![]() |
sumber gambar : facebook |
Bangga
rasanya memiliki pemerintah yang kebiasaannya adalah selalu bekerja, bekerja
dan bekerja. Bahkan kabinet yang dibentuk oleh beliau adalah kabinet Kerja.
Suatu spirit yang akan terus dilakukan dikarenakan banyaknya ketinggalan kita
dari negara-negara tetangga kita.
Pembangunan
infrastruktur itu suatu keharusan yang harus dikerjakan oleh siapapun
pemerintahnya. Jika pemerintahnya hanya sibuk mengurusi bagaimana memenuhi
kantongnya yang sudah banyak terkuras ketika mencalonkan diri menjadi pemimpin
ataupun sibuk mengerjakan program yang tak jelas, jangan harap ada kemajuan
dari suatu daerah tersebut.
Bersyukur
bangsa Indonesia sekarang memiliki pemimpin yang sangat visioner, melihat dengan
jelas potensi-potensi bangsa kita yang sangat luar biasa kayanya. Untuk bisa
memaksimalkan dan mengubah kekayaan alam kita menjadi produktif serta
menghasilkan diperlukan yang namanya gagasan-gagasan yang cemerlang, baik dalam
perencanaannya, maupun dalam hal pengeksekusiannya.
Sudah
terlalu banyak dan terlalu lama pembangunan-pembangunan yang ada di Indonesia
mentoknya sampai kepada wacana semata. Seperti
di Jakarta, diisukan bahwa akan dibangun MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light
Rapid Transit), tapi pada kenyataannya tidak pernah terealisasi pada zaman
pemerintahan sebelum sekarang. Tapi sejak tahun 2015, wacana-wacana untuk
pembangunan moda transportasi ini akhirnya bisa direalisasikan oleh pemerintah
Pusat kita, Bapak Presiden Jokowi bersama dengan gubernur DKI yang sangat
fenomenal, Bapak Ahok. Bahkan dari pernyataan beliau-beliau ini, pengoperasian
daripada MRT itu tidak harus selesai dulu masa jabatan mereka. MRT maupun LRT
bisa beroperasi paling lambat di tahun 2018. Meskipun rutenya baru dari Kebayoran
Lama- Kelapa Gading dan Kelapa Gading-Kemayoran-Pesing-Bandara Soekarno-Hatta.
Saya
juga sungguh salut, mendengarkan pernyataan dari Bapak Jokowi, bahwa
pembangunan dari bangsa kita dulu selalu
pembangunan yang Jawa Sentris. Sekarang kita harus berbeda, kita harus
membangun dari pinggiran ataupun perbatasan-perbatasan bangsa kita. Akhirnya
dicetuskan untuk membangun jalan tol Sumatera dan jalan tol Papua.
Khusus
Sumatera, beliau sudah punya gagasan untuk membuat jalan tol dari ujung Aceh
hingga ujung Lampung dengan sebutan Tol Trans Sumatera. Bahkan diberitakan
bahwa jalan tol ini akan bisa dilalui sebelum lebaran atau Hari Raya Idul Fitri
tiba. Adapun jalan tol tersebut yaitu, Bakauheni-Terbanggi Besar,
Palembang-Indralaya, Medan-Binjai, dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi. Sungguh
prestasi yang luar biasa bagi pemerintah kita saat ini. dengan pembangunan yang
diawali sejak tahun 2014 dan sekarang bisa dinikmati oleh bangsa Indonesia,
terkhususnya kami orang yang tinggal di Sumatera.
Total
panjang ruas jalan tol yang proyeknya dikerjakan oleh Hutama Karya, dengan
dasar Perpres di tahun 2014 dan tahun 2015, adalah sepanjang 625,83 km. Dan
selama menjelang Lebaran nanti jalan tol yang akan sudah diselesaikan dan akan
dipergunakan oleh masyarakat adalah sepanjang kurang lebih 103,915 km. Dengan
persentase pengerjaannya sudah mencapai + 16,60 % dari total
keseluruhannya jalan tol yang akan dikerjakan. Dalam jangka waktu kurang lebih
pengerjaannya sejak Bapak Jokowi dilantik adalah 2,5 tahun. Meskipun persentase
angkanya masih sedikit belum mencapai 20% tapi proyek pembangunan Tol Trans
Sumatera sudah harus selesai dan beroperasi sebelum bapak Jokowi menyelesaikan
masa jabatannya di periode pertama ini.
Berarti
Bapak Jokowi masih punya PR di periode kedua nantinya, untuk melanjutkan
pembangunan jalan tol berikutnya di Tol Trans Sumatera. Supaya cita-cita luhur
bapak Jokowi bisa tercapai. Adapun data jalan raya lintas Sumatera dari Aceh
hingga pelabuhan Bakauheni, propinsi Lampung, ada berkisar sepanjang 2.508,5
km. Pengerjaan proyek jalan tol yang sudah dikerjakan di periode pertama
kepemimpinannya ada sepanjang 625,83 km. Berarti menyisakan jalan tol yang
harus dikerjakan adalah sepanjang 1.882,67 km lagi. Ini pastinya membutuhkan
kerja yang sangat keras dan luar biasa untuk bisa menyelesaikan di periode
kedua bapak Jokowi nantinya.
Berharap
bapak bisa memimpin lagi. Kalau tidak terpilih berarti isu-isu yang dimainkan
lawan politik bapak pasti tidak jauh-jauh dari yang namanya SARA. Dan jika isu
SARA yang menang berarti bangsa kita dipastikan akan mundur sangat jauh lagi
kebelakang dan tertinggal dari negara-negara tetangga kita. Bahkan sekarangpun
bapak masih terus diserang dengan menggunakan isu-isu PKI, supaya bisa
melemahkan kinerja bapak yang sudah sangat bagus. Tapi saya salut, melihat
kegigihan bapak dalam meredam dan menangani gejolak-gejolak politik yang ada.
Isu-isu tersebut tidaklah terlalu penting jika dibandingkan dengan pembangunan
berkelanjutan dari bangsa kita. Dan saya yakin, kinerja bapak, pembangunan yang
sudah bapak lakukan hampir di seluruh wilayah Indonesia, pasti bisa mengalahkan
isu banci dan tidak bertanggung jawab, seperti SARA.
Bukan Hanya Tol, Jalan
Desa-pun Terbangun
Saya
sudah hampir kurang lebih 4 tahun tinggal di sebuah desa, yang letaknya sekitar
45 km dari pusat kota Medan. Sebuah desa yang bernama Desa Rumah Sumbul.
Tepatnya, berada di kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera
Utara. Sebuah desa yang sangat hijau, dan menjadi pusat sumber air. Lokasinya
masih sangat asri dan bersih, serta memiliki gedung-gedung kuno peninggalan
zaman Belanda dulu.
Dua
tahun pertama saya menginjakkan kaki di desa ini, jalan-jalan yang ada di
lingkungan desa ini bisa dibilang masih sangat tidak baik. Jalannya memang sudah
dibangun ala kadarnya atas inisiatif bersama warga desa. Tapi pembangunan itu
sudah sangat lama, dan akhirnya disana-sini, dibahu jalan yang ada, penuh
dengan lubang-lubang dan kerikil maupun batu yang terlepas. Sehingga kalau kita
melewati jalan desa tersebut kita harus sangat hati-hati supaya kita tidak
terjatuh.
Kemudian
di awal tahun 2015, saya melihat ada pembangunan jalan desa. Saya langsung
berpikir dan memastikan bahwa pembangunan ini tidak lain tidak bukan karena
program Bapak Jokowi, yang di awal-awal pemerintahannya juga sangat peduli
tentang pembangunan desa. Berani menganggarkan dana desa hampir kurang lebih 1
milyar per desa. Dan sudah direalisasikan untuk mencairkan dananya ke seluruh
desa-desa yang ada di Indonesia. Termasuk desaku, dimana aku tinggal dan
berkeluarga. Meskipun tahap pembangunan jalannya sampai dua tahap, tapi melihat
kondisi jalannya sekarang, sangat mantap, dan ketebalan jalannya juga sangat
baik. Kita tidak perlu lagi untuk terlalu berhati-hati lagi kalau jalan di malam
hari.
Aku
memastikan, ternyata bukan hanya jalan-jalan di desa Rumah Sumbul aja yang
sudah bagus. Desa-desa tetanggaku juga, semua jalannya juga sudah sangat baik
dan laik jalan. Awalnya desa-desa tersebut, banyak memiliki jalan yang rusak
bahkan lebih parah dari jalan-jalan di desa kami. Kebanyakan berupa tanah merah
dan berlumpur. Tapi sekarang kondisi tersebut sudah berubah. Sangat menikmati
kalau berjalan-jalan ke desa-desa tersebut. Dulu kita berpikir sampai dua kali
kalau mau jalan ke desa seberang.
Bukan
hanya jalan, program desa yang lain juga sedang bergeliat dengan cepatnya.
Terutama dalam meningkatkan perekonomian dari masing-masing desa yang ada.
Dengan dana desa yang sudah dikucurkan oleh pemerintah Pusat, banyak
usaha-usaha yang sedang dikerjakan oleh masing-masing pemerintah desa setempat.
Menggiatkan Bumdes (badan usaha milik desa), menggiatkan dan meningkatkan
produksi hasil panen tanam-tanaman maupun perkebunan, dan lain-lain. Sehingga
perekonomian di desa juga semakin meningkat. Jikalau perekenomian warga desa
semakin meningkat, bisa dipastikan desanya juga sejahtera. Dan inilah yang
dicita-citakan oleh pendiri bangsa kita, memiliki bangsa yang sejahtera serta
adil dan makmur.
Jadi
diakhir dari tulisan saya ini, dalam membangun suatu hal apapun itu sebenarnya
sangatlah sederhana. Cukup dengan kerja..kerja dan kerja. Jangan hanya sebatas
teori semata, jangan hanya sebatas wacana saja, jangan hanya sebatas
kajian-kajian yang sangat dalam tapi nol dalam hal implementasinya. Adapun
pencapaian yang sudah bapak Jokowi kerjakan sampai saat ini, merupakan
kebanggaan kita bersama. Mari kita dukung pemerintah kita ini, untuk
mempercepat lagi akselerasi pembangunan dari bangsa kita.
Sekian
dan terima kasih.
Sibolangit,
17 Juni 2017
Sumber
referensi :
1. Rudi, Alsadad, media kompas.com,
diterbitkan 3 Juli 2015 dengan judul artikel ;
“Apa saja Perbedaan LRT, MRT dan KRL” dapat di akses di :
(http:\\megapolitan.kompas.com/read/2015/07/03/07501531/Apa.Saja.Perbedaan.LRT.MRT.dan.KRL)
2. Istianur, Ilyas Praditya, media :
Liputan6, dengan judul : “Tiga Ruas Tol Trans Sumatera Beroperasi Saat Lebaran
ini”, diterbitkan tanggal 31 Maret 2017, dapat di akses pada situs :
(http:\\m.liputan6.com/bisnis/read/2905312/tiga-ruas-tol-trans-sumatera-beroperasi-saat-lebaran-ini)
3. Wikipedia-“Jalan Raya lintas sumatera”,
dapat diakses pada :
(http:\\id.m.wikepedia.org/wiki/Jalan-Raya-Lintas-Sumatera)
4. Mahbid, media : NU Online, terbit
tanggal 4 April 2017, dengan judul : Empat Program Unggulan Kemendes untuk
Gerakkan Ekonomi Desa”, dapat diakses pada :
(http:\\www.nu.or.id/post/read/76714/empat-program-unggulan-kemendes-untuk-gerakkan-ekonomi-desa)
Tag #JokowiUntukIndonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar