![]() |
www.twitter.com |
Banyak positif negatif jika kita
menggunakan media sosial dalam kehidupan kita sehari-hari. Tergantung dari
kacamata yang kita gunakan untuk bisa melihat. Jika kita menggunakan untuk
hal-hal yang positif tentu akan sangat bermanfaat bagi kita. Tapi saya lebih
suka memandang dari sudut pandang yang satu ini. Dampak dari adanya media
sosial juga akhirnya membentuk dua macam grup atau komunitas atau aliran yang
bersebelahan, yang tentunya sulit untuk disatukan. Yaitu grup lover atau pendukung dan grup hater atau pembenci. Kita bisa melihat siapa-siapa saja yang menjadi lover atau hater dari komentar-komentar yang disampaikannya.
![]() |
sumber gambar : www.avalonbreads.net |
Disamping banyak hal-hal positif atau
kegiatan-kegiatan yang membangun yang disampaikan Bapak Jokowi di media sosial,
tak sedikit pula orang yang melihat dari sisi negatif atau pesimis dari hal
atau kegiatan tersebut. Ketika saya mengulik
seluruh twitt-an beliau, ternyata
banyak juga yang underestimate atau
berprasangka buruk akan kegiatan dari bapak yang kita cintai ini. Disamping banyak
juga yang memuji dan bahkan sangat mendukung seluruh proses kinerja dan
pembangunan yang sedang dikerjakan.
Awalnya beliau memulai twitter pertama pada tanggal 21 Juni
2015, dengan twitt : “Alhamdulliilah
bisa sahur bersama keluarga. Selamat berpuasa saudara seiman. Ini tweet pertama
saya sebagai Presiden.” Kalau kita melihat akun resminya yang bernama @jokowi,
jumlah twitt yang sudah beliau
kicaukan sudah mencapai 716 twitt. Jumlah
Follower per tanggal sekarang, 24
Juni 2017, ada sebanyak 7.606.726 orang. Dan beliau mem-following sebanyak 59 akun twitter. Jadi beliau baru menggunakan twitter selama dua tahun lebih tiga
hari.
Jika kita membandingkan dengan
akun resmi Bapak S.B. Yudhoyono, dengan nama akun resminya @SBYudhoyono, beliau sudah mencapai angka
tweet atau kicauan sebanyak 4.566 kali. Adapun jumlah Follower per-tanggal sekarang sebanyak 9.738.357 orang. Dan beliau
mengikuti atau mem-following sebanyak
153 akun. Ketika saya melihat sejarah terbentuknya Perusahaan Twitter, Inc,
didirikan sejak tanggal 21 Maret 2006 dan diluncurkan sejak tanggal 15 Juli
2006, berarti media sosial atau jejaring sosial ini sudah berumur kurang lebih 11
tahun.
![]() |
sumber gambar : nasional.republika.co.id |
Meskipun saya tidak suka untuk
membanding-bandingkan ada perbedaan yang sangat luar biasa antara Bapak Jokowi
dan Bapak SBY. Bapak SBY sudah dua periode menjalankan pemerintahan sejak 2004
hingga 2014 dan kemungkinan sudah menggunakan jejaring sosial ini selama kurang
lebih 8 tahun, saya tidak melihat detailnya kapan beliau mulai, pengikut atau follower beliau baru mencapai angka 9,7
juta orang. Sedangkan Bapak Jokowi dengan lama penggunaan jejaring sosial ini
selama dua tahun tapi sudah mencapai pengikut sebanyak 7,6 juta orang. Selisihnya
hanya sekitar 2,1 juta orang.Yah, kemungkinan angka pencapaian Bapak SBY akan
terlewati ditahun depan.
Mengapa saya menampilkan
angka-angka diatas? Sebenarnya saya mau mencoba untuk menilai kepemimpinan
ke-dua Bapak Presiden kita ini. Pengikut berarti orang yang mau bersedia untuk
mengetahui atau melihat suatu perkembangan dari orang yang kita ikuti (defenisi
bebas saya). Perkembangan tersebut mungkin bisa berupa ungkapan hati, kegiatan atau
aktivitas yang sedang dilakukan, program yang sedang dikerjakan, dan banyak hal
lainnya yang dinyatakan lewat ungkapan kata-kata sebanyak 140 karakter. Meskipun jumlah pesan karakter yang sangat
terbatas, justru itu semakin menunjukkan bahwa twitt yang sudah diungkapan tersebut merupakan ungkapan yang
paling penting dari penggunanya. Dan mungkin sudah masuk ranah curahan hati
yang paling dalam.
Mari Kita Melihat Ungkapan Hati Beliau
Sebelumnya saya pernah mendengar
ungkapan berikut, bahwa ketika seseorang baru sekali menyatakan tentang satu
hal, berarti, hal tersebut bisa dikatakan hanya penting untuk diketahui. Tapi ketika
sudah sampai dua atau tiga kali dinyatakan berarti hal tersebut merupakan hal
sangat penting untuk diperhatikan dan mungkin ini merupakan suatu keharusan
yang harus dikerjakan oleh si pendengar atau si pengikut tersebut. Apalagi jika
sampai berkali-kali dinyatakan atau disampaikan, berarti hal tersebut merupakan
suatu cambuk pernyataan, bahwa kitanya mungkin orang yang degil atau bebal
sampai kita tidak mau melakukan apa yang sudah diperintahkan.
![]() |
Pelabuhan Wasior Papua |
Pertama, twitt-an tentang seruan ‘Konektivitas
dan Pembangunan’. Ada beberapa kali, Bapak Jokowi menyatakan bahwa
pentingnya konektivitas setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan
konektivitas yang saling terjalin antara satu daerah dengan daerah yang lain bisa
mewujudkan bahwa bangsa kita ini benar-benar merupakan bangsa yang bersatu. Tidak
akan ada daerah yang disebut daerah yang sangat terpencil atau dikatakan
pedalaman. Sebab akses jalan untuk mencapai daerah yang sangat terpencil
tersebut bisa diakses dengan mudah dan gampang. Adanya kemudahan perjalanan
bila kita mau berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain.
Negara kita ini adalah negara
kepulauan, sehingga banyak laut yang menjadi pemisah antara satu pulau dengan
pulau yang lainnya. Dikatakan berpisah sebab akses untuk menuju ke pulau-pulau tersebut
sulit dan mungkin tidak ada. Hal tersebut terjadi karena sudah lama kita
memunggungi laut. Adapun konektivitas tersebut adalah pembangunan tol laut
serta pembangunan jalan tol darat.
Pembangunan tol laut dimulai dari
pembangunan pusat-pusat pelabuhan atau dermaga di setiap daerah-daerah di
seluruh wilayah Indonesia. Sampai pelabuhan
tersebut bisa memuat atau membongkar ribuan tonase barang-barang ekspor maupun
impor. Sedangkan pembangunan Tol darat bisa kita sebut dengan berdirinya tol
Trans Sumatera, tol Trans Jawa, Tol Trans Kalimantan, Tol Trans Sulawesi,
sampai Tol Trans Papua.
Berikut beberapa twitt oleh Bapak
Jokowi tentang konektivitas, meskipun tidak berurutan tanggalnya dan saya tidak memasukkan semuanya, hanya
mewakili.
6 April 2016 : “Sebagai Negara
Kepulauan sudah lama kita memunggungi laut. Tol laut hubungkan pulau-pulau di
Maluku Utara dan Maluku”
5 April 2016 : “Pelabuhan Wasior,
titik terluar penyambung tol laut. Konektivitas tekan harga disparitas harga,
persatukan Indonesia”
16 Juni 2016 : “Tol
Pegagang-Pemalang mulai beroperasi. Pergerakan barang lebih lancar dan Pemudik
lebih cepat sampai kampung halaman”
![]() |
Anak Indonesia ; akun twitter @jokowi |
Kedua, twitt-an tentang : “Potensi
Anak dan Keluarga”. Mengapa ini penting bagi beliau? Sebab anak merupakan potensi
SDM kita dimasa mendatang. Jika anak hancur maka masa depan Bangsa kita juga
akan hancur. Potensi anak yang luar biasa itu bisa dikembangkan dengan maksimal
jika bangsa kita memiliki keluarga-keluarga yang baik dan sejahtera, damai,
tidak ada ungkapan atau pernyataan kebencian kepada kelompok tertentu, dan
menghargai setiap perbedaan-perbedaan di bangsa kita yang kaya ini. Seperti
kicauan dari Bapak Jokowi berikut :
23 Juli 2016 : “Anak-anak adalah
masa depan kita. Kita mendidik dan membuat mereka tumbuh dengan gembira.
Selamat Hari Anak Nasional”
14 April 2016 : “Ada dua hal yang
diwariskan ke anak cucu kita : ilmu pengetahuan dan kelestarian alam : Banyak
belajar dan cintai alam”
5 Desember 2016 : “Bangsa yang
maju, SDM-nya sehat. Makanan pertumbuhan melengkapi asupan kalori Janin/balita/
supaya anak-anak kita sehat dan pintar.
![]() |
Bendungan Jatigede |
Ketiga, twitt-an tentang “Potensi Ekonomi dan Sumber Daya kita yang
sangat besar”. Majunya
suatu bangsa tidak terlepas dari majunya perekonomian
suatu bangsa. Bapak Jokowi terus mengajak kita untuk melihat potensi-potensi
kita yang sangat luar biasa. Bukan hanya melihat tapi mengajak seluruh elemen
bangsa supaya berpikir dan bertindak dengan maksimal atas seluruh
potensi-potensi yang ada. Baik itu potensi ekonomi digital, baik itu potensi
industri kreatif, baik itu potensi perikanan, pertanian dan perkebunan maupun
kehutanan serta potensi-potensi lainnya. Seperti Potensi Pertanian bisa semakin
meningkat jika banyak waduk-waduk yang dibangun di daerah-daerah yang punya potensi
tersebut. Perlunya gotong royong dan saling sinergi satu sama lain seluruh
aspek anak bangsa. Seperti twitt berikut
:
27 September 2016 : “Target
Ekonomi Digital di Indonesia Tahun 2020, menjadi yang terbesar di Asia
Tenggara. Semangat , kita pasti bisa.”
29 September 2016 : “Potensi
Ekonomi Digital kita mencapai 130 milliar Dollar A.S. Saatnya kita menghapus
kesenjangan digital.”
20 Oktober 2016 : “Kembangkan
terus batik sebagai Industri kreatif yang menggerakkan ekonomi Nasional. Selamat
Hari Batik Nasional 2016.”
17 Maret 2016 : “Bendungan
Jatigede mengairi 90 ribu Ha sawah, pembangkit listrik 110 MW, pengendali banjir,
tempat wisata baru.”
Sebenarnya masih banyak yang
ingin saya sampaikan pencapaian-pencapaian yang telah Bapak Jokowi rencanakan
maupun lakukan. Tapi saya mengambil hanya dari ke tiga sisi ini, takutnya
kepanjangan, yakni konektivitas dan pembangunan, potensi anak dan keluarga
serta potensi ekonomi dan sumber daya yang ada. Harapannya Bapak Jokowi bisa
berbuat lebih banyak dikurang lebih dua tahun lagi masa pemerintahan beliau. Dan
akan sangat lebih baik jika memimpin Bangsa Indonesia di periode kedua, 2019
-2024.
Cerita Jokowi dibalik Twitter
ini, sebenarnya bukanlah hanya sebuah cerita semata, tapi merupakan sebuah harapan
dan ungkapan hati beliau untuk melihat bangsa kita menjadi bangsa yang besar
dan mengungguli bangsa-bangsa lain. Para pendukung/lovers ataupun pembenci/haters
memang perlu ada di sosial media, supaya segala pencapaian yang telah kita
lakukan tidak menjadi kesombongan juga sekaligus bisa menjadi auto kritik yang
membuat kita bisa semakin lebih giat lagi dalam membangun bangsa kita tercinta
ini.
Terakhir saya mengucapkan “Selamat
Idul Fitri” bagi rekan-rekan Muslim yang ada Indonesia.
Sibolangit, 24 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar