Ferrari Ronaldo seri 599 GTO |
Banyak orang yang mendambakan
ingin punya mobil. Tapi semuanya itu tergantung daripada kebutuhan kita
masing-masing. Tapi banyak juga orang yang membeli bukan karena kebutuhan tapi
karena keinginan mata. Ingin menunjukkan bahwa dia sanggup beli mobil yang wah ‘n wau. Ingin mendapatkan dan
menunjukkan bahwa strata sosial lebih baik dari siapapun yang ada.
Keinginan tersebut juga
diwujudkan ketika sudah memiliki satu mobil dan dikemudian hari berikutnya
ternyata masih pengen tambah lagi. Tiada habisnya, sebab mungkin dia tidak tahu
bagaimana caranya menghabiskan uang yang mungkin sedang berlimpah didapatnya.
Kebiasaan ini sering ditampilkan
oleh artis-artis kita, ataupun para pengacara kondang. Dan oleh ahli psikologi
menyatakan bahwa kebiasaan membeli mobil super mewah berkali-kali itu adalah
suatu penyakit. Yakni penyakit social
climber. Suatu penyakit, yang tidak bisa hidup dengan tidak menampilkan
keglamouran dirinya. Selalu hidup dengan barang-barang yang branded, dan high class.
Bukan hanya artis maupun para
pengacara kondang saja yang punya kebiasaan ini. Pesepakbola seperti
Ronaldo-pun demikian adanya. Sebab kebiasaannya untuk selalu membeli mobil
mewah didukung dengan pundi-pundi uang yang didapatkan sangatlah luar biasa.
Dalam setahun dia bisa menghasilkan USD 80 juta.
Berikut sederetan mobil yang ia
beli dan pamerkan. BMW M6, Bentley Continental GTC, Mercedes-Benz C-Class
Sports Coupe, Porsche Cayenne, Ferrari 599 GTB Fiorano, Audi Q7, Ferrari F430,
Porsche 911 Carrera 2S Cabriolet, Bentley GT Speed, Audi R8, Audi RS6, Maserati
GranCabrio, Ferrari 599 GTO, Lamborghini Aventador LP 700-4, Porsche Cayenne
Turbo , Mercedes-Benz C220 CDI, Bugatti Veyron, Aston Martin DB9, Phantom
Rolls-Royce, Bugatti Veyron 16.4 Super Sport.
Sebagai gambaran, untuk melunasi satu unit Bugatti Veyron Sport Vitesse
seharga US$ 2,5 juta (Rp 33,21 miliar), bintang Real Madrid ini hanya butuh
waktu lima jam 15 menit dan 20 detik memainkan si kulit bundar. Artinya dia
tidak akan merasa kehilangan uang untuk bisa memenuhi hobinya tersebut dalam
mengoleksi mobil mewah yang ia taruh di rumah istananya.
Pastinya juga ketika ia sanggup untuk membeli mobil mewah dipastikan ia
sanggup untuk melunasi juga segala pajak-pajak yang membebaninya. Terbalik
dengan kondisi yang ada di Negara kita. Alih-alih ingin punya mobil mewah, tapi
kewajiban untuk membayar pajakpun sepertinya tidak sanggup.
Oleh Kepala
Badan Pajak dan Retribusi Daerah DKI Jakarta Edi Sumantri mengatakan ada ribuan
kendaraan mewah yang belum dibayar pajaknya di Jakarta. Tunggakan pajak mereka
pun terhitung besar sampai di atas Rp 100 juta.
"Sekarang
ada sekitar 1.700 unit kendaraan mewah belum bayar pajak dari total semua
kendaraan mewah yang sekitar 4.000. Itu pajaknya rata-rata di atas Rp 100
juta," ujar Edi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jumat (11/8/2017).
![]() |
Mobil mewah Raffi Ahmad |
Termasuk
Raffi Ahmad, Syahrini, bahkan pengacara kondang Hotman Paris, terindikasi tidak
atau belum melunasi pajak kendaraan mobil mewah mereka. Tidak tahu beritanya
sekarang, apakah mereka sudah melunasi beban hutang pajak mereka.
Fenomena
di Jakarta memang unik mengenai kepemilikan mobil ini. Bukan hanya berita
tentang penunggakan pajak. Banyak orang-orang di Jakarta yang nekat untuk
membeli mobil, tapi tidak mempunyai garasi di rumahnya. Sehingga setiap malam,
mobilnya diparkirkan dengan memakan setengah bahu jalan.
Kemudian
ketika pemerintah daerah mengeluarkan kebijakan untuk menarik mobil-mobil yang
tidak punya garasi, mengalami pro dan kontra oleh masyarakat Jakarta.
Pemerintah memberikan solusi tempat yang
baik untuk menampung mobil-mobil yang tidak punya garasi. Hal ini dilakukan
sebagai upaya mereka dalam mengurangi kemacetan yang semakin hebatnya di
Jakarta.
Padahal
kebijakan peraturan tentang kepemilikan garasi sudah ada sejak tiga tahun yang
lalu. Cuma pemerintah baru sekarang kembali untuk menegakkan aturan yang ada.
Meskipun mobil terparkir di jalan di pemukiman warga, Dinas Perhubungan tetap
akan menderek mobil tersebut. Sebab sudah mengganggu kenyamanan dari warga
sekitarnya.
![]() |
Mobil yang terparkir di pemukiman warga di sekitar Pancoran Barat |
Banyak
warga merasa tidak tahu tentang peraturan ini. Padahal untuk menerbitkan surat
STNK kendaraan mobilnya, diwajibkan melampirkan surat pernyataan bahwa ia
memiliki garasi di rumahnya. Kalau tidak ada, berarti STNK-nya tidak akan
diterbitkan.
Akhir-akhir
ini juga sedang terbongkar kasus pemalsuan STNK kendaraan berupa motor gede
(moge) maupun mobil mewah. Terindikasi kerugian Negara mencapai 100 milyar
lebih. Direskrimum Polda Jabar Kombes Pol Umar Fana mengatakan,
sindikat palsu STNK palsu khusus motor dan mobil mewah ini telah beraksi selama
lima tahun, sejak 2012. STNK palsu buatan sindikat yang dipimpin Urip itu,
telah mencetak ribuan lembar dan dipesan oleh pemilik motor dan mobil mewah di
seluruh Indonesia.
"Anggota juga menyita 26 unit sepeda motor besar dan tiga unit mobil mewah. Semua kendaraan ini bodong, tidak membayar pajak dan hasil selundupan," kata Umar di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa (12/7/2017).
"Anggota juga menyita 26 unit sepeda motor besar dan tiga unit mobil mewah. Semua kendaraan ini bodong, tidak membayar pajak dan hasil selundupan," kata Umar di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa (12/7/2017).
"Asumsi kami selama lima tahun. Pengakuan para
tersangka dalam satu tahun, mereka memproduksi 900-1.000 STNK. Tetapi dari data
digital komuter tersangka, sindikat ini telah membuat kurang lebih 1.200 STNK
palsu. Dengan asusmsi 1.000 lenbar, berarti dalam satu tahun negara kehilangan
Rp5 juta dikali 1.000 STNK palsu dikali lima tahun, negara rugi Rp25 miliar.
Ditambah dengan pajak lain yang tidak dibayarkan, kerugian negara akibat kasus
ini mencapai ratusan miliar rupiah," ujar Umar.
Melihat
beberapa fenomena dan kejadian diatas, patutlah kita untuk mencermati gaya
hidup kita bagaimana. Ketika memang kondisi keuangan kita mencukupi untuk
membeli mobil, mari membeli dengan melihat kebutuhan kita bagaimana. Itupun
kalau kita dipastikan sudah punya rumah dulu plus garasinya. Jangan hanya
karena gengsi dan menunjukkan kebolehan kita, sehingga melanggar banyak aturan,
bahkan mungkin mengakibatkan banyak hutang. Sebab gaya hidup kesehariannya
tidak bisa dipenuhi lagi dengan pendapatan bulanan yang diterimanya.
Bagaimana
mungkin bisa membayar pajak, ketika melakukan banyak kecurangan didalam
kepemilikannya. Apalagi dengan yang namanya mobil mewah. Jangan sampai kita
menderita penyakit social climber.
Hanya supaya dikira orang kita adalah orang sukses hebat, kita rela
menggadaikan kehidupan kita yang sebenarnya bisa hidup sederhana.
Lihat
kehidupan pendiri Facebook, Marc Zuckenberg, orang yang hidup dengan apa adanya
dan sederhana. Dia punya kesanggupan untuk membeli semua itu. Tapi tidak
dilakukannya, sebab memang bukan itu tujuan hidupnya. Bukan gengsi-gengsian.
Dan contoh-contoh orang yang kaya sangat, yang tidak pernah mau menonjolkan
harta maupun kekayaan mereka.
Mari
hidup sederhana, dan jujur. Sebab ketika kita berani melakukan itu, tentunya
kita sedang menjaga diri kita dari sasaran kejahatan. Disamping itu, kita juga
pada akhirnya menunjukkan hidup yang penuh dengan ucapan syukur.
Penulis
adalah anggota Komunitas PESAT dan Staf Pengajar di STT Terpadu PESAT
Sibolangit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar