangsa ini akan
segera berubah.
Sidang MKD ini, sejak awal sampai
di hari kedua ini, merupakan sidang yang sepertinya memojokkan orang yang
melaporkan maupun orang yang memberikan
kesaksian. Berusaha untuk menjebak dengan pertanyaan-pertanyaan hanya seputar
soal kepatutan dalam hal perekaman. Sementara masalah-masalah substansial dari
hasil rekaman tersebut sama sekali hanya sedikit yang dibahas. Cenderung para
anggota Majelis yang terhormat MKD, sepertinya mau memperingan kesalahan fatal
yang sudah dilakukan oleh bapak Ketua DPR, SN. Mulai dari melobi-lobi,
mengajak pengusaha licin untuk bertemu
dengan pihak perusahaan Freeport, bahkan sampai berusaha membuat hitungan bagi-bagi
saham, dan banyak kesalahan lainnya.
Sekarang yang dipermasalahkan
adalah masalah etika, apakah pantas seorang yang tugasnya dalam bidang
legislator pantas untuk mengambil tugas para eksekutif. Katanya mewakili
pemerintah tapi yang diwakilinya adalah kepentingannya sendiri. Sebelum kasus ini
tercuat kepermukaan, Sang Ketua ini juga pernah membuat malu bangsa Indonesia.
Ketika beliau berkunjung ke Negara Paman Sam. Seakan-akan bahwa kejadian ketika
seorang Calon Presiden Amerika, Donald Trump sedang kampanye program visi dan
misinya, beliau sepertinya merasa terjebak, karena Sang Kandidat menarik sang
Ketua ketengah-tengah forum, dan mengatakan bahwa Indonesia mendukung
pencalonan sang Calon Presiden.
Tapi itu nampaknya akal-akalan
semata, merasa terjebak, tapi memang sudah diatur sedemikian rupa. Hal ini
pernah diberitakan akan dibawa ke sidang Majelis Kehormatan Dewan, untuk
mempertanyakan kasus ini. Tapi faktanya tidak pernah terjadi persidangan.
Alasannya karena tidak ada yang melapor.
Kalau ditelusuri lebih jauh,
kemungkinan memang, kedatangan sang Ketua ini kenegeri Paman Sam, adalah usaha
untuk melobi-lobi pengusaha Freeport yang ada disana. Hanya kemungkinan..dengan
alasan bahwa sedang melakukan studi banding kenegeri itu. Kita tidak pernah
mengetahuinya.
Dalam mengikuti sidang MKD ini,
dihari kedua ini, aku juga berusaha untuk mencari dan mendownload tentang
transcript pembicaraan antara Ketua DPR, Sang Pengusaha dan Pimpinan Perusahaan
Freeport. Sekilas membaca dan mencoba membandingkan dengan hal-hal yang
ditanyakan oleh Anggota MKD, sebenarnya ada begitu banyak yang harus
dipertanyakan kepada sang Pimpinan Freeport tentang kebenaran dari isi
pembicaraan yang sudah direkam. Tentang masalah keteraduan sang Ketua, apakah
benar-benar sudah melakukan pelanggaran Etika, tetapi ternyata yang ditampilkan
oleh bapak-bapak terhormat dalam sidang itu, hanya berusaha untuk menekan dan
memojokkan sang Pelapor dan penyaksi.
Melihat sidang ini, merupakan
sebuah gambaran, bahwa proses dalam mendapatkan kebenaran itu memang masih
sulit untuk dilakukan di Indonesia ini.Tapi sebenarnya kebenaran itu tetaplah
akan menjadi sebuah kebenaran, meskipun banyak upaya-upaya untuk menutupi
kebenaran, kebenaran itu suatu saat akan muncul seperti fajar matahari yang
akan merekah ketika dipagi hari. Tidak tahu kapan, tapi yang pasti kebenaran
akan mengalahkan yang jahat. Hanya tinggal menunggu waktu, dan hal itu akan
segera terjadi.
Berharap, melihat kejadian ini,
bangsa dan masyarakat Indonesia semakin sadar, bahwa untuk memajukan bangsa
tercinta ini, kita butuh keberanian dan integritas pada masing-masing jiwa-jiwa
di Indonesia ini. Belajar untuk tidak melakukan pemufakatan jahat, belajar
untuk mencukupkan dengan apa yang ada pada kita, berusaha untuk jujur setiap
hari, dan bekerja dengan sungguh-sungguh serta memiliki kecerdasan.
Juga melalui tulisan ini, aku
belajar, untuk bisa memberikan pendapat, meskipun itu kecil dan pemikirannya
masih sempit, tapi suatu saat, aku akan bisa menjadi seorang penulis yang bisa
mengevaluasi diriku sendiri, mengevaluasi pekerjaanku, mengevaluasi lingkungan
dimana aku berada, mengevaluasi daerah ku dan bangsaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar