![]() |
sumber gambar : adolescentofchrist.blogspot.co.id |
1. Proses Keterpanggilan Elisa
Kisah Elisa bermula ketika dia mau
memutuskan diri untuk menjadi hamba Elia dan meninggalkan orang tuanya juga.
Keterpanggilannya Elisa bisa jelas kita baca di I Raja-raja 19:19-21. Elisa
anaknya Safat dan berasal dari daerah Abel-Mehola (daerah paling utara bangsa
Israel dan berdekatan dengan kota Dan). Waktu itu Elia merasa sangat tertekan
oleh ancaman dari Ratu Izebel sehingga ia memutuskan untuk pergi ke gunung
Horeb. Setelah selesai segala kesusahan hatinya,Tuhan mengutus dia untuk
mengurapi Hazael menjadi Raja Aram, Yehu cucu Nimsi menjadi raja atas Israel
dan Elisa untuk menjadi nabi menggantikan Elia.
Elisa ditemui oleh Elia,ketika dia
sedang membajak ladangnya dengan dua belas pasang lembu (berarti ada 24 lembu
yang dikendalikannya). Ketika Elia mendekati Elisa ia melemparkan jubahnya.
Lalu Elisa pergi meninggalkan lembunya dan berlari mengikuti Elia. Kemudian ia
mau pamitan dengan orang tuanya, juga langsung memotong lembu-lembunya dan
memasaknya dengan bajak lembu serta memberikan makan orang-orangnya .
Pesan Tuhan dari nats ini : Tuhan
lebih sering memanggil orang yang sedang giat bekerja. Bukan orang-orang yang
malas atau orang-orang yang suka menunggu dan menunda suatu pekerjaan yang
baik. Kemudian dia membakar segala sesuatu yang bisa membuat dia kembali kepada
pekerjaannya semula dan memilih menjadi nabi. Artinya benar-benar komit untuk
menjadi seorang nabi. Tidak ada dalam pemikirannya untuk kembali lagi seperti
semula jika ia seandainya gagal menjadi nabinya Tuhan.
![]() |
sumber gambar : adolescentofchrist.blogspot.co.id |
2. Mendapatkan Urapan Double Portion (2
Raja-Raja 2:1-18)
Setelah mendapatkan panggilan untuk
menjadi nabi, tidak langsung jadi urapannya untuk menjadi nabi yang betul-betul
berkuasa. Ketika tiba hari dimana Nabi Elia akan diangkat ke Surga, ia tetap
kekeh dengan pendiriannya untuk terus menemani di momen-momen akhir perpisahan
mereka. Ia bahkan mendapatkan semacam peringatan atau aba-aba dari nabi-nabi
setempat ketika posisi mereka ada disitu. Posisi awal mereka ada di Gilgal,
kemudian ke Betel. Posisi Betel berada di sebelah barat Gilgal. Setelah dari
Betel berpindah lagi ke Yerikho. Posisi Yerikho tidak begitu jauh dari Gilgal. Jadi
mereka berbalik arah lagi. Setelah dari
Yerikho ke Sungai Yordan, yang posisinya berada di sebelah utara Yerikho. Dan akhirnya
titik pisah mereka setelah menyeberangi Sungai Yordan.
Ketika melihat kekehnya perjuangan
Elisa, akhirnya Elia bertanya, “Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu,
sebelum aku terangkat dari padamu”. Elisa menjawab : “Biarlah kiranya aku
mendapat dua bagian dari rohmu, (Let me
inherit a double portion of your
spirit)”. Kemudian dibalas Elia : “Permintaanmu itu sukar. Tetapi jika
engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu
seperti yang kau minta, tapi jika tidak, tidak akan terjadi.” Akhirnya Elisa
bisa melihat kereta berapi, kuda berapi dan Elia naik diatasnya kemudian
terangkat oleh angin badai , dan ia berkata “Bapaku, bapaku!...” Kemudian Elia
mengoyak jubahnya dan Elisa memungutnya. Terjadilah keinginan dan permintaan
Elisa.
Pelajaran yang kita dapatkan : kita
sah-sah saja untuk memiliki keinginan dan permintaan ataupun harapan. Tapi
setiap harapan tersebut haruslah kita perjuangkan dengan sekuatnya. Jadi bukan
sekedar harapan kosong, yang tidak punya gairah sama sekali untuk
mewujudkannya. Baru disuruh berjalan berputar-putar kita sudah langsung
menyerah tidak kuat. Tapi kita harus seperti Elisa tetap kekeh dalam
pendiriannya. Meskipun dia diajak oleh Elia berputar-putar balik arah.
Yang kedua, tidak mendengarkan
segala ocehan atau ejekan dan bahkan mungkin kritikan yang tidak membangun
kita. Kita tidak boleh memberikan telinga kita kepada perkataan-perkataan yang
bia menjatuhkan kita, melainkan sebaliknya harus memiliki sikap yang benar
dalam menghadapi setiap ocehan-ocehan teman di sekeliling kita.
3. Tindakan kuasa yang pertama dan Allah yang membela (2 Raja-raja 2 :19-25)
Setelah momen penerimaan kuasa dari
Allah di seberang sungai Yordan, ia langsung menuju Yerikho. Penduduk kota
Yerikho mengeluh kepada Elisa soal air, dan seringnya terjadi kematian atau
keguguran bayi. Kemudian ia menyuruh warga Yerikho untuk mengambil pinggan yang
baru berisi garam. Dan ia pergi ke sumber mata air yang ada di Yerikho serta
berkata beginilah Perintah Tuhan : “Telah kusehatkan air ini, maka tidak akan
terjadi lagi olehnya kematian atau keguguran bayi.” Dan perkataannyapun terjadi.
Mengapa Yerikho menjadi kota kematian?
Sebab sejarahnya dulu pada masa awal-awal Yosua mau merebut Yerikho-Tanah
Kanaan, setelah keluar dari masa padang gurun, Yosua pernah mengutuk Yerikho katanya : “Terkutuklah
di hadapan Tuhan orang yang bangkit untuk membangun kembali kota Yerikho ini;
dengan membayarkan nyawa anaknya yang sulung ia akan meletakkan dasar kota itu
dan dengan membayarkan nyawa anaknya yang bungsu ia kan memasang pintu
gerbangnya!” (Yosua 6:26). Dan Kota itu kemudian dibangun lagi oleh Hiel, orang
Betel pada masa Ahab memimpin bangsa Israel dan Raja Asa sebagai Raja Yehuda
juga ketika pada masa Elia sebagai nabi saat itu. Dia membangun sesuai dengan
kutukannya Yosua, membayarkan nyawa Abiram, anaknya yang sulung untuk meletakkan
dasar kota, dan dengan membayarkan nyawa Segub, anaknya yang bungsu, untuk
memasang pintu gerbangnya. (I Raja-raja 16:34).
Setiap orang yang sudah mendapatkan
urapan khusus dari Allah, maka Allah akan terus bersamanya dan akan melindungi
serta menjaga wibawa maupun harga diri dari orang pilihannya itu. Seperti
Elisa, sewaktu tiba di Bethel, dia diejek-ejek oleh banyak anak kecil, dengan
mengatakan : “Naiklah botak, naiklah botak.” Kemudian karena Elisa tidak tahan,
ia langsung mengutuk mereka demi
nama Tuhan. Kemudian datanglah beruang dari hutan untuk mencabik-cabik anak
tersebut yang berjumlah 42 orang anak.
Pelajaran yang kita dapatkan adalah
berhati-hatilah dengan segala perkataan kita. kalau bisa jangan sampai
mengeluarkan kutuk terhadap apapun itu. Sebab ucapan kutuk pada orang tertentu
atau kota tertentu atau apapun itu, maka kutuk itu akan jadi. Dan hal tersebut
menjadi penghalang bagi siapapun untuk bisa menerima berkat atau apapun itu.
Harus perlu yang namanya penarikan kembali ucapan kutuk atau pembatalan kutuk
tersebut. Sebab ucapan kutuk bukanlah perkataan main-main, sebab itu mengandung
kuasa. Jadi berhati-hatilah menggunakan ucapan perkataan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar