![]() |
sumber gambar : el-asnawi.blogspot.co.id |
Kepemimpinan adalah suatu potensi
yang luar biasa yang harus dimiliki setiap orang. Banyak potensi dari kita
sendiri yang bisa dikembangkan dengan maksimal. Ketiadaan untuk mengembangkan
kepemimpinan dalam diri kita sendiri bisa berakibat fatal. Artinya kita bisa
menuai kegagalan demi kegagalan dalam hidup kita.
Kepemimpinan itu dimulai dari
diri kita sendiri dulu. Baru bisa untuk memimpin orang lain. Bagaimana mungkin
kita bisa memimpin orang lain jikalau diri kita sendiri tidak mampu kita
pimpin. Oleh karena itu kembangkan kepemimpinan dalam diri kita dulu, baru ke
orang lain.
Jabatan atau posisi sebenarnya adalah
suatu kesempatan bagi kita untuk bisa mengembangkan kepemimpinan kita. Dan jabatan
itu sebenarnya adalah anugerah atau amanah yang diberikan kepada kita. Jadi
ketika kita diberi amanah untuk bisa menjabat suatu posisi tertentu, ingatlah
bahwa itu bukan barang kekal, tapi harus diwariskan kepada generasi
selanjutnya.
Melihat akhir-akhir ini kondisi
bangsa kita, banyak yang jatuh dan terjerat dengan hukum. Contohnya adalah
seorang Gubernur yang memimpin di Bengkulu, Ridwan Mukti akhirnya ditangkap
tangan oleh KPK baru-baru ini. Meskipun katanya beliau adalah orang yang paling
beraklak dan bahkan MUI berani memberikan fatwa tersebut kepadanya sepuluh
tahun yang lalu, nyatanya beliau akhirnya jatuh di depan uang yang
dikorupsinya. Meskipun ia mengakui bahwa itu adalah kekhilafan istrinya dan dia
merasa bertanggung jawab atas kesalahan istrinya tersebut.
Kemudian, masih mungkin segar
diingatan kita bahwa, pernah ada seorang dosen teladan di ITB, pernah menjadi
Wakil Menteri ESDM, dan juga menjadi kepala SKK Migas dan sekarang sudah
dibubarkan oleh Bapak Jokowi, yakni Bapak Rudi Rubiandini juga akhirnya bernasib
sama dan jatuh tersungkur dihadapan KPK akibat dugaan penerimaan suap. Beliau
ditangkap tangan tepat ketika berada di kediamannya, pada hari Selasa, 13
Agustus 2013. Pastinya proses penangkapannya, pas dihadapan istri maupun
anak-anaknya.
![]() |
rebutan jabatan : sumber : images.kontan.co.id |
Yang mau saya tekankan disini
bahwa orang yang katanya paling beraklak maupun orang yang sudah dinyatakan menjadi
figur dosen teladan, akhirnya semuanya bisa jatuh hanya karena cinta uang yang
terlalu berlebihan. Ketika ditangkap menyatakan khilaf, tapi jikalau tidak
ketahuan pasti dinyatakan, ini adalah rezeki.
Pak Ahok pernah berujar pada
masa-masa beliau menjadi Gubernur DKI, bahwa ujian terberat seorang pemimpin
itu adalah ketika ia diberi kesempatan untuk menjabat suatu posisi jabatan
tertentu. Apalagi kalau yang diperebutkan itu adalah posisi jabatan kepala
daerah di ibukota Jakarta. Pasti sangat menggiurkan untuk diperebutkan.
Artinya apa yang menjadi motivasi
utama kita yang sebenarnya dalam merebut jabatan tersebut? Apakah motivasinya
hanya untuk dirinya sendiri dan kelompoknya atau mencakup kepentingan orang
banyak yang sedang dipimpinnya? Ada banyak mungkin motivasi-motivasi
tersembunyi yang sulit terungkap dipermukaan. Baru mungkin ketika sudah
terjerat hukum dan sekaligus ditangkap tangan, belangnya akhirnya ketahuan.
Jadi sebenarnya jabatan itu
adalah bukan hanya sebuah amanah yang harus dikerjakan sebaik mungkin,
melainkan juga sebagai ujian dari integritas diri kita sendiri. Apakah kita
mampu bertahan terhadap godaan yang namanya uang, atau mungkin godaan wanita
cantik yang sedang tersenyum manis dihadapan kita dengan pakaiannya yang serba
tanggung. Jadi tunjukkan kepada dunia, bahwa kita mampu menang terhadap
godaan-godaan tersebut, sehingga jabatan kita mungkin bisa semakin melejit dan
semakin menunjukkan kualitas integritas kita semakin baik.
Juga saran kedepan, meskipun kita
sudah mendapatkan fatwa atau pengakuan dari pihak luar yang berkompeten, bahwa
kita mungkin menjadi orang yang paling bersih dan bla..bla..bla...hendaklah
kita jangan menjadi takabur dan lupa daratan, sehingga kita bisa menjadi jatuh,
dalam waktu yang sangat singkat. Seperti ada ungkapan berikut : “Sulit untuk
membangun, tapi sangat mudah untuk menghancurkan apa yang sudah kita bangun
tersebut”.
Sibolangit, 1 Juli 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar