Jumat, 30 Juni 2017

Benarkah Ujian Kepemimpinan Itu Jabatan?



sumber gambar : el-asnawi.blogspot.co.id


Kepemimpinan adalah suatu potensi yang luar biasa yang harus dimiliki setiap orang. Banyak potensi dari kita sendiri yang bisa dikembangkan dengan maksimal. Ketiadaan untuk mengembangkan kepemimpinan dalam diri kita sendiri bisa berakibat fatal. Artinya kita bisa menuai kegagalan demi kegagalan dalam hidup kita. 

Kepemimpinan itu dimulai dari diri kita sendiri dulu. Baru bisa untuk memimpin orang lain. Bagaimana mungkin kita bisa memimpin orang lain jikalau diri kita sendiri tidak mampu kita pimpin. Oleh karena itu kembangkan kepemimpinan dalam diri kita dulu, baru ke orang lain.

Jabatan atau posisi sebenarnya adalah suatu kesempatan bagi kita untuk bisa mengembangkan kepemimpinan kita. Dan jabatan itu sebenarnya adalah anugerah atau amanah yang diberikan kepada kita. Jadi ketika kita diberi amanah untuk bisa menjabat suatu posisi tertentu, ingatlah bahwa itu bukan barang kekal, tapi harus diwariskan kepada generasi selanjutnya.

Melihat akhir-akhir ini kondisi bangsa kita, banyak yang jatuh dan terjerat dengan hukum. Contohnya adalah seorang Gubernur yang memimpin di Bengkulu, Ridwan Mukti akhirnya ditangkap tangan oleh KPK baru-baru ini. Meskipun katanya beliau adalah orang yang paling beraklak dan bahkan MUI berani memberikan fatwa tersebut kepadanya sepuluh tahun yang lalu, nyatanya beliau akhirnya jatuh di depan uang yang dikorupsinya. Meskipun ia mengakui bahwa itu adalah kekhilafan istrinya dan dia merasa bertanggung jawab atas kesalahan istrinya tersebut.

Kemudian, masih mungkin segar diingatan kita bahwa, pernah ada seorang dosen teladan di ITB, pernah menjadi Wakil Menteri ESDM, dan juga menjadi kepala SKK Migas dan sekarang sudah dibubarkan oleh Bapak Jokowi, yakni Bapak Rudi Rubiandini juga akhirnya bernasib sama dan jatuh tersungkur dihadapan KPK akibat dugaan penerimaan suap. Beliau ditangkap tangan tepat ketika berada di kediamannya, pada hari Selasa, 13 Agustus 2013. Pastinya proses penangkapannya, pas dihadapan istri maupun anak-anaknya.

rebutan jabatan : sumber : images.kontan.co.id

Yang mau saya tekankan disini bahwa orang yang katanya paling beraklak maupun orang yang sudah dinyatakan menjadi figur dosen teladan, akhirnya semuanya bisa jatuh hanya karena cinta uang yang terlalu berlebihan. Ketika ditangkap menyatakan khilaf, tapi jikalau tidak ketahuan pasti dinyatakan, ini adalah rezeki.

Pak Ahok pernah berujar pada masa-masa beliau menjadi Gubernur DKI, bahwa ujian terberat seorang pemimpin itu adalah ketika ia diberi kesempatan untuk menjabat suatu posisi jabatan tertentu. Apalagi kalau yang diperebutkan itu adalah posisi jabatan kepala daerah di ibukota Jakarta. Pasti sangat menggiurkan untuk diperebutkan.

Artinya apa yang menjadi motivasi utama kita yang sebenarnya dalam merebut jabatan tersebut? Apakah motivasinya hanya untuk dirinya sendiri dan kelompoknya atau mencakup kepentingan orang banyak yang sedang dipimpinnya? Ada banyak mungkin motivasi-motivasi tersembunyi yang sulit terungkap dipermukaan. Baru mungkin ketika sudah terjerat hukum dan sekaligus ditangkap tangan, belangnya akhirnya ketahuan.

Jadi sebenarnya jabatan itu adalah bukan hanya sebuah amanah yang harus dikerjakan sebaik mungkin, melainkan juga sebagai ujian dari integritas diri kita sendiri. Apakah kita mampu bertahan terhadap godaan yang namanya uang, atau mungkin godaan wanita cantik yang sedang tersenyum manis dihadapan kita dengan pakaiannya yang serba tanggung. Jadi tunjukkan kepada dunia, bahwa kita mampu menang terhadap godaan-godaan tersebut, sehingga jabatan kita mungkin bisa semakin melejit dan semakin menunjukkan kualitas integritas kita semakin baik.

Juga saran kedepan, meskipun kita sudah mendapatkan fatwa atau pengakuan dari pihak luar yang berkompeten, bahwa kita mungkin menjadi orang yang paling bersih dan bla..bla..bla...hendaklah kita jangan menjadi takabur dan lupa daratan, sehingga kita bisa menjadi jatuh, dalam waktu yang sangat singkat. Seperti ada ungkapan berikut : “Sulit untuk membangun, tapi sangat mudah untuk menghancurkan apa yang sudah kita bangun tersebut”.

Sibolangit, 1 Juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...