Sabtu, 24 Juni 2017

CERITA JOKOWI DIBALIK TWITTER



www.twitter.com


Banyak positif negatif jika kita menggunakan media sosial dalam kehidupan kita sehari-hari. Tergantung dari kacamata yang kita gunakan untuk bisa melihat. Jika kita menggunakan untuk hal-hal yang positif tentu akan sangat bermanfaat bagi kita. Tapi saya lebih suka memandang dari sudut pandang yang satu ini. Dampak dari adanya media sosial juga akhirnya membentuk dua macam grup atau komunitas atau aliran yang bersebelahan, yang tentunya sulit untuk disatukan. Yaitu grup lover atau pendukung dan grup hater atau pembenci. Kita bisa melihat siapa-siapa saja yang menjadi lover atau hater dari komentar-komentar yang disampaikannya. 

sumber gambar : www.avalonbreads.net
Disamping banyak hal-hal positif atau kegiatan-kegiatan yang membangun yang disampaikan Bapak Jokowi di media sosial, tak sedikit pula orang yang melihat dari sisi negatif atau pesimis dari hal atau kegiatan tersebut. Ketika saya mengulik seluruh twitt-an beliau, ternyata banyak juga yang underestimate atau berprasangka buruk akan kegiatan dari bapak yang kita cintai ini. Disamping banyak juga yang memuji dan bahkan sangat mendukung seluruh proses kinerja dan pembangunan yang sedang dikerjakan.

Awalnya beliau memulai twitter pertama pada tanggal 21 Juni 2015, dengan twitt : “Alhamdulliilah bisa sahur bersama keluarga. Selamat berpuasa saudara seiman. Ini tweet pertama saya sebagai Presiden.” Kalau kita melihat akun resminya yang bernama @jokowi, jumlah twitt yang sudah beliau kicaukan sudah mencapai 716 twitt. Jumlah Follower per tanggal sekarang, 24 Juni 2017, ada sebanyak 7.606.726 orang. Dan beliau mem-following sebanyak 59 akun twitter. Jadi beliau baru menggunakan twitter selama dua tahun lebih tiga hari. 

Jika kita membandingkan dengan akun resmi Bapak S.B. Yudhoyono, dengan nama akun resminya  @SBYudhoyono, beliau sudah mencapai angka tweet atau kicauan sebanyak 4.566 kali. Adapun jumlah Follower per-tanggal sekarang sebanyak 9.738.357 orang. Dan beliau mengikuti atau mem-following sebanyak 153 akun. Ketika saya melihat sejarah terbentuknya Perusahaan Twitter, Inc, didirikan sejak tanggal 21 Maret 2006 dan diluncurkan sejak tanggal 15 Juli 2006, berarti media sosial atau jejaring sosial ini sudah berumur kurang lebih 11 tahun. 

sumber gambar : nasional.republika.co.id
Meskipun saya tidak suka untuk membanding-bandingkan ada perbedaan yang sangat luar biasa antara Bapak Jokowi dan Bapak SBY. Bapak SBY sudah dua periode menjalankan pemerintahan sejak 2004 hingga 2014 dan kemungkinan sudah menggunakan jejaring sosial ini selama kurang lebih 8 tahun, saya tidak melihat detailnya kapan beliau mulai, pengikut atau follower beliau baru mencapai angka 9,7 juta orang. Sedangkan Bapak Jokowi dengan lama penggunaan jejaring sosial ini selama dua tahun tapi sudah mencapai pengikut sebanyak 7,6 juta orang. Selisihnya hanya sekitar 2,1 juta orang.Yah, kemungkinan angka pencapaian Bapak SBY akan terlewati ditahun depan.

Mengapa saya menampilkan angka-angka diatas? Sebenarnya saya mau mencoba untuk menilai kepemimpinan ke-dua Bapak Presiden kita ini. Pengikut berarti orang yang mau bersedia untuk mengetahui atau melihat suatu perkembangan dari orang yang kita ikuti (defenisi bebas saya). Perkembangan tersebut mungkin bisa berupa ungkapan hati, kegiatan atau aktivitas yang sedang dilakukan, program yang sedang dikerjakan, dan banyak hal lainnya yang dinyatakan lewat ungkapan kata-kata sebanyak 140 karakter.  Meskipun jumlah pesan karakter yang sangat terbatas, justru itu semakin menunjukkan bahwa twitt yang sudah diungkapan tersebut merupakan ungkapan yang paling penting dari penggunanya. Dan mungkin sudah masuk ranah curahan hati yang paling dalam.

Mari Kita Melihat Ungkapan Hati Beliau

Sebelumnya saya pernah mendengar ungkapan berikut, bahwa ketika seseorang baru sekali menyatakan tentang satu hal, berarti, hal tersebut bisa dikatakan hanya penting untuk diketahui. Tapi ketika sudah sampai dua atau tiga kali dinyatakan berarti hal tersebut merupakan hal sangat penting untuk diperhatikan dan mungkin ini merupakan suatu keharusan yang harus dikerjakan oleh si pendengar atau si pengikut tersebut. Apalagi jika sampai berkali-kali dinyatakan atau disampaikan, berarti hal tersebut merupakan suatu cambuk pernyataan, bahwa kitanya mungkin orang yang degil atau bebal sampai kita tidak mau melakukan apa yang sudah diperintahkan.

Pelabuhan Wasior Papua

Pertama, twitt-an tentang seruan ‘Konektivitas dan Pembangunan’. Ada beberapa kali, Bapak Jokowi menyatakan bahwa pentingnya konektivitas setiap daerah-daerah yang ada di Indonesia. Dengan konektivitas yang saling terjalin antara satu daerah dengan daerah yang lain bisa mewujudkan bahwa bangsa kita ini benar-benar merupakan bangsa yang bersatu. Tidak akan ada daerah yang disebut daerah yang sangat terpencil atau dikatakan pedalaman. Sebab akses jalan untuk mencapai daerah yang sangat terpencil tersebut bisa diakses dengan mudah dan gampang. Adanya kemudahan perjalanan bila kita mau berpindah dari satu daerah ke daerah yang lain.

Negara kita ini adalah negara kepulauan, sehingga banyak laut yang menjadi pemisah antara satu pulau dengan pulau yang lainnya. Dikatakan berpisah sebab akses untuk menuju ke pulau-pulau tersebut sulit dan mungkin tidak ada. Hal tersebut terjadi karena sudah lama kita memunggungi laut. Adapun konektivitas tersebut adalah pembangunan tol laut serta pembangunan jalan tol darat.

Pembangunan tol laut dimulai dari pembangunan pusat-pusat pelabuhan atau dermaga di setiap daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia.  Sampai pelabuhan tersebut bisa memuat atau membongkar ribuan tonase barang-barang ekspor maupun impor. Sedangkan pembangunan Tol darat bisa kita sebut dengan berdirinya tol Trans Sumatera, tol Trans Jawa, Tol Trans Kalimantan, Tol Trans Sulawesi, sampai Tol Trans Papua.  

Berikut beberapa twitt oleh Bapak Jokowi tentang konektivitas, meskipun tidak berurutan tanggalnya  dan saya tidak memasukkan semuanya, hanya mewakili.

6 April 2016 : “Sebagai Negara Kepulauan sudah lama kita memunggungi laut. Tol laut hubungkan pulau-pulau di Maluku Utara dan Maluku”
5 April 2016 : “Pelabuhan Wasior, titik terluar penyambung tol laut. Konektivitas tekan harga disparitas harga, persatukan Indonesia”
16 Juni 2016 : “Tol Pegagang-Pemalang mulai beroperasi. Pergerakan barang lebih lancar dan Pemudik lebih cepat sampai kampung halaman”

Anak Indonesia ; akun twitter @jokowi

Kedua, twitt-an tentang : “Potensi Anak dan Keluarga”. Mengapa ini penting bagi beliau? Sebab anak merupakan potensi SDM kita dimasa mendatang. Jika anak hancur maka masa depan Bangsa kita juga akan hancur. Potensi anak yang luar biasa itu bisa dikembangkan dengan maksimal jika bangsa kita memiliki keluarga-keluarga yang baik dan sejahtera, damai, tidak ada ungkapan atau pernyataan kebencian kepada kelompok tertentu, dan menghargai setiap perbedaan-perbedaan di bangsa kita yang kaya ini. Seperti kicauan dari Bapak Jokowi berikut :

23 Juli 2016 : “Anak-anak adalah masa depan kita. Kita mendidik dan membuat mereka tumbuh dengan gembira. Selamat Hari Anak Nasional”
14 April 2016 : “Ada dua hal yang diwariskan ke anak cucu kita : ilmu pengetahuan dan kelestarian alam : Banyak belajar dan cintai alam”
5 Desember 2016 : “Bangsa yang maju, SDM-nya sehat. Makanan pertumbuhan melengkapi asupan kalori Janin/balita/ supaya anak-anak kita sehat dan pintar.

Bendungan Jatigede

Ketiga, twitt-an tentang “Potensi Ekonomi dan Sumber Daya kita yang sangat besar”. Majunya 
suatu bangsa tidak terlepas dari majunya perekonomian suatu bangsa. Bapak Jokowi terus mengajak kita untuk melihat potensi-potensi kita yang sangat luar biasa. Bukan hanya melihat tapi mengajak seluruh elemen bangsa supaya berpikir dan bertindak dengan maksimal atas seluruh potensi-potensi yang ada. Baik itu potensi ekonomi digital, baik itu potensi industri kreatif, baik itu potensi perikanan, pertanian dan perkebunan maupun kehutanan serta potensi-potensi lainnya. Seperti Potensi Pertanian bisa semakin meningkat jika banyak waduk-waduk yang dibangun di daerah-daerah yang punya potensi tersebut. Perlunya gotong royong dan saling sinergi satu sama lain seluruh aspek anak bangsa. Seperti twitt berikut :

27 September 2016 : “Target Ekonomi Digital di Indonesia Tahun 2020, menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Semangat , kita pasti bisa.”
29 September 2016 : “Potensi Ekonomi Digital kita mencapai 130 milliar Dollar A.S. Saatnya kita menghapus kesenjangan digital.”
20 Oktober 2016 : “Kembangkan terus batik sebagai Industri kreatif yang menggerakkan ekonomi Nasional. Selamat Hari Batik Nasional 2016.”
17 Maret 2016 : “Bendungan Jatigede mengairi 90 ribu Ha sawah, pembangkit listrik 110 MW, pengendali banjir, tempat wisata baru.”

Sebenarnya masih banyak yang ingin saya sampaikan pencapaian-pencapaian yang telah Bapak Jokowi rencanakan maupun lakukan. Tapi saya mengambil hanya dari ke tiga sisi ini, takutnya kepanjangan, yakni konektivitas dan pembangunan, potensi anak dan keluarga serta potensi ekonomi dan sumber daya yang ada. Harapannya Bapak Jokowi bisa berbuat lebih banyak dikurang lebih dua tahun lagi masa pemerintahan beliau. Dan akan sangat lebih baik jika memimpin Bangsa Indonesia di periode kedua, 2019 -2024.

Cerita Jokowi dibalik Twitter ini, sebenarnya bukanlah hanya sebuah cerita semata, tapi merupakan sebuah harapan dan ungkapan hati beliau untuk melihat bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan mengungguli bangsa-bangsa lain. Para pendukung/lovers ataupun pembenci/haters memang perlu ada di sosial media, supaya segala pencapaian yang telah kita lakukan tidak menjadi kesombongan juga sekaligus bisa menjadi auto kritik yang membuat kita bisa semakin lebih giat lagi dalam membangun bangsa kita tercinta ini.

Terakhir saya mengucapkan “Selamat Idul Fitri” bagi rekan-rekan Muslim yang ada Indonesia.




Sibolangit, 24 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...