Rabu, 15 November 2017

Keajaiban Masih Ada




Menonton sebuah film akan sangat berguna ketika kita bisa menilai dan mengambil makna positif dari sebuah film tersebut. Sebuah film yang sederhana, tapi menunjukkan sesuatu yang tidak biasa. Apalagi ketika film itu berdasarkan kisah nyata atau real story. Dimana tidak perlu ada settingan buatan dari penulis ataupun dari sutradaranya. Cukup mendengarkan dan melihat langsung kehidupan dari si tokoh nyata tersebut.

Film “The Miracles from Heaven”, sebuah film yang sangat menguatkan iman kepercayaanku kepada Sang Pemberi Kehidupan ini. Annabel Beam, seorang anak yang menderita Pseudo Obstruction Motility Disorder, yakni penyakit dimana ususnya tidak terletak pada tempat yang semestinya, dan juga usus bawahnya tidak bisa merespon makanan yang dimakannya. Sehingga perutnya semakin membesar. 

Dia mulai merasakan penyakit itu sejak berusia kurang lebih empat tahun. Dan keajaiban itupun akhirnya terjadi tiga tahun kemudian. Dia sembuh ketika dia mengalami sebuah kecelakaan sewaktu bermain bersama dengan kakaknya. Memanjat sebuah pohon tua, dan karena ranting pohon itu sudah tidak kuat menahan beban mereka berdua, si kakak menyarankan untuk segera melompat ke lubang pohon itu dan akhirnya masuk ke dalamnya.

Tim penyelamat tidak berani memotong pohonnya, sebab ditakutkan akan semakin memperparah keadaan si Annabell yang sedang berada didalamnya. Jadi proses penyelamatannya berlangsung lama. Mengandalkan seutas tali dengan tenaga penyelamat yang berusaha masuk kedalam lubang pohon yang sempit itu.

Dia bersaksi, bahwa ketika dia berada didasar dari pohon tersebut, ada suara yang mengatakan bahwa dia akan sembuh. Dia mengalami suatu peristiwa yang luar biasa, bertemu dengan Sang Pemiilik Hidup, dan dikatakan bahwa waktunya belum tiba.

Annabell dan dr Nurko

Orang tuanya, awalnya tidak percaya akan kesembuhannya dan memastikan ke dokter spesialis anak, yakni dr. Samuel Nurko, MD, MPH. Dan akhirnya secara medis, dokter itu menyatakan bahwa ia telah sembuh total.

Hikmat dari kisah ini.

Orang tua mana yang tidak merasa sedih dan susah, ketika melihat kondisi anaknya, sedang mengalami suatu penyakit tertentu. Jangankan penyakit yang parah, ketika luka sedikit sajapun akibat tusukan benda tajam, dipastikan para orang tua akan merasakan panik dan mencoba untuk segera mengobatinya.

Teringat akan hal itu juga, baru seminggu lalu, kami mengalami sebuah musibah juga. Ketika mertuaku datang dari kampung untuk mengikuti acara di daerah tempat kami tinggal. Jadi kami berusaha untuk memberikan petunjuk jalan dan tempat yang asik di area tujuan acara mereka. Aku dan istriku bersama dengan kedua anakku pergi menemani mereka dengan sepeda motor. Mereka juga naik sepeda motor.

Ketika sudah mengantarkan mereka, pada perjalanan pulang, tiba-tiba kain panjang yang biasanya digunakan untuk menggendong anakku, terlilit oleh roda motorku. Dan akhirnya, anakku yang paling kecil terlempar dijalan, sempat berguling dan akhirnya terduduk.

Sungguh suatu keajaiban juga, ketika itu, mobil di belakang kami, tidak berjalan kencang, dan langsung membuat palang melintang untuk menghambat jalan mobil lain yang dibelakangnya. Padahal jalan itu tepat pada posisi tekungan. Sehingga sulit bagi pengendara lain untuk melihat apa yang sedang terjadi didepannya.

Kami bersyukur, ternyata mereka, pemilik mobil yang melintang itu, menjadi penolong kami, menghindarkan kami dari dampak terburuk dari kecelakaan tersebut. Menawarkan bantuan bagi kami untuk segera menghantarkan kedua anakku dan istriku pergi ke puskesmas terdekat.

Bersyukurnya lagi, luka yang diderita anakku, tidak begitu parah. Hanya lebam dan luka di kaki kanannya, juga sedikit lecet dikepalanya. Akhirnya lukanya dibersihkan dan diberikan obat oleh dokter jaga saat itu.

Aku dan Istriku sangat panik ketika kejadian itu. Tapi Tuhan akhirnya segera memberikan pemulihan demi pemulihan bagi anakku. Dan sekarang kondisinya, dia kembali lincah berjalan seperti biasanya. Tidak ada luka dalam yang dialaminya. Tuhan memberikan pemulihan dan kesembuhan yang luar biasa bagi anak kami ini.  

Padahal beberapa minggu sebelum peristiwa itu terjadi, ada anak sekolahan, akhirnya meninggal di jalan. Bukan karena tabrakan, tapi karena terjatuh dari kereta yang dibawanya, dan kepalanya membentur aspal duluan dan mengakibatkan dia meninggal.

Dengan peristiwa ini juga akhirnya menolong kami, untuk semakin bersyukur kepada-Nya, karena perlindungan-Nya adalah sempurna. Kemudian supaya kami bisa lebih peka lagi sebagai orang tua. Terutama peka terhadap suara Tuhan, yang mungkin diutarakan-Nya lewat hal-hal yang sedang terjadi disekeliling kita.

Kembali kepada kisah Annabel. Perjuangan orang tuanya, bukan terbilang mudah. Dimasa-masa pengobatannya, mereka melakukan banyak pengorbanan. Mulai dari rumah sakit terbaik yang harus dituju, sangat jauh dari daerahnya, berkisar 30 jam an kalau naik kendaraan darat. Sekali pulang pergi naik pesawat harus menghabiskan uang ribuan dollar. Dan dalam enam minggu sekali, harus kembali lagi diperiksa oleh dokternya. Menghabiskan biaya yang tidak bisa dibilang murah. Belum lagi biaya rumah sakit dan obat-obatan yang harus dibeli.

Dan hal itu dialami sampai kurang lebih tiga tahun. Mental, iman dan daya tahan orang tuanya betul-betul diuji. Sampai akhirnya tiba pada suatu titik, dimana tidak bisa lagi berbuat apa-apa, dan hanya bisa percaya saja. Dan kesembuhan itupun terjadi di suatu peristiwa yang tidak bisa disangka-sangka.

Dan bagi para orang tua  lain, yang mungkin sedang mengalami suatu masalah penyakit atau penderitaan pada anaknya, ataupun yang mungkin berada di rumah sakit sekarang ini, percayalah...bahwa keajaiban itu masih ada
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...