Minggu, 10 Desember 2017

Jasa Raharja Zaman Now-Thanks Pak Jokowi


Kunjungan Petugas Jasa Raharja (Dok.Pribadi)



Seorang pemimpin yang baik dan tentunya berkualitas adalah seorang pemimpin yang mau memikirkan tentang orang-orang yang dipimpinnya. Tak terkecuali adalah seorang kepala daerah, maupun kepala negara. Mereka-mereka ini adalah seorang pemimpin.

Wujud seorang pemimpin yang mau bekerja tanpa mengenal lelah dan waktu adalah ciri seorang yang diidamkan oleh masyarakat. Ditambah lagi selalu membuat kebijakan-kebijakan yang arahnya adalah demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakat itu yang selalu dinanti-nantikan.

Yang arah pembangunannya atau kebijakan programnya bukan hanya semata  untuk mengamankan suaranya ketika masa-masa pemilu, sehingga mengejar dan bahkan jor-joran selalu mengarahkan pembangunan yang serba jawa sentris. Sehingga lupa ternyata dia juga punya pekerjaan untuk  membangun pulau-pulau terluar, yang penduduknya selalu kurang mendapatkan perhatian dari pemerintahnya.

Berani untuk tidak populer di kalangan Jawa, meskipun pembangunan di Jawa juga tidak diabaikan.  Terbukti dari banyaknya pembangunan tol yang dimulai dari DKI hingga ke sebelah timur Jawa. Yang fokus perhatiannya dan selalu menjadi mimpinya supaya konektivitas itu benar-benar terwujud di bangsa ini. Mulai dari Aceh hingga Papua, baik melalui darat, laut dan bahkan udara. Semua pulau-pulau yang ada di Indonesia ini harus benar-benar terhubung satu dengan yang lain sehingga terjadi sinergitas, perekonomian yang meningkat, adanya kesamarataan dan pada akhirnya terwujud keadilan dan kesejahteraan di tengah-tengah bangsa ini.

Meskipun dampak pembangunan yang sedang gencar-gencarnya dikerjakan dan diupayakan tepat waktu, belum bisa dirasakan dampaknya secara langsung  oleh masyarakat, tapi hal ini menunjukkan bahwa bangsa kita sedang menuju titik perbaikan demi perbaikan. Sehingga bangsa kita bisa didaulat menjadi negara maju yang tidak kalah dengan negara-negara yang ada di Eropa maupun Amerika, serta tidak kalah juga dari negara-negara seperti Singapura, Jepang, Cina dan bahkan India.

Selain program pembangunan, hal-hal atau kebijakan teknis yang bersentuhan langsung dengan masyarakat juga perlu diperhatikan. Mulai dari kebijakan perbaikan pendidikan, dengan Kartu Indonesia Pintar; kebijakan perbaikan masalah kesehatan-menggagas program pembiayaan urungan dari masyarakat, dengan Kartu Indonesia Sehat. Hingga kebijakan pemberian santunan kepada orang-orang yang sedang mengalami musibah, seperti kecelakaan lalu lintas.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 15 dan Nomor 16 tahun 2017, bahwa PT Jasa Raharja (Persero) akan menaikkan jumlah santunan kecelakaan hingga 100 persen. Dan kenaikan tesebut berlaku sejak 1 Juni 2017 yang lalu. Dan kenaikan santunan ini, ternyata tidak dibarengi dengan adanya kenaikan iuran wajib (IW) dan sumbangan wajib (SW) oleh Perusahaan Asuransi Badan Usah Milik Negara (BUMN). Hal ini dimuat di berita Tempo (12/5).

Rincian kenaikan santunan kepada korban kecelakaan meninggal dunia dari Rp 25 juta menjadi Rp 50 juta. Adanya biaya perawatan dan pengobatan meningkat dari Rp 10 juta menjadi Rp 20 juta. Penggantian biaya penguburan dari Rp 2 juta  menjadi Rp 4 juta. Kemudian ada kebijakan baru, yakni penggantian biaya pertolongan pertama paling besar Rp 1 juta dan penggantian biaya untuk membawa korban ke fasilitas kesehatan sebesar Rp 500 ribu.

Adanya kebijakan tentang kenaikan besaran santunan dari pemerintah kepada masyarakat, ternyata disertai  juga dengan adanya peningkatan layanan dari petugas Jasa Raharjanya. Para petugas mempermudah kerja dari masyarakat dengan terjun langsung ke tengah-tengah keluarga yang sedang mendapatkan musibah.  Tidak mengenal lelah dan bahkan waktu, dalam kondisi malampun, dan jarak yang lumayan jauh dari pusat perkotaan, yakni ke desa-desa terpelosok sekalipun mereka akan datang menghampiri.

Hal itu sudah kusaksikan sendiri pada peristiwa naas yang sedang menimpa teman sekerja kami. Beliau mengalami kecelakaan di pagi menjelang siang dan akhirnya meninggal di tempat. Kemudian mendapatkan penanganan langsung oleh pihak berwajib dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Kemudian aku dan keluarga terdekat mendiang mendatangi polsek setempat untuk memastikan kabar tersebut, dan ternyata benar. Dan petugas kepolisian tersebut sempat berkata bahwa pihak Jasa Raharja akan datang langsung ke tempat keluarga.

Awalnya aku tidak percaya dan pesimis dengan ungkapan pak polisi tersebut. Sebab yang kutahu dari pengalaman-pengalaman dulu, bahwa kita sendirilah yang harus datang ke kantor Jasa Raharja dan melaporkan peristiwa itu. Layanan yang diberikanpun terkesan cuek dan tidak ramah. Prosesnya dipersulit dan sangat berbelit-belit. Dan kalau sudah tiba pada tahap pencairan dana, biasanya banyak potongan sana-sini. Sehingga dana yang diterima keluarga korbanpun jauh berkurang dari standard yang harusnya diterima.

Sebab demikianlah tipikal para petugas yang bekerja di pemerintahan pada umumnya. Mulai dari kantor Kepala Desa, Camat hingga ke Perpajakan, maupun di lembaga kepolisian, selalu melakukan pelayanan yang buruk kepada masyarakat yang ada. Dan ternyata penilaianku salah. Mereka, para petugas Jasa Raharja dengan ramahnya menjelaskan segala sesuatunya kepada kami. Baik itu dokumen-dokumen yang dibutuhkan, hingga surat-surat yang harus dilengkapi untuk bisa mendapatkan dana santunan tersebut.

Segala prosesnya dipermudah dan pelayanan yang diberikan sangat baik, sehingga  aku bisa berkata bahwa pemerintahan sekarang ini, yakni di masa kepemerintahan Bapak Jokowi, sangat...sangat...sangatlah baik sekali. Dan berharap di sisa waktu masa  kepemerintahannya tetap selalu memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia ini. Tetaplah membangun bangsa ini, meskipun banyak cibiran, kata-kata yang menyakitkan hati maupun fitnah, bahkan upaya untuk menggulingkan Bapak melalui banyak aksi-aksi yang memakai topeng agama.

Kami ada bersamamu, dan kamipun tetap bekerja dan berkarya untuk membangun bangsa ini. Sebab Bapak memang tidak bisa sendirian dalam membangun bangsa ini. Butuh banyak dukungan dari masyarakat dalam menyukseskan segala visi misi yang sudah Bapak nyatakan dahulu. Dan berharap bisa memimpin bangsa ini di periode yang berikutnya. Semoga.

Penulis adalah pegiat sosial dan staf pengajar di salah satu kampus di Medan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...