![]() |
sumber gambar : foto ibu Umi (facebook) |
Kita
selalu merindukan yang namanya kebangunan rohani. Artinya ada banyak pertobatan
terjadi. Bukan hanya kepada satu orang tapi melanda kepada banyak orang hingga
ke seluruh komunitas itu. Khusus Indonesia ternyata ada dua tempat atau daerah
yang pernah mengalami lawatan Tuhan secara khusus. Meskipun tidak ada tulisan
yang bisa dijadikan bukti sejarah bahwa memang pernah Tuhan melawat daerah itu.
Peristiwa lawatan itu saya ketahui ketika berdiskusi dengan orang yang pernah mengalami langsung
lawatan tersebut. Dan itu terus terekam dalam pikiran saya.
Daerah
pertama yang pernah dilawat Tuhan yaitu suku Pasemah di Bengkulu. Dan yang
kedua yaitu di daerah timur bangsa kita yaitu Soe di Nusa Tenggara Timur. Di kedua
daerah ini sangat nyata lawatan Tuhan, terkhusus di daerah Soe. Cerita yang
saya dengar langsung dari kawan dekat saya orang Soe, dikatakan bahwa
kisah-kisah dalam Alkitab sungguh benar-benar terjadi. Orang buta bisa melihat,
orang lumpuh bisa berjalan, bahkan orang mati bisa hidup kembali. Dan mereka
terus tinggal dalam hadirat Tuhan yang begitu kuat dan nyata. Ada pertobatan
setiap hari yang terjadi, dan Firman Tuhan terus berkumandang dari rumah ke
rumah.
Di
daerah Pasemah, Bengkulu, ternyata
kurang lebih sama terjadi hal seperti itu. Suku Pasemah yang dulunya kebanyakan
adalah animisme maupun agama sepupu kita, mereka akhirnya dimenangkan bagi
Tuhan Yesus dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat hidup mereka.
Sekarang
bagaimana kedua daerah itu. Kalau daerah Soe, memang kebanyakan adalah kaum
Nasrani, sekarang pertumbuhan iman mereka biasa-biasa saja. Begitu juga dengan
orang-orang yang ada di Pasemah, kebanyakan dari mereka kembali kepada
kepercayaan yang dahulu lagi. Sungguh sangat tragis memang, daerah yang dulunya
mendapatkan hadirat Tuhan yang begitu besar dan dasyat sekarang menjadi daerah
yang sangat kering pertumbuhan rohaninya.
Kegerakan-kegerakan
ataupun kebangunan Rohani yang terjadi tersebut biasanya dimulai dari satu
orang yang betul sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan dan bergumul untuk daerah
itu siang dan malam. Tuhan selalu memakai satu pribadi yang benar-benar mau
berdoa buat daerahnya. Dan Pribadi-pribadi tersebut dikumpulkan Tuhan untuk
bersatu bersama-sama dengan cara Tuhan yang ajaib, sehingga memang betul-betul
terjadi kegerakan rohani yang dasyat.
Sungguh
bersyukur kepada Allah Bapa, sehingga Konferensi Hamba Tuhan Desa Nasional yang
kedua bisa terlaksana dengan baik. Sekarang sudah masuk di hari ketiga. Tuhan
mengingatkan saya malam ini untuk menuliskan beberapa hal. Ketika saya masuk
dalam hadirat Tuhan dalam doa pujian dan penyembahan secara pribadi, ada begitu
jelas tampak dalam doa saya. Meskipun saya tidak menghadirinya, tapi bisa
merasakan atmosfir sukacita dan kelimpahan berkat rohani dan hadirat Tuhan yang
begitu kuat, sedang melanda seluruh peserta.
Acara
ini dimulai dengan doa dan puasa serta pergumulan yang luar biasa supaya
Indonesia bisa dilawat kembali oleh Tuhan. Dan berharap lawatan Tuhan
benar-benar turun memenuhi seluruh hall di Holy stadium, kemudian seluruh kota Semarang dan akhirnya bisa melanda seluruh
Indonesia. Mengingat juga sudah pernah lawatan Tuhan juga terjadi sewaktu
Konferensi Hamba Tuhan yang pertama di tahun 1990-an, ada begitu banyak
anak-anak muda yang bertobat dan akhirnya memberikan dirinya untuk Tuhan dan
bergumul dengan sungguh-sungguh untuk bangsa ini. Dimana pada masa-masa itu
memang kondisi bangsa lagi sangat susah.
Adanya
keinginan yang kuat untuk bisa terjadi lagi lawatan Tuhan yang dasyat di acara
Konferensi hari ini. Sebab sudah banyak doa-doa yang disampaikan, berhari-hari
mengetok dan bahkan menggedor pintu kemurahan Tuhan. Mulai dari barat pulau Sumatera
hingga sampai ke timur Papua, terus bergumul supaya lawatan Tuhan dinyatakan. Mungkin
tidak suatu kebetulan juga bahwa saat ini sedang masa puasa dari saudara sepupu
kita. Dan kitapun turut serta mengambil bagian untuk berpuasa juga selama
kurang lebih 40 hari. Meminta supaya Tuhan segera menjamah Indonesia dan ada
banyak pertobatan yang bisa terjadi.
Dalam
doa penyembahan, saya melihat dalam konferensi, bahwa banyak juga peserta yang
hanya sekedar ikut. Bisa merasakan pengalaman baru di kota Semarang, menikmati
setiap spot-spot yang menarik di daerah tersebut. Bisa tampil eksis di sosial
media. Tidak salah memang menikmati suasana baru, lingkungan atau tempat baru,
tapi jikalau kehilangan esensi untuk mengikuti acara konferensi tersebut,
sungguh sangat disayangkan. Juga jikalau tidak ada gairah yang sungguh-sungguh
tercurah dari dalam hati untuk bisa berdoa secara korporat bagi bangsa ini,
bisa-bisa event ini hanya sekedar event biasa semata. Jadi mari para Hamba
Tuhan, berdoa dengan sungguh-sungguh minta lawatan Tuhan untuk bisa merubah
Indonesia.
Media sosial sebagai
media penghubung
Bersyukur
juga dengan adanya media sosial sehingga bisa mengetahui apa yang sedang
terjadi disana. Dengan bantuan media sosial adanya pertukaran informasi dengan
cepat, baik itu situasi dan kondisi yang sedang terjadi dan lawatan apa yang
sedang Tuhan kerjakan bagi kita. Meskipun tidak kemana-mana tapi kita ada
dimana-dimana dengan melihat semua kejadian baik dalam bentuk foto atau gambar
maupun video yang bisa disebarkan lewat media sosial.
Juga
dengan adanya media sosial kita bisa dengan segera membuat kegerakan-kegerakan dengan
cepat dan massif untuk kemajuan dari pada iman kita. Dan akhirnya biarlah nama
Tuhan yang dipermuliakan melalui hal-hal apapun itu. Berharap ada kebangunan
rohani yang terjadi, berharap ada pertobatan secara massal terjadi, dan
berharap ada banyak jiwa-jiwa datang kepada Tuhan Yesus, serta berharap bangsa
kita, bangsa Indonesia dipulihkan bagi kemulian Allah Bapa di Surga.
Sibolangit, 15 Juni 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar