sumber ilustrasi : www.imgrum.org
Banyak persoalan bangsa kita yang
harus segera dituntaskan oleh bangsa kita sendiri. Salah satunya adalah adanya
upaya untuk memecahbelah bangsa kita oleh oknum-oknum yang memiliki paham diluar
Pancasila. Perubahan karakter bangsa kita juga semakin merosot jauh dari yang
namanya kebaikan. Yang semuanya itu dimulai dari pendidikan sejak dini yang telah
salah dilakukan oleh orang tua kita. anak-anak kita sering diajarkan dengan
ujaran-ujaran kebencian dan menciptakan permusuhan. Dan kita sebagai orang tua
melakukan pembiaran akan hal-hal tersebut
Begitu juga dengan minimnya
orang-orang yang takut akan Tuhan yang ada di bangku Pemerintahan. Padahal
ketika banyak orang-orang yang benar duduk di pemerintahan, maka pastilah
bangsa kita akan semakin maju dan sejahtera. Sebab dimana ada kebenaran disitu akan tumbuh damai sejahtera, dan
akibat kebenaran ialah ketenangan dan ketentraman untuk selama-lamanya (Yes
32:17). Dan melalui kebenaran tersebut juga dapat meninggikan derajat bangsa (Amsal 12:28)
Keminiman orang-orang kristen
terlibat dalam pemerintahan juga mungkin disebabkan oleh tidak mau bayar harga.
Sebab yang pasti kita akan ditantang untuk ikut terlibat curang atau ikut arus
dengan kebiasaan-kebiasaan orang banyak. Bahkan mungkin dibeberapa daerah,
terkadang kita harus diperhadapkan dengan memilih untuk meninggalkan Kristus
atau tetap memilih Kristus. Sebab ketika ketika kita memilih untuk meninggalkan
Kristus yang pastinya jabatan ataupun posisi kita akan cepat naik dari yang
biasanya. Perlu doa yang sungguh-sungguh supaya hal-hal ini tidak terjadi lagi dimasa
mendatang. Orang yang punya kapabilitas dan berintegritas seharusnya itulah
orang yang seharusnya cepat dapat promosi bukan karena yang lain-lain.
Bangsa kita di tahun 2018 dan
ditahun 2019, akan menghadapi yang namanya pemilihan umum baik ditingkat daerah
maupun ditingkat pusat. Maka perlunya sebuah strategi dalam memenangkan
kontestasi pemilihan ini. Ternyata di dalam Alkitab, terdapat strategi
pemenangan tersebut. Dan mungkin ini sudah diterapkan juga oleh beberapa kandidat
calon pemimpin di bangsa kita dan hasilnya positif, seperti ‘blusukan’. Jadi kata
atau istilah “blusukan” sudah ada sejak zaman dahulu dan alkitabiah. Dan inilah
mungkin yang menjadi kunci keberhasilan mereka dalam memenangkan hati
masyarakat.
Kisah blusukan bisa kita temui
dalam ceritanya Absalom, anak Daud yang berusaha untuk merebut kerajaan Israel
dari ayahnya sendiri. Meskipun bukan cerita yang positif, tapi ada nilai-nilai
positif yang bisa kita ambil. Itu bisa kita baca lebih lengkap dalam 2 Samuel
15: 1-12.
Hal-hal apa atau strategi apa
yang dilakukan oleh Absalom dalam merebut kekuasaan di Israel. Mari kita
selidiki.
Pertama, miliki dan ekspos citra
diri kita yang positif. Absalom
menyediakan baginya sebuah kereta serta kuda dan lima puluh orang yang berlari
didepannya. Absalom menyadari bahwa pentingnya penampilan luar, sebab
dengan penampilan tersebut paling tidak bisa merebut hati bangsa Israel. Ada kereta, ada kuda dan ada
prajurit yang berlari didepannya. Dengan hal tersebut, kemana-mana dia pergi
pastilah menjadi pusat perhatian. Bagi kita yang sudah siap-siap untuk mencalonkan
diri dalam pemilu atau pilkada tersebut, mari untuk segera mengekspos citra
diri, maupun hal-hal yang baik yang sudah pernah kita lakukan. Supaya masyarakat
pemilih kita tahu siapa kita sebenarnya.
Kedua, Rajin Blusukan dan
tanyakan sumber masalahnya. Maka setiap
pagi berdirilah Absalom di tepi jalan yang menuju pintu gerbang. Setiap orang
yang mempunyai perkara dan yang mau masuk menghadap raja,... orang itu
dipanggil Absalom dan ditanyai. Jadi kita harus rajin-rajin turun ke tengah
masyarakat serta tanyakan atau gali akar permasalahan mereka sebenarnya apa. Seandainya
ada debat para calon kandidat pemimpin, kita punya data yang pasti dan riil. Tidak
mengada-ada.
Ketiga, miliki empati yang
sungguh-sungguh. Apabila seseorang
datang mendekat untuk sujud menyembah kepadanya, maka diulurkannyalah
tangannya, dipegangnya orang itu dan diciumnya. Jadi ketika kita sudah
memiliki citra diri yang baik serta sering blusukan, kita juga harus bisa
merasakan penderitaan mereka yang sebenarnya. Bukan hanya simpati tapi
berempati terhadap masalah mereka tersebut. Seperti Absalom yang langsung
merangkul setiap orang yang datang kepadanya. Adanya hubungan yang intens
diantara mereka.
Keempat, konsisten, jangan
gampang menyerah dan lakukan terus menerus. Sesudah lewat empat tahun....
Perlunya sikap kita yang konsisten dalam melakukan setiap perbuatan-perbuatan
baik, seperti blusukan setiap ada kesempatan dan memiliki empati yang
sungguh-sungguh. Bagi Absalom butuh empat tahun dalam memenangkan hati bangsa
Israel. Kalau kita hitung-hitungan, seandainya satu hari Absalom minimal
bertemu dengan lima orang, maka dalam waktu satu bulan dia sudah bertemu dengan
150-an orang. Dan dalam waktu setahun dia sudah bertemu dengan 1800-an orang. Jadi
dalam waktu empat tahun minimal Absalom sudah bertemu dengan 7.200-an orang. Kita
harus memilki target-target berapa orang konstituen yang harus segera ditemui
dan sampai berapa lama waktunya. Tapi yang pasti waktunya sebelum di hari-H.
Kelima, milikilah penasehat yang
baik. Dimana dengan nasehat-nasehat tersebut yang pasti kita bisa memiliki
banyak pertimbangan-pertimbangan yang baik dan solusi-solusi yang baik dalam
menyelesaikan suatu masalah. Disuruhnyalah
datang Ahitofel, orang Gilo itu, penasehat Daud.
Keenam, selebrasi yang tidak
berlebihan. Segera sesudah kamu
mendengar bunyi sangkakala berserulah : Absalom sudah menjadi raja di Hebron.
Terkadang kita memerlukan selebrasi atau perayaan sebagai rasa ucapan syukur
kita. Sebab kita sudah menang dalam
kontestasi pemilihan tersebut. Tapi sarannya janganlah berlebihan.
Demikianlah beberapa
langkah-langkah strategi untuk bisa memenangkan hati para konstituen kita. Beberapa
pelajaran strategi diatas memang, bukanlah hal yang baru lagi di masa sekarang
ini. Tapi ternyata sangatlah efektif untuk bisa memenangkan persaingan yang
semakin ketat ini. Harapannya para pemimpin muda Kristen untuk bisa terlibat
dalam masa-masa pemerintahan mendatang. Semakin awal bergerak untuk
blusukannya, maka kemungkinan besar, hati para konstituen kita, bisa diambil dan akhirnya mereka memilih kita.
Harapannya lagi, ketika sudah
banyak orang-orang benar dan takut akan Tuhan yang duduk dalam pemerintahan,
pastikan bangsa kita akan menjadi bangsa yang besar dan sejahtera. Sebab dimana
ada kebenaran dan keadilan pastinya disitu akan ada damai dan sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar