Minggu, 02 Juli 2017

ISIS DAN SEMANGAT JIHAD ‘KUDUS’-NYA



Arak-arakan ISIS di Suriah, sumber : news.detik.com


Dulu kupikir ISIS itu pasti hanya ada di Suriah dan sekitarnya. Pemenggalan kepala demi pemanggalan kepala, pembakaran orang-orang hidup, hingga banyak penyiksaan lainnya hingga penghilangan nyawa sesamanya, pasti hanya akan terjadi disana. Tapi ternyata, sekarang tragedi kemanusian itu bukan hanya terjadi disana, tapi sudah menjalar ke seluruh dunia, ke Asia ini, khususnya Indonesia.

Pemahaman mereka tentang kekerasan dan pemaksaan adalah hal yang biasa dalam hidup mereka. Ternyata bibit-bibit jahat mereka sudah ditanamkan sejak usia mereka masih belia. Generasi-generasi awal pendiri ISIS sepertinya sudah biasa dan bahkan sudah terlatih untuk tidak lagi memiliki kasih dan cinta dalam hidupnya. Membunuh orang ‘kafir’, penghianat apalagi kalau sudah murtat dimata mereka adalah sah-sah saja dan bahkan wajib hukumnya.
Buku ISIS untuk Anak, sumber : nasional.kompas.com

Hari-hari ini, kejadian-kejadian awal seperti penganiayaan, penusukan dan bahkan pembunuhan kepada para aparat kita sudah kurang lebih dua kali terjadi. Pertama di Mapolda Medan kedua di Polsek Jakarta. Sebelum mereka melakukan aksinya, mereka berkata “thogut”. Kemudian aku penasaran akan artinya. Kemudian kudapatkan, ternyata sangat panjang maksud dan artinya, sehingga pernah ada media yang meliput dan menyatakan pemberitaan tentang kejadian di Mapolda tersebut, tidak menjelaskan arti dari kata tersebut secara eksplisit.

Kok bisa pemahaman ‘thogut’itu dialamatkan kepada kepolisian. Menurut Wikipedia, thogut adalah diluar batas. Saya tidak berani mengambil atau mendefenisikan dari ranah yang bukan bidang saya, jadi saya mengambil dari penjelasan-penjelasan yang umum. Dijelaskan lagi bahwa ‘thogut’ merujuk kepada orang-orang yang menyembah selain Allah, rela untuk beridabat kepada yang bukan Allah,dan kepada hukum-hukum yang bukan berasal dari Allah. Jadi kemungkinan dalam anggapan mereka bahwa kepolisian Indonesia sekarang adalah para penguasa zhalim yang mengubah hukum-hukum Allah seenaknya, atau membuat aturan-aturan atau undang-undang yang tidak diridhoi oleh Allah. Tapi apakah demikian?

Semangat mereka untuk bertindak yang katanya atas nama Allah, sangatlah luar biasa baik dalam  pergerakan dan perjuangan mereka untuk menyampaikan pesan-pesan mereka kepada dunia saat ini. Mereka dengan gigihnya meskipun dengan mengorbankan nyawa sekalipun, mereka tidak takut. Sebab dalam anggapan mereka bahwa mati dengan cara demikian adalah mati yang berkenan, katanya dihadapan Allah. Menghilangkan hukum cinta kasih kepada sesama manusia. Seakan-akan Allah merestui untuk menghilangkan nyawa atau membunuh semua orang yang tidak beriman kepada-Nya. Dan itu yang ditangkap oleh kaum ISIS sekarang ini. Menyalahgunakan dan menyempitkan arti dan makna  dari ayat-ayat kitab suci. Tanpa melihat konteks maupun latar belakang dari ayat-ayat tersebut dan bahkan langsung seenaknya untuk menginterpretasikan bahwa pemahamannyalah yang paling benar dan akurat.

Kejadian yang di Jakarta, aku sangat heran dengan pemahaman buta dari pelaku tersebut. Sudah sama-sama sholat atau beribadah,sempat salaman lagi, tapi ketika sudah pulang atau keluar dari tempat peribadatan, melihat aparat polisi tersebut, langsung saja untuk menyerang dan menusuk. Ketika melihat profilnya yang sudah diklarifikasi oleh pihak Humas Kepolisian, bahwa sang pelaku ternyata seorang pedagang di salah satu pasar yang ada di Bekasi. Artinya, para pelaku tindak kejahatan, atau orang-orang rekrutan ISIS, sudah masuk ke rakyat biasa atau orang-orang biasa. ISIS berhasil mempenetrasi ideologi sangar dan kejam mereka kepada orang-orang atau masyarakat biasa, yang bisa kita jumpai dimanapun. Artinya juga, bahwa ketika mereka berhasil mempengaruhi sebagian besar dari warga yang ada di daerah kita, baik itu di desa-desa, atau kelurahan-kelurahan, yang pastinya akan terjadi pembamtaian massal yang dilegalkan. Tidak akan ada lagi kedamaian atau kerukunan diantara kita. Kita bisa saling mencurigai satu sama lain.

Bersyukur pemerintah kita tanggap dan cepat melihat hal ini. Sehingga Bapak Menteri dalam Negeri, menegaskan  kepada para kepala desa untuk bisa melihat dan bahkan menindak bersama dengan aparat keamanan, seluruh para penyebar virus ISIS ini. Pemerintah dan masyarakat tidak boleh mengabaikan atau melakukan pembiaran akan setiap bibit ISIS tersebut disemai disetiap desa-desa  atau kelurahan yang ada. Pemerintah, masyarakat dan pihak kepolisian harus bergandengan tangan dan tanggap dalam menyelesaikan kasus Virus ISIS. Sebab kalau tidak, negara kita akan runtuh dan hancur.

Melihat kasus Marawi sekarang yang ada di Filipina kok bisa lamban dalam penyelesaiannya. Bahkan pemerintahnya sendiri meminta bantuan kita untuk menolong pasukan mereka dalam menindak kaum ekstrimis ISIS yang ada disana. Pertanyaan saya, kok bisa lamban??? Kalau saya bisa berhipotesis, bahwa memang jaringan ISIS sudah kuat disana. Dan bahkan paham atau virus ISIS sudah merebak hampir keseluruh masyarakat Marawi. Jadi artinya, kalau pemahaman atau Virus ISIS ini sudah menjangkit hampir seluruh masyarakat Marawi, jangan harap Marawi bisa bebas dari ISIS.

Aksi Dukungan ISIS di Bundaran HI

Marawi salah satu bukti nyata bahwa memang Virus ISIS ini gampang untuk menyebar kemana-mana. Artinya pahamnya cepat menyebar kemana-mana. Jikalau kita tidak awas dan berhati-hati, kemungkinan virusnya bisa masuk kekita. Menggunakan media-media sosial untuk bisa mengekpos kegiatan mereka, juga sudah dilakukan. Membuat grup-grup di WA, dll-nya juga terus digarap agar paham mereka cepat sampai ke seluruh elemen masyarakat yang ada. Oleh karena itu kita harus bijak dalam menggunakan setiap media sosial kita.

Aku juga bersyukur, disamping dampak negatif dari penggunaan media sosial yang ada, tapi masih lebih banyak juga dampak positifnya. Contohnya, disamping kita mengetahui pergerakan kaum ekstrimis, kita bisa melakukan pencegahan terhadap segala hal-hal kejahatan atau model-model ataupun bentuk-bentuk kejahatan yang sedang mereka lakukan. Kemarin, contohnya di Medan, salah satu teman di Facebook menceritakan bahwa di gereja mereka, didatangi oleh perempuan-perempuan berjilbab yang katanya berasal dari rumah sakit setempat, untuk mengadakan pemeriksaan gula darah secara gratis. Selesai ibadah mereka ditawarkan,dan untungnya ada orang yang sadar, untuk segera menanyai oknum-oknum tersebut yang sudah mulai ketakutan dan terburu-buru untuk mengemas peralatan-peralatan medis mereka. Ternyata ketahuan, mereka menggunakan suntik-suntik tersebut untuk menularkan virus HIV kepada orang-orang yang akan diperiksa secara gratis oleh mereka.

Jadi ISIS dan semangat Jihad ‘Kudus’-nya haruslah kita waspadai. Sebab mereka telah mengatasnamakan sebuah agama dan allah-nya untuk melegalkan pembunuhan, pembantaian kepada sesama umat manusia. Kita harus lebih belajar lagi dan sungguh-sungguh untuk melihat dan menggali setiap konteks, maupun latar belakang dari setiap ayat-ayat kitab suci kita masing-masing. Jangan langsung main comot ayat-ayat tertentu dan langsung membuat penafsiran yang dangkal, dan bahkan langsung mengimplementasikan bahwa menghilangkan kemanusiaan kita adalah wajar. Kita harus semakin cerdas untuk memilah-milah supaya kejadian yang di Suriah tidak perlu terjadi di bumi Indonesia yang kita cintai ini.

Sibolangit, 3 Juli 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...