Minggu, 10 September 2017

Renungan Nyanyian Ziarah (Part I)



Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah!
(Mazmur 84 : 6)

Hari ini dalam pembacaan harian Alkitab, sudah sampai pada kitab Mazmur. Mendapatkan sejumlah pesan atas tuntunan Roh Kudus, tentang ziarah. Seberapa pentingkah dalam kehidupan kita untuk melakukan ziarah. Kata ziarah sendiri dalam KBBI,dinyatakan sebagai kata benda, yang berarti kunjungan ke tempat yg dianggap keramat (atau mulia, makam, dsb).

Budaya ziarah juga dikenal oleh orang Tiong Hoa, yakni Cengbeng. Yakni hari raya Cina dengan melakukan ziarah ke kubur setiap tanggal 5 April. Ziarah juga dikenal oleh agama sepupu kita, ketika mereka sudah melakukan ziarah ke tanah Mekkah yang merupakan rukun islam yang kelima, maka akan segera mendapatkan gelar Haji di depan namanya.

Kumpulan nyanyian ziarah yang oleh Kitab Mazmur sendiri hanya terdiri dari 15 pasal. Yang dimulai dari pasal 120 sampai dengan pasal 134. Yang kepenulisan bagian demi bagian dari kitab ini, patutlah kita renungkan bersama. Menggali makna terdalam, latar belakang, pesan yang disampaikan, hingga pemaknaan kekiniannya bagi kita. Belum tahu akan sampai berapa bagian nantinya kelima belas pasal ini akan tuntas dalam pemaknaanya. Tapi yang jelas untuk bagian pertama ini, mencoba mengurutkan kejadian yang ada di pasal 120 hingga 122.

Nyanyian zirah dalam bahasa Ibarani, שִׁיר לַֽמַּעֲלֹות- Shir Lama’a lot atau שִׁיר הַֽמַּעֲלֹות-Shir Hama’alot, yang secara harfiahnya adalah Nyanyian Kenaikan. Juga dalam versi NIV (bahasa Inggris), nyanyian ziarah dituliskan dengan a song of ascents, yang artinya nyanyian kenaikan. Sebab ziarah yang dilakukan oleh bangsa Israel yakni mendaki ke bukit Sion yang ada di Yerusalem. Nama Yerusalem sendiri, dalam bahasa Ibrani-nya yakni Yerushalayim dan al-Quds dalam bahasa Arab, yang merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di masa lalu, kota ini pernah ditaklukan, dihancurkan dan dibangun kembali selama beberapa kali dan meninggalkan sebuah bagian berbeda.
Yerusalem sendiri merupakan kota yang memiliki arsitektur bersejarah, dan terdapat pembagian 'wilayah' bagi Kristen, Muslim, Yahudi dan Armenia. Kotanya dikelilingi oleh tembok batu dan menjadi lokasi situs-situs suci di dunia. Setiap bagian mewakili populasinya sendiri.

Para peziarah ketika melakukan perjalanan naik dengan menyanyikan lagu pujian dari Kitab Mazmur sendiri, yang ada di Mazmur 120-134. Ada banyak penafsiran tentang nyanyian ziarah ini. Pertama, bahwa lagu ini sebagai tanda keterangkatan manusia secara rohani ketika mereka boleh datang ke Bait Allah. Sedang kedua, bahwa nyanyian ziarah ini memang dinyanyikan dengan nada-nada yang tinggi. Dan yang ketiga, bahwa melakukan ziarah lebih kepada kebiasaan orang-orang Yahudi dalam memperingati atau melaksanakan tiga acara tahunan besar, seperti Hari Raya Roti Tidak Beragi, Hari Raya Tujuh Minggu dan Hari Raya Pondok Daud (Ulangan 16 :16)

Dikejar-Kejar Fitnah (Mazmur 120 :1-7)


Dalam nyanyian ini pemazmur menyatakan bahwa dirinya mendapatkan celaka ketika tinggal menjadi orang asing di Mesekh maupun di kemah Kedar. Mesekh sendiri merupakan keturunan dari Yafet. Dimana dalam catatan sejarahnya, bahwa keturunan Mesekh adalah orang-orang yang suka memperjualbelikan para budak maupun tembaga. Bangsa yang kegemarannya adalah berperang, dan biadab. Sedang Kedar sendiri merupakan salah satu dari putranya Ismail, anaknya Abraham.

Mereka dijelaskan adalah orang-orang yang membenci perdamaian. Dan ketika si Pemazmur hendak mau berbicara saja, maka mereka mau menyatakan perang. Pemazmur lama tinggal di negeri asing tersebut, dan merasakan betapa ia sangat tertekan dengan kondisi yang seperti itu. Setiap hari menikmati yang namanya fitnah, yang diungkapkan dalam bibir dusta, lidah penipu. Dan berharap Tuhan bersegera untuk melepaskannya dari situasi sulit tersebut. Dan akhirnya Tuhanpun menjawab doanya.

Dalam kondisi kekinian juga, bahwa setiap hari kita selalu disuguhkan dengan banyaknya berita-berita bohong atau hoax. Yang tujuannya bukan hanya untuk menjadi penyebar semata, melainkan ada unsur untuk menjatuhkan orang yang dikenai berita bohong tersebut. Membuat sentiment-sentimen khusus kepada orang-orang tertentu, supaya publik akhirnya sependapat dengannya dan pada akhirnya menghasilkan kebencian maupun perundungan kepada mereka.

Perlu anugerah setiap hari, untuk bisa mengatasi hal-hal ini. Sebab bukan hanya menunjukkan kebenaran kita, tetapi ketika kita ngomong sajapun pasti dianggap mereka sebagai suatu kesalahan yang patut dijadikan peperangan. Juga dibutuhkan hikmat bagaimana bisa bertahan tinggal ditengah-tengah mereka, dan pada akhirnya kita bisa mengubahkan mereka. Tuhanlah yang menjadi jawabannya.

Tuhan Penjaga Israel.


Benar bahwa pertolongan kita adalah Tuhan. Dan bahwa bangsa Israel juga sudah membuktikannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tuhan berjanji dan Ia akan menggenapinya.

Sebab Tuhan sendiri tidak pernah terlelap apalagi tertidur, ketika kita datang untuk meminta pertolongannya. Matahari sendiripun tidak akan sanggup menyakiti kita ataupun bulan di malam hari.  Sebab Dia menjagai kita terhadap segala kecelakaan dan menjaga nyawa kita.

Tuhan yang menjadikan langit dan bumi, Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu. Dan Tuhan akan menjaga keluar masukmua dari sekarang sampai selama-lamanya.

Konteks kekiniannya yang bisa kita ambil, bahwa segala hal ikwal yang terjadi pada Bangsa Israel akan berlaku kepada kita, jika kita bisa tampil sebagai orang-orang yang percaya kepada-Nya. Mempercayakannya bahwa setiap hal dalam hidup ini ada dalam pemeliharaannya. Bahkan ditempat yang paling kelampun, Ia selalu hadir dan menolong kita. Tapi yang dituntut dari kita adalah percaya mengimani segala Firman yang tertulis dalam kitab-Nya.

Tuhanlah Penjagamu, dan Tuhanlah naungan-mu.

Doa Sejahtera untuk Yerusalem


Kita disaat-saat ini, diminta untuk mengucapkan berkat bagi Bangsa Israel. Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem, supaya ada kesejahteraan dilingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam puri-purimu. Berusaha bukan hanya sekedar memberikan ucapan doa semata, melainkan melalui suatu tindakan nyata. Seperti pada nats berikut : “oleh karena rumah Tuhan, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu (seek your prosperity) ay.9.

Apa yang menjadi kesukaan kita. Apakah ketika teman-teman atau rekan kita mengajak ke tempat hiburan, makanya kita menjadi bersuka, atau adakah kesukaan ketika rekan kita tersebut mengajak kita ke rumah Tuhan. Mana dari hal ini yang menyatakan kesukaan kita berlebih. Apakah ketika diajak ketempat hiburan atau Rumah Tuhan. Daud menyatakan bahwa dia sangat bersukacita ketika, ada orang yang berkata dan mengajaknya pergi ke rumah Tuhan.

Mari, melalui nats ini, kita bisa lebih menunjukkan bahwa benar kesukaan kita adalah ketika memutuskan akan pergi ke rumah Tuhan, dibanding pergi ke tempat-tempat yang lain yang ada di dunia ini. Apalagi ketika diberikan anugerah dan kesempatan untuk bisa pergi ke Yerusalem. Menyatakan doa-doa dan melakukan ziarah kesana.


Penting untuk menyatakan doa berkat bagi Yerusalem, sebab disanalah Tuhan menaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik Keluarga Raja Daud (The Thrones of the House of David).Menyatakan rasa syukur kita kepada-Nya sekaligus membuktikan bahwa cinta kepada rumah Tuhan itu bisa menghanguskan diri dan keduniawian kita. Seperti yang tertulis juga, bahwa lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain. (Mazmur 4 :10).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...