Rabu, 14 Juni 2017

KEBANGUNAN ROHANI MASSAL (Sekedar Refleksi tentang KHTDN 2)



sumber gambar : foto ibu Umi (facebook)


Kita selalu merindukan yang namanya kebangunan rohani. Artinya ada banyak pertobatan terjadi. Bukan hanya kepada satu orang tapi melanda kepada banyak orang hingga ke seluruh komunitas itu. Khusus Indonesia ternyata ada dua tempat atau daerah yang pernah mengalami lawatan Tuhan secara khusus. Meskipun tidak ada tulisan yang bisa dijadikan bukti sejarah bahwa memang pernah Tuhan melawat daerah itu. Peristiwa lawatan itu saya ketahui ketika berdiskusi  dengan orang yang pernah mengalami langsung lawatan tersebut. Dan itu terus terekam dalam pikiran saya. 

Daerah pertama yang pernah dilawat Tuhan yaitu suku Pasemah di Bengkulu. Dan yang kedua yaitu di daerah timur bangsa kita yaitu Soe di Nusa Tenggara Timur. Di kedua daerah ini sangat nyata lawatan Tuhan, terkhusus di daerah Soe. Cerita yang saya dengar langsung dari kawan dekat saya orang Soe, dikatakan bahwa kisah-kisah dalam Alkitab sungguh benar-benar terjadi. Orang buta bisa melihat, orang lumpuh bisa berjalan, bahkan orang mati bisa hidup kembali. Dan mereka terus tinggal dalam hadirat Tuhan yang begitu kuat dan nyata. Ada pertobatan setiap hari yang terjadi, dan Firman Tuhan terus berkumandang dari rumah ke rumah.

Di daerah Pasemah, Bengkulu,  ternyata kurang lebih sama terjadi hal seperti itu. Suku Pasemah yang dulunya kebanyakan adalah animisme maupun agama sepupu kita, mereka akhirnya dimenangkan bagi Tuhan Yesus dan mengaku Yesus sebagai Tuhan dan Juru selamat hidup mereka.

Sekarang bagaimana kedua daerah itu. Kalau daerah Soe, memang kebanyakan adalah kaum Nasrani, sekarang pertumbuhan iman mereka biasa-biasa saja. Begitu juga dengan orang-orang yang ada di Pasemah, kebanyakan dari mereka kembali kepada kepercayaan yang dahulu lagi. Sungguh sangat tragis memang, daerah yang dulunya mendapatkan hadirat Tuhan yang begitu besar dan dasyat sekarang menjadi daerah yang sangat kering pertumbuhan rohaninya.

Kegerakan-kegerakan ataupun kebangunan Rohani yang terjadi tersebut biasanya dimulai dari satu orang yang betul sungguh-sungguh mencari wajah Tuhan dan bergumul untuk daerah itu siang dan malam. Tuhan selalu memakai satu pribadi yang benar-benar mau berdoa buat daerahnya. Dan Pribadi-pribadi tersebut dikumpulkan Tuhan untuk bersatu bersama-sama dengan cara Tuhan yang ajaib, sehingga memang betul-betul terjadi kegerakan rohani yang dasyat.

Sungguh bersyukur kepada Allah Bapa, sehingga Konferensi Hamba Tuhan Desa Nasional yang kedua bisa terlaksana dengan baik. Sekarang sudah masuk di hari ketiga. Tuhan mengingatkan saya malam ini untuk menuliskan beberapa hal. Ketika saya masuk dalam hadirat Tuhan dalam doa pujian dan penyembahan secara pribadi, ada begitu jelas tampak dalam doa saya. Meskipun saya tidak menghadirinya, tapi bisa merasakan atmosfir sukacita dan kelimpahan berkat rohani dan hadirat Tuhan yang begitu kuat, sedang melanda seluruh peserta.

Acara ini dimulai dengan doa dan puasa serta pergumulan yang luar biasa supaya Indonesia bisa dilawat kembali oleh Tuhan. Dan berharap lawatan Tuhan benar-benar turun memenuhi seluruh hall di Holy stadium, kemudian seluruh kota  Semarang dan akhirnya bisa melanda seluruh Indonesia. Mengingat juga sudah pernah lawatan Tuhan juga terjadi sewaktu Konferensi Hamba Tuhan yang pertama di tahun 1990-an, ada begitu banyak anak-anak muda yang bertobat dan akhirnya memberikan dirinya untuk Tuhan dan bergumul dengan sungguh-sungguh untuk bangsa ini. Dimana pada masa-masa itu memang kondisi bangsa lagi sangat susah.

Adanya keinginan yang kuat untuk bisa terjadi lagi lawatan Tuhan yang dasyat di acara Konferensi hari ini. Sebab sudah banyak doa-doa yang disampaikan, berhari-hari mengetok dan bahkan menggedor pintu kemurahan Tuhan. Mulai dari barat pulau Sumatera hingga sampai ke timur Papua, terus bergumul supaya lawatan Tuhan dinyatakan. Mungkin tidak suatu kebetulan juga bahwa saat ini sedang masa puasa dari saudara sepupu kita. Dan kitapun turut serta mengambil bagian untuk berpuasa juga selama kurang lebih 40 hari. Meminta supaya Tuhan segera menjamah Indonesia dan ada banyak pertobatan yang bisa terjadi.

Dalam doa penyembahan, saya melihat dalam konferensi, bahwa banyak juga peserta yang hanya sekedar ikut. Bisa merasakan pengalaman baru di kota Semarang, menikmati setiap spot-spot yang menarik di daerah tersebut. Bisa tampil eksis di sosial media. Tidak salah memang menikmati suasana baru, lingkungan atau tempat baru, tapi jikalau kehilangan esensi untuk mengikuti acara konferensi tersebut, sungguh sangat disayangkan. Juga jikalau tidak ada gairah yang sungguh-sungguh tercurah dari dalam hati untuk bisa berdoa secara korporat bagi bangsa ini, bisa-bisa event ini hanya sekedar event biasa semata. Jadi mari para Hamba Tuhan, berdoa dengan sungguh-sungguh minta lawatan Tuhan untuk bisa merubah Indonesia.

Media sosial sebagai media penghubung

Bersyukur juga dengan adanya media sosial sehingga bisa mengetahui apa yang sedang terjadi disana. Dengan bantuan media sosial adanya pertukaran informasi dengan cepat, baik itu situasi dan kondisi yang sedang terjadi dan lawatan apa yang sedang Tuhan kerjakan bagi kita. Meskipun tidak kemana-mana tapi kita ada dimana-dimana dengan melihat semua kejadian baik dalam bentuk foto atau gambar maupun video yang bisa disebarkan lewat media sosial.

Juga dengan adanya media sosial kita bisa dengan segera membuat kegerakan-kegerakan dengan cepat dan massif untuk kemajuan dari pada iman kita. Dan akhirnya biarlah nama Tuhan yang dipermuliakan melalui hal-hal apapun itu. Berharap ada kebangunan rohani yang terjadi, berharap ada pertobatan secara massal terjadi, dan berharap ada banyak jiwa-jiwa datang kepada Tuhan Yesus, serta berharap bangsa kita, bangsa Indonesia dipulihkan bagi kemulian Allah Bapa di Surga.

Sibolangit, 15 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...