Rabu, 31 Januari 2018

Kerapnya Nyinyiran Fadli Zon, Tak Menghambat Prestasi Brilian Seorang Jokowi




                                                                                                   
Kerap kali seorang Fadli Zon, juga bersama rekannya, Fahri Hamzah akan selalu duluan memberikan komentar negatif, tentang hal apapun itu yang sedang dikerjakan Bapak Presiden kita, Apalagi akhir-akhir ini, Fadli Zon tampak selalu menjadi super nyinyir bagi Jokowi. Mulai dari kehidupan pribadi Bapak Jokowi hingga segala kebijakan yang diambil oleh Bapak Jokowi, seakan-akan semuanya salah di mata Bapak Wakil Ketua DPR kita ini.

Seperti ketika pernikahan Putrinya waktu lalu, baik Fadli maupun Fahri sama-sama nyinyirnya. Fadli Zon berkicau, seperti yang dilansir oleh Liputan6.com (8/11/2017) bahwa dalam tiga tahun menjabat sebagai presiden, Jokowi telah menikahkan dua anaknya. Tinggal satu anaknya  yang belum dinikahkan. Kemudian, dia menyatakan bahwa semua Presiden RI kalah dengan Jokowi dalam urusan menikahkan anak. Lalu membubuhinya pada kicauanya, “Kerja, kerja, kerja.”

Setali tiga uang, Fahripun demikian. Dalam pemberitaan liputan6.com (7/11/2017), Seorang Fahri Mencoba mengungkit masalah kemewahan pernikahan Kahiyang dan undangan yang super banyak. Ia mengingatkan bahwa seorang pejabat publik hanya boleh mengundang 400 orang saja. Kemudian pestanya cukup diadakan sederhana saja. Hal itu diungkapkannya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta.

Dalam hal pembangunan yang begitu massif yang sedang terjadi di Papua, dan di beberapa wilayah Indonesia, sindiran, nyinyiran dari seorang Fadli Zon tidak akan pernah usai. Menurutnya konsep pembangunan yang sedang dikerjakan oleh Bapak Jokowi, tidak jelas dan tidak berkonsep. Seperti yang dilansir oleh viva.co.id (30/12/2017).

"Ini bisa kita lihat dari jargon yang dibangun. Saat naik, pemerintah mengusung jargon ‘Revolusi Mental’, seolah itu akan jadi ‘blue print’ kerja selama lima tahun. Tapi kemudian mereka bangun ternyata adalah infrastruktur fisik. Jadi, antara wacana yang diproduksi dengan praktik yang dikerjakan tidak nyambung," kata Fadli dalam pesannya.

Apalagi ketika merebak kasus Kejadian Luar Biasa di Asmat, tentang penyakit Difteri dan wabah campak, yang mengakibatkan puluhan anak meninggal. Peristiwa ini menjadi sasaran tembak langsung oleh Gerindra, seperti yang terdapat dalam akun official facebook mereka. Mencoba menyindir pembangunan akses jalan sudah sangat baik, tapi kontras dengan kejadian KLB Difteri maupun penyakit campak.  Merasa pembangunan yang sedang dikerjakan bukanlah program human oriented.

Dan terakhir, yang paling update akhir-akhir ini, ketika Bapak Jokowi telah mengunjungi lima kawasan negara Asia Selatan Minggu lalu. Pada peristiwa yang paling menegangkan, ketika mengunjungi Afganistan, segala tindakan dan keberanian Bapak Jokowi untuk datang kesana, oleh Bapak Fadli Zon, kunjungannya hanya semata pencitraan diri saja. Apalagi ketika menjadi imam sholat di masjid yang ada Afganistan.

Fadli Zon mengungkapkan, seperti yang diberitakan oleh Kompas.com (30/1/2018) berikut,


"Kalau imam sholat kan biasa yah, presiden seharusnya imam dari rakyat Indonesia membawa apa yang diharapakan. Kalau jadi imam bagus-bagus aja. Saya kira itu pencitraan yang bagus lah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Kemudian lanjut, Fahri Hamzah, mengungkapkan supaya perjalanan Bapak Jokowi ke Afganistan tidak terlalu di dramatisir, itu biasa saja. Dia membandingkan pengalamannya sewaktu kunjungan kerja ke Irak. Berikut pernyataannya kepada wartawan dalam pesan singkatnya. (kompas.com,30/1/2018)

"Saya terbang ke Irak dalam suasana yang belum aman, dimana hanya green zone, daerah yang terbatas sekali 12 kilometer yang dijamin aman, yang lainnya itu tidak aman, tidak ada masalah kita terbang saja," kata dia.

Padahal, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera Hidayat Nur Wahid menilai, kedatangan Jokowi ke Afghanistan adalah hal yang luar biasa. Bapak Nur Wahid memuji dan menyatakan bahwa seorang pemimpin itu tetaplah seorang Hamba Allah, yang patut diikuti. Seorang pemimpin yang sesuai dengan kepemimpinan seorang imam ketika memimpin sholat. Beliau menyatakan lagi supaya hal ini bisa membekas, dan tetap dipertahankan di kemudian hari.

"Satu hal yang luar biasa, presiden RI yang kedua kali datang ke Kabul (setelah Soekarno), Afghanistan, jadi imam, dan melakukan fungsinya dengan baik," ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (Kompas.com,30/1/2018).

Keberanian Bapak Jokowi sudah selayaknya diacungi jempol. Berani untuk tetap melanjutkan kunjungan ke Kabul, Afganistan, meskipun dua hari sebelumnya terjadi serangan bom bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 103 orang. Kemudian ada peringatan dari travel warning, data badan inteligen yang menekankan, bahwa negara tersebut tidak aman untuk dikunjungi.

Tapi, yang namanya Bapak Jokowi, bisa dipastikan beda. Tidak muluk-muluk, tetap berjalan sesuai dengan agenda yang sudah ditetapkan. Bahkan berdasarkan cerita Bapak Pramono Anung, bahwa Bapak Jokowi disarankan untuk memakai baju anti peluru. Tapi ketika sudah turun dari pesawat, baju itu dilepas, dan menyatakan sudah cukup perlindungan dan pengawalan yang super ketat dari Negara Afganistan.

Beliau menyatakan keberaniannya kepada publik, bukan hanya mau menunjukkan gagah-gagahan semata, melainkan ada suatu pesan atau tujuan yang hendak dinyatakan, yakni kita tidak takut kepada yang namanya terorisme. Sebab bukanlah tanpa sebab ketika Komandan Paspamres, Mayjen Suhartono, maupun Ibu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melakukan tindakan sujud syukur, ketika misi telah selesai.



Terakhir, ketika akhirnya Bapak Fadli Zon yang diajak ataupun yang memimpin suatu perjalanan ke negara yang stabilitas negaranya tidak baik, ada teror bom dimana-mana, apakah beliau akan tetap melakukan kunjungan ke negara tersebut? Apakah akan menuruti nasehat untuk segara memakai baju anti peluru, dan kurang mempercayai pengawalan dan pengawasan para aparat?

Janganlah suka menyinyir Bapak Fadli Zon. Ketika andapun sedang menyinyir, sesungguhnya sedang menunjukkan kelemahan Anda maupun pendukung Anda. Dan hal itu mempertegaskan kembali bahwa Andalah adalah golongan orang-orang yang tidak bisa berbuat apa-apa bagi kemajuan bangsa ini. Semakin Anda menyinyir semakin mantap langkah Bapak Jokowi. Semakin Anda menyinyir, semakin nyata dan brilianlah prestasi seorang Jokowi dalam membangun bangsa ini.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...