Sabtu, 10 Juni 2017

Strategi Memenangkan Hati – Mengatasi Kebuntuan Kepemimpinan Kristen di Pemerintahan



                                                  sumber ilustrasi : www.imgrum.org

Banyak persoalan bangsa kita yang harus segera dituntaskan oleh bangsa kita sendiri. Salah satunya adalah adanya upaya untuk memecahbelah bangsa kita oleh oknum-oknum yang memiliki paham diluar Pancasila. Perubahan karakter bangsa kita juga semakin merosot jauh dari yang namanya kebaikan. Yang semuanya itu dimulai dari pendidikan sejak dini yang telah salah dilakukan oleh orang tua kita. anak-anak kita sering diajarkan dengan ujaran-ujaran kebencian dan menciptakan permusuhan. Dan kita sebagai orang tua melakukan pembiaran akan hal-hal tersebut
Begitu juga dengan minimnya orang-orang yang takut akan Tuhan yang ada di bangku Pemerintahan. Padahal ketika banyak orang-orang yang benar duduk di pemerintahan, maka pastilah bangsa kita akan semakin maju dan sejahtera. Sebab dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya (Yes 32:17). Dan melalui kebenaran tersebut juga dapat meninggikan derajat bangsa (Amsal  12:28)
Keminiman orang-orang kristen terlibat dalam pemerintahan juga mungkin disebabkan oleh tidak mau bayar harga. Sebab yang pasti kita akan ditantang untuk ikut terlibat curang atau ikut arus dengan kebiasaan-kebiasaan orang banyak. Bahkan mungkin dibeberapa daerah, terkadang kita harus diperhadapkan dengan memilih untuk meninggalkan Kristus atau tetap memilih Kristus. Sebab ketika ketika kita memilih untuk meninggalkan Kristus yang pastinya jabatan ataupun posisi kita akan cepat naik dari yang biasanya. Perlu doa yang sungguh-sungguh supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi dimasa mendatang. Orang yang punya kapabilitas dan berintegritas seharusnya itulah orang yang seharusnya cepat dapat promosi bukan karena yang lain-lain.
Bangsa kita di tahun 2018 dan ditahun 2019, akan menghadapi yang namanya pemilihan umum baik ditingkat daerah maupun ditingkat pusat. Maka perlunya sebuah strategi dalam memenangkan kontestasi pemilihan ini. Ternyata di dalam Alkitab, terdapat strategi pemenangan tersebut. Dan mungkin ini sudah diterapkan juga oleh beberapa kandidat calon pemimpin di bangsa kita dan hasilnya positif, seperti ‘blusukan’. Jadi kata atau istilah “blusukan” sudah ada sejak zaman dahulu dan alkitabiah. Dan inilah mungkin yang menjadi kunci keberhasilan mereka dalam memenangkan hati masyarakat.
Kisah blusukan bisa kita temui dalam ceritanya Absalom, anak Daud yang berusaha untuk merebut kerajaan Israel dari ayahnya sendiri. Meskipun bukan cerita yang positif, tapi ada nilai-nilai positif yang bisa kita ambil. Itu bisa kita baca lebih lengkap dalam 2 Samuel 15: 1-12.
Hal-hal apa atau strategi apa yang dilakukan oleh Absalom dalam merebut kekuasaan di Israel. Mari kita selidiki.
Pertama, miliki dan ekspos citra diri kita yang positif. Absalom menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari didepannya. Absalom menyadari bahwa pentingnya penampilan luar, sebab dengan penampilan tersebut paling tidak bisa merebut hati  bangsa Israel. Ada kereta, ada kuda dan ada prajurit yang berlari didepannya. Dengan hal tersebut, kemana-mana dia pergi pastilah menjadi pusat perhatian. Bagi kita yang sudah siap-siap untuk mencalonkan diri dalam pemilu atau pilkada tersebut, mari untuk segera mengekspos citra diri, maupun hal-hal yang baik yang sudah pernah kita lakukan. Supaya masyarakat pemilih kita tahu siapa kita sebenarnya.
Kedua, Rajin Blusukan dan tanyakan sumber masalahnya. Maka setiap pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja,... orang itu dipanggil Absalom dan ditanyai. Jadi kita harus rajin-rajin turun ke tengah masyarakat serta tanyakan atau gali akar permasalahan mereka sebenarnya apa. Seandainya ada debat para calon kandidat pemimpin, kita punya data yang pasti dan riil. Tidak mengada-ada.
Ketiga, miliki empati yang sungguh-sungguh. Apabila seseorang datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya. Jadi ketika kita sudah memiliki citra diri yang baik serta sering blusukan, kita juga harus bisa merasakan penderitaan mereka yang sebenarnya. Bukan hanya simpati tapi berempati terhadap masalah mereka tersebut. Seperti Absalom yang langsung merangkul setiap orang yang datang kepadanya. Adanya hubungan yang intens diantara mereka.
Keempat, konsisten, jangan gampang menyerah dan lakukan terus menerus. Sesudah lewat empat tahun.... Perlunya sikap kita yang konsisten dalam melakukan setiap perbuatan-perbuatan baik, seperti blusukan setiap ada kesempatan dan memiliki empati yang sungguh-sungguh. Bagi Absalom butuh empat tahun dalam memenangkan hati bangsa Israel. Kalau kita hitung-hitungan, seandainya satu hari Absalom minimal bertemu dengan lima orang, maka dalam waktu satu bulan dia sudah bertemu dengan 150-an orang. Dan dalam waktu setahun dia sudah bertemu dengan 1800-an orang. Jadi dalam waktu empat tahun minimal Absalom sudah bertemu dengan 7.200-an orang. Kita harus memilki target-target berapa orang konstituen yang harus segera ditemui dan sampai berapa lama waktunya. Tapi yang pasti waktunya sebelum di hari-H.
Kelima, milikilah penasehat yang baik. Dimana dengan nasehat-nasehat tersebut yang pasti kita bisa memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang baik dan solusi-solusi yang baik dalam menyelesaikan suatu masalah. Disuruhnyalah datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasehat Daud.
Keenam, selebrasi yang tidak berlebihan. Segera sesudah kamu mendengar bunyi sangkakala berserulah : Absalom sudah menjadi raja di Hebron. Terkadang kita memerlukan selebrasi atau perayaan sebagai rasa ucapan syukur kita. Sebab kita sudah menang  dalam kontestasi pemilihan tersebut. Tapi sarannya janganlah berlebihan.
Demikianlah beberapa langkah-langkah strategi untuk bisa memenangkan hati para konstituen kita. Beberapa pelajaran strategi diatas memang, bukanlah hal yang baru lagi di masa sekarang ini. Tapi ternyata sangatlah efektif untuk bisa memenangkan persaingan yang semakin ketat ini. Harapannya para pemimpin muda Kristen untuk bisa terlibat dalam masa-masa pemerintahan mendatang. Semakin awal bergerak untuk blusukannya, maka kemungkinan besar, hati para konstituen kita, bisa diambil  dan akhirnya mereka memilih kita.
Harapannya lagi, ketika sudah banyak orang-orang benar dan takut akan Tuhan yang duduk dalam pemerintahan, pastikan bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar dan sejahtera. Sebab dimana ada kebenaran dan keadilan pastinya disitu akan ada damai dan sejahtera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...