Berbahagialah manusia yang kekuatannya di
dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
(Mazmur 84 : 6)
Hari ini dalam pembacaan
harian Alkitab, sudah sampai pada kitab Mazmur. Mendapatkan sejumlah pesan atas
tuntunan Roh Kudus, tentang ziarah. Seberapa pentingkah dalam kehidupan kita
untuk melakukan ziarah. Kata ziarah sendiri dalam KBBI,dinyatakan sebagai kata
benda, yang berarti kunjungan ke tempat yg dianggap keramat (atau mulia, makam,
dsb).
Budaya ziarah juga dikenal oleh
orang Tiong Hoa, yakni Cengbeng. Yakni
hari raya Cina dengan melakukan ziarah ke kubur setiap tanggal 5 April. Ziarah
juga dikenal oleh agama sepupu kita, ketika mereka sudah melakukan ziarah ke
tanah Mekkah yang merupakan rukun islam yang kelima, maka akan segera
mendapatkan gelar Haji di depan namanya.
Kumpulan nyanyian ziarah yang
oleh Kitab Mazmur sendiri hanya terdiri dari 15 pasal. Yang dimulai dari pasal 120
sampai dengan pasal 134. Yang kepenulisan bagian demi bagian dari kitab ini,
patutlah kita renungkan bersama. Menggali makna terdalam, latar belakang, pesan
yang disampaikan, hingga pemaknaan kekiniannya bagi kita. Belum tahu akan
sampai berapa bagian nantinya kelima belas pasal ini akan tuntas dalam
pemaknaanya. Tapi yang jelas untuk bagian pertama ini, mencoba mengurutkan
kejadian yang ada di pasal 120 hingga 122.
Nyanyian zirah dalam bahasa Ibarani, שִׁיר לַֽמַּעֲלֹות- Shir Lama’a lot atau
שִׁיר הַֽמַּעֲלֹות-Shir Hama’alot,
yang secara harfiahnya adalah Nyanyian Kenaikan. Juga dalam versi
NIV (bahasa Inggris), nyanyian ziarah dituliskan dengan a song of ascents, yang artinya nyanyian kenaikan. Sebab ziarah
yang dilakukan oleh bangsa Israel yakni mendaki ke bukit Sion yang ada di
Yerusalem. Nama Yerusalem sendiri, dalam bahasa Ibrani-nya yakni Yerushalayim dan al-Quds dalam bahasa Arab,
yang merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini pernah
ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali selama beberapa kali dan
meninggalkan sebuah bagian berbeda.
Yerusalem
sendiri merupakan kota yang memiliki arsitektur bersejarah, dan terdapat
pembagian 'wilayah' bagi Kristen, Muslim, Yahudi dan Armenia. Kotanya dikelilingi
oleh tembok batu dan menjadi lokasi situs-situs suci di dunia. Setiap bagian
mewakili populasinya sendiri.
Para peziarah ketika melakukan
perjalanan naik dengan menyanyikan lagu pujian dari Kitab Mazmur sendiri, yang
ada di Mazmur 120-134. Ada banyak penafsiran tentang nyanyian ziarah ini. Pertama,
bahwa lagu ini sebagai tanda
keterangkatan manusia secara rohani ketika mereka boleh datang ke Bait
Allah. Sedang kedua, bahwa nyanyian ziarah ini memang dinyanyikan dengan nada-nada yang tinggi. Dan yang ketiga, bahwa
melakukan ziarah lebih kepada kebiasaan
orang-orang Yahudi dalam memperingati
atau melaksanakan tiga acara tahunan besar, seperti Hari Raya Roti Tidak
Beragi, Hari Raya Tujuh Minggu dan Hari Raya Pondok Daud (Ulangan 16 :16)
Dikejar-Kejar Fitnah (Mazmur 120 :1-7)
Dalam
nyanyian ini pemazmur menyatakan bahwa dirinya mendapatkan celaka ketika
tinggal menjadi orang asing di Mesekh maupun di kemah Kedar. Mesekh sendiri
merupakan keturunan dari Yafet. Dimana dalam catatan sejarahnya, bahwa
keturunan Mesekh adalah orang-orang yang suka memperjualbelikan para budak
maupun tembaga. Bangsa yang kegemarannya adalah berperang, dan biadab. Sedang
Kedar sendiri merupakan salah satu dari putranya Ismail, anaknya Abraham.
Mereka
dijelaskan adalah orang-orang yang membenci perdamaian. Dan ketika si Pemazmur
hendak mau berbicara saja, maka mereka mau menyatakan perang. Pemazmur lama
tinggal di negeri asing tersebut, dan merasakan betapa ia sangat tertekan
dengan kondisi yang seperti itu. Setiap hari menikmati yang namanya fitnah,
yang diungkapkan dalam bibir dusta, lidah penipu. Dan berharap Tuhan bersegera
untuk melepaskannya dari situasi sulit tersebut. Dan akhirnya Tuhanpun menjawab
doanya.
Dalam kondisi
kekinian juga, bahwa setiap hari kita selalu disuguhkan dengan banyaknya
berita-berita bohong atau hoax. Yang tujuannya
bukan hanya untuk menjadi penyebar semata, melainkan ada unsur untuk menjatuhkan
orang yang dikenai berita bohong tersebut. Membuat sentiment-sentimen khusus
kepada orang-orang tertentu, supaya publik akhirnya sependapat dengannya dan pada
akhirnya menghasilkan kebencian maupun perundungan kepada mereka.
Perlu
anugerah setiap hari, untuk bisa mengatasi hal-hal ini. Sebab bukan hanya
menunjukkan kebenaran kita, tetapi ketika kita ngomong sajapun pasti dianggap
mereka sebagai suatu kesalahan yang patut dijadikan peperangan. Juga dibutuhkan
hikmat bagaimana bisa bertahan tinggal ditengah-tengah mereka, dan pada
akhirnya kita bisa mengubahkan mereka. Tuhanlah yang menjadi jawabannya.
Tuhan Penjaga Israel.
Benar bahwa
pertolongan kita adalah Tuhan. Dan bahwa bangsa Israel juga sudah
membuktikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tuhan berjanji dan Ia akan
menggenapinya.
Sebab Tuhan
sendiri tidak pernah terlelap apalagi tertidur, ketika kita datang untuk
meminta pertolongannya. Matahari sendiripun tidak akan sanggup menyakiti kita
ataupun bulan di malam hari. Sebab Dia
menjagai kita terhadap segala kecelakaan dan menjaga nyawa kita.
Tuhan
yang menjadikan langit dan bumi, Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu. Dan
Tuhan akan menjaga keluar masukmua dari sekarang sampai selama-lamanya.
Konteks
kekiniannya yang bisa kita ambil, bahwa segala hal ikwal yang terjadi pada
Bangsa Israel akan berlaku kepada kita, jika kita bisa tampil sebagai
orang-orang yang percaya kepada-Nya. Mempercayakannya bahwa setiap hal dalam
hidup ini ada dalam pemeliharaannya. Bahkan ditempat yang paling kelampun, Ia
selalu hadir dan menolong kita. Tapi yang dituntut dari kita adalah percaya
mengimani segala Firman yang tertulis dalam kitab-Nya.
Tuhanlah
Penjagamu, dan Tuhanlah naungan-mu.
Doa Sejahtera untuk Yerusalem
Kita
disaat-saat ini, diminta untuk mengucapkan berkat bagi Bangsa Israel. Berdoalah
untuk kesejahteraan Yerusalem, supaya ada kesejahteraan dilingkungan tembokmu,
dan sentosa di dalam puri-purimu. Berusaha bukan hanya sekedar memberikan
ucapan doa semata, melainkan melalui suatu tindakan nyata. Seperti pada nats
berikut : “oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan
bagimu (seek your prosperity) ay.9.
Apa yang
menjadi kesukaan kita. Apakah ketika teman-teman atau rekan kita mengajak ke
tempat hiburan, makanya kita menjadi bersuka, atau adakah kesukaan ketika rekan
kita tersebut mengajak kita ke rumah Tuhan. Mana dari hal ini yang menyatakan
kesukaan kita berlebih. Apakah ketika diajak ketempat hiburan atau Rumah Tuhan.
Daud menyatakan bahwa dia sangat bersukacita ketika, ada orang yang berkata dan
mengajaknya pergi ke rumah Tuhan.
Mari,
melalui nats ini, kita bisa lebih menunjukkan bahwa benar kesukaan kita adalah
ketika memutuskan akan pergi ke rumah Tuhan, dibanding pergi ke tempat-tempat
yang lain yang ada di dunia ini. Apalagi ketika diberikan anugerah dan
kesempatan untuk bisa pergi ke Yerusalem. Menyatakan doa-doa dan melakukan
ziarah kesana.
Penting
untuk menyatakan doa berkat bagi Yerusalem, sebab disanalah Tuhan menaruh
kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik Keluarga Raja Daud (The Thrones of the House of David).Menyatakan
rasa syukur kita kepada-Nya sekaligus membuktikan bahwa cinta kepada rumah
Tuhan itu bisa menghanguskan diri dan keduniawian kita. Seperti yang tertulis
juga, bahwa lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat
lain. (Mazmur 4 :10).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar