Senin, 06 November 2017

Kekuatan Sebuah Sentuhan Bagi Anak dan Bangsa

sumber gambar : people.com

Baru-baru ini, ada seorang kakek bernama David Deutchman, rela menjadi seorang volunteer di sebuah rumah sakit yang berada di Atlanta, Amerika Serikat. Seperti yang dilansir pada cnn.com, di alamat berikut http://edition.cnn.com/2017/09/29/health/icu-grandpa-childrens-hospital-trnd/index.html, pada 2 Oktober 2017 lalu. Memberikan dirinya untuk menggendong anak-anak balita, yang sedang mendapatkan perawatan di ICU. Yang awalnya si balita tersebut sangatlah rewel dan tidak nyaman karena sakit yang mungkin dideranya, tapi akhirnya ketika digendong dan disentuh oleh Kakek David, si balita akan berangsur-angsur diam  dan  akhirnya tidur dipelukannya.

Dia akhirnya mendapatkan julukan “ICU Grandpa”, karena kesibukannya dan pengorbanan yang dia berikan dimasa tuanya untuk menenangkan dan mengasihi anak-anak yang berada di ruang ICU tersebut. Dua kali seminggu, dia komit untuk seharian berada di rumah sakit, untuk bisa membantu para balita dan orang tuanya yang mungkin sedang dalam kesusahan.

Ketika ditanyakan, pekerjaan apa yang paling dia senangi selama masa hidupnya; maka dijawab, ketika menggendong, menyentuh dan mengasihi anak-anak balita tersebut, kemudian tertidur dipangkuannya. Hal yang didapatkannya pada masa tuanya ini, lebih berharga jika dibandingkan dengan masa-masa bekerja ketika dia baik menjadi dosen tamu pada sebuah universitas maupun sebagai tenaga eksekutif pemasaran tingkat internasional.

Aku akhirnya juga banyak belajar bahwa pentingnya sebuah sentuhan bagi pertumbuhan anak-anak kita. Pengalaman menjadi orang tua bagi kedua anakku, Azriella dan Theodorus, sedikit banyak mengajarkanku untuk selalu memberikan yang terbaik bagi mereka. Apalagi anak pertamaku yang perempuan yang masih berusia dua tahun, tidak bisa nyenyak tidur, ketika aku tidak berada di sampingnya. Kemana-mana harus sama papanya, kalau tidak, tidak mau pergi.

Pengalaman ini, mungkin bukan cuma aku saja yang mengalaminya. Ada banyak para Bapak yang mungkin mengalami hal yang serupa. Dan banyak yang akhirnya menyimpulkan bahwa anak perempuannya akan lebih dekat ke Bapaknya, sedang anak lakinya akan lebih condong lebih dekat ke Ibunya.

Pentingnya sebuah sentuhan dan pelukan bagi anak-anak, bukan hanya sekedar menunjukkan kasih kita kepada mereka, juga dipastikan akan memberikan rasa nyaman dan aman bagi mereka. Dan rasa ini yang kemungkinan banyak anak-anak di negeri ini, yang belum mendapatkannya secara maksimal. Akibat kesibukan dan aktivitas pekerjaan sehari-hari yang dialami para orang tua mereka. Apalagi ditambah ketika pada akhirnya, Bapak dan Ibunya, kedua-duanya bekerja, dipastikan sianak akan bertumbuh kurang maksimal. Sebab kebanyakan hari-harinya belajar dan bertumbuh hanya bersama keluarga terdekatnya, ataupun mungkin bersama para pembantunya.

Menyediakan waktu bersama dengan anak tak kalah pentingnya dengan segala hiruk pikuk pekerjaan kita diluar. Beruntung masih bisa menyediakan waktu yang cukup bagi kedua anak-anakku. Baik menemani mereka bermain, melatih berjalan setiap pagi bagi putraku yang masih berusia sebelas bulan, memberikan mereka makan, mulai pagi, siang dan malam. Dan beberapa aktivitas lainnya. Sehingga beban istriku sepertinya berkurang dalam menangani dan mengurus mereka. Mencoba untuk menjadi suami yang terbaik bagi dia dan menjadi seorang ayah atau Bapak yang hebat bagi kedua anak-anakku.

Kembali ke Kakek David Deutchman, dengan hanya sebuah sentuhan dan belaian ke bayi tersebut, si bayi bisa merasakan kehangatan, kenyamanan dan mungkin kasih yang mengalir dari dirinya. Sehingga banyak bayi maupun balita, ketika orang tuanya tidak sanggup menangani segala kerewelannya, sang kakek ini bisa mengatasi masalah ini.   

Sebuah sentuhan ini juga sangatlah diperlukan, bukan hanya pada anak saja, orang dewasa dan bahkan bangsa inipun sangatlah memerlukannya. Sebuah sentuhan kasih yang bisa menjamah hati dan merubah sikapnya. Yang dulu brutal, sekarang menjadi baik; yang dulu pemarah sekarang menjadi pemaaf; yang dulu suka mengejek dengan kata-kata kasar, memfitnah, dan bahkan mem-bully, semuanya hal itu bisa berubah.

Tidak mudah untuk baper maupun mengeluh, ketika mengalami suatu masalah, tetapi selalu memiliki sikap yang  optimis dan positif. Semuanya hal itu bisa dicapai, ketika kita para orang tua berhasil menyentuh bukan hanya fisik dari sianak tersebut, pikiran dan jiwanya juga penting untuk disentuh. Supaya kita bisa diterima oleh mereka dan dengan begitu akan semakin mudah untuk mengarahkan mereka kemanapun langkah sukses itu berada.

Hal itu senada dengan sebuah perkataan berikut, seperti anak–anak panah di tangan pahlawan, demikianlah anak-anak pada masa mudanya. Orang tua menjadi pahlawan bagi anak-anak mereka.
Berharap juga melalui tindakan dan teladan Kakek David Deutchman ini, bisa membangkitkan banyak anak-anak bangsa yang mau peduli kepada generasi selanjutnya. Selalu memberikan sentuhan kasih. Sebab memang nyata kekuatannya dalam memulihkan bangsa kita yang pada kenyataannya masih sakit.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...