Kamis, 29 Juni 2017

Mengejar Mimpi dan Menjadi Pahlawan



Mengejar mimpi (gaulfresh.com)


Pahlawan yang dalam bahasa Inggrisnya Mighty Man, adalah status yang disandang ketika telah melakukan perbuatan-perbuatan besar semasa hidupnya. Pahlawan adalah seorang yang berani bayar harga ketika yang lainnya tampak mundur karena melihat situasi. Pahlawan adalah orang yang setia kepada satu orang raja atau tuannya dan Tuhannya.
Bersyukur hari ini aku masuk ke perikop 1 Tawarikh pasal 11 hingga 15 yang dengan jelas menyatakan siapa dan apa perbuatan para Pahlawannya Daud selama masa ia mau menjadi raja hingga akhirnya resmi menjadi raja. 

Inilah kepala-kepala para pahlawan yang mengiringi Daud, yang telah memberi dukungan yang kuat kepadanya, bersama-sama seluruh Israel, dalam mencapai kedudukan raja dan yang mengangkat dia sebagai raja  seperti yang difirmankan Tuhan mengenai Israel. (I Tawarikh 11 :10)

 Ada dua ciri sikap pemenang yang dimiliki oleh para pahlawannya Daud sehingga akhinya dia bisa menjadi raja atas seluruh Israel. Yakni mengiringi dan memberi dukungan yang kuat. Sebelum pembahasan yang lebih lanjut sebenarnya ada dua tipe peran kita di dunia ini. Pertama sebagai pemain peran utama dan yang kedua sebagai peran pendukung. Tapi keduanya sangat saling tergantung dan saling berkaitan sehingga sulit untuk dipisahkan dalam mencapai suatu tujuan yaitu kemenangan.

Contohnya dalam pemilu nantinya di tahun 2018 dan 2019, jelas akan ada dua tipe orang. Pertama, yang akan dipilih dan kedua, yang akan memilih. Juga dalam pembuatan film pada umumnya, akan ada tertera siapa pemeran utama dan siapa pemeran pendukung. Itu akan terlihat jelas ketika para pemeran tersebut sudah beraksi.

Kita hanya perlu berintropeksi diri saja, saya ada di kelas mana, apakah saya termasuk orang atau pemeran utama atau malah sebaliknya, sebagai pemeran pendukung. Meskipun kita sudah tahu dimana posisi kita, sebaiknya jangan merasa berkecil hati bahwa kita ada di bariisan pendukung.

Dan kalau kita spesifikkan lagi, bahwa orang yang punya visi itu adalah pemeran utama dan yang mendukung daripada visi tersebut adalah pemeran pendukung. Dalam konteks ini, Daud sebagai pemeran utama dan para pahlawan-pahlawan yang dicatat dalam alkitab adalah pemeran pendukung.
Kalau kita membaca lebih dalam lagi, di dalam pemeran pendukung tersebut, para pahlawan dibagi menjadi dua penggolongan pahlawan. Pertama Pahlawan Triwira dan yang kedua pahlawan yang ketigapuluh orang. Adapun nama pahlawan Triwira tersebut, Yasobam bin Hakhmoni, Eleazar anak Dodo orang Ahohi dan Sama anak Hage orang Harari.

Apa yang membedakan mereka, antara pahlawan triwira dan pahlawan ketigapuluh orang tersebut. Sebenarnya mereka hampir memiliki kesamaan dalam hal kemampuan membunuh ratusan orang musuh yang menyerang mereka. Tapi dikatakan dan tertulis bahwa pahlawan ketigapuluh orang itu tidak bisa menyamai triwira tersebut.

Kita dapat menemukan satu saja yang membedakan mereka. Ketika suatu peristiwa, kerinduan Daud untuk meminum air dari Perigi Betlehem, yang pada waktu itu daerah tersebut sedang dikuasai oleh Filistin. Ketiga triwira tersebut mendengarkan kerinduan daripada tuannya, maka mereka bergegas kesana untuk mengambil air tersebut dengan sebuah taruhan nyawa. Dan akhirnya Daud tidak jadi meminum air tersebut, melainkan dicurahkannya sebagai korban curahan kepada Tuhan.

Pelajaran penting untuk bisa kita aplikasikan adalah bahwa kita tidak harus disuruh-suruh dulu dalam mengerjakan tugas dan tanggung jawab kita. Mari kita berkreasi dalam mewujudkan visi yang sudah ditaruh kepada pimpinan kita. Ketika triwira tersebut hanya mendengarkan saja kerinduan hati Daud, mereka langsung bergegas tanpa menunda-nunda untuk pergi.  Oleh karena itu, ketika kita sudah mendengarkan curahan visi tersebut, tanpa harus dikomando bentuk riil dari pencapaian visi tersebut, kita mungkin sudah membuat program terobosan teknisnya bagaimana, sehingga itu bisa ditiru oleh pihak pendukung lainnya dalam mewujudkan realisasi dari visi tersebut. Mari berkreasi bersama dalam percepatan dari wujud visi tersebut.

sumber : viyoutube.com

Sehingga kita bisa membuat beberapa langkah praktis yang bisa kita kerjakan seperti awal dari tulisan saya ini. Pertama, mengiringi Daud. Artinya kita harus satu wadah dalam perwujudan visi tersebut. Bagaimana kita bisa mengiringi jikalau kita tidak bersama dengan pimpinan kita tersebut. Mengiringi juga berarti kita bisa dengar-dengaran secara langsung, strategi apa dan langkah apa yang akan dikerjakan selanjutnya.

Kedua, memberi dukungan yang kuat. Artinya ketika kita sudah dalam satu wadah, kita tidak asal-asalan dalam bekerja atau bertindak. Dan memang pada faktanya, kita sering ikut arus kebanyakan orang. Ketika orang lain mulai malas, kita tertular virus malas tersebut, atau ketika orang disekitar kita mulai berkata, “Ah..Aku tidak dapat apa-apa dari pelayanan (wadah) ini, Aku mau keluar aja..” kitapun mengeluarkan statement yang sama dan akhirnya memilih untuk mundur. Mari beri dukungan yang kuat, artinya dukungan yang penuh, bahkan mungkin kita bisa bertaruh nyawa atas pencapaian dari visi tersebut.

Ketiga, berani berdiri, ketika kita sudah melihat rekan-rekan kita mulai ketakutan,melarikan diri atau mundur dari peperangan yang ada, maka seharusnya sikap kita adalah tetap berdiri kokoh ditengah-tengah ladang peperangan tersebut, mempertahankan dan berjuang terus hingga kita bisa memenangkan peperangan tersebut. Mungkin kita harus bertahan sedikit lebih lama lagi dibandingkan kebanyakan orang yang sudah mundur. Jangan mengambil keputusan ketika kebanyakan orang sudah memutuskan untuk keluar, makanya kita keluar. Tidak..tapi kita harus berani ambil resiko dan mencoba untuk bertahan lebih lama, sampai Tuhan menyatakan maksud dan tujuannya bagi kita dalam ladang peperangan tersebut atau ladang pelayanan yang sedang tertera didepan mata kita.

Bahkan ketika kita, sudah on fire  dalam melayani Tuhan, ada suatu kekuatan yang betul-betul kita miliki. Seperti nats berikut : “satu orang yang paling kecil sanggup melawan seratus orang,dan orang yang paling besar sanggup melawan seribu orang.” (1 Tawarikh 12:14). Artinya ketika orang lain menganggap bahwa kita kecil, tapi Tuhan sudah menaruh potensi besar dalam hidup kita.
Selanjutnya, dikatakan bahwa : “Dari hari ke hari orang datang kepada Daud untuk membantu dia sehingga mereka menjadi tentara yang besar, seperti bala tentara Allah. ( 1 Taw 12 :22). Artinya bahwa ketika visi tersebut semakin kuat, maka orang-orang akan berbondong-bondong dalam mewujudkan visi tersebut.

 Ada beberapa hal, yang bisa mewujudkan visi tersebut semakin kuat. Salah satunya ketika kita mau share atau berbagi tentang visi tersebut ke sebanyak mungkin orang. Sehingga mereka bisa mendengarkan, dan biarkan visi tersebut mencengkram jiwanya, dan akhirnya memutuskan dan berkata :” Ya, saya siap”. Artinya disamping kita mengerjakan visi tersebut, mari kita menjadi media penyampai visi ke banyak orang. Sehinga semakin banyak orang yang bisa mendengarkan visi tersebut.

Terakhir, meskipun kita bukan menjadi pemeran utama dalam wadah pelayanan kita, atau menjadi pemimpin, marilah kita menjadi tim pendukung dalam mencapai visi tersebut. Dengan tegas dan berani, serta mau bayar harga akan visi tersebut. Sehingga akhirnya kita bisa disebut sebagai pahlawan.

Muhammad Hatta :twitter.com

Sekian dan terima kasih
Sibolangit, 30 Juni 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...