![]() |
sumber gambar : highbrow |
Sungguh kita patut bersyukur melihat
perjuangan Matin Luther dalam mengubah bangsanya. Ternyata bukan hanya
bangsanya, dia juga berhasil mengubah praktek “absolutisme oknum pimpinan
gereja” yang terus menerus melanda dunia. Yang nanti akan coba saya bahas
dibeberapa artikel berikutnya.
Menulis adalah kegiatan sadar
seorang manusia dalam mencoba merangkai seluruh fenomena yang sedang terjadi
dalam bentuk sebuah tulisan. Dan tulisan tersebut menjadi bukti yang tak
terbantahkan bagi kepiawaian seseorang akan bidang tertentu yang sedang
digelutinya.
Disamping tulisan tersebut
menjadi bukti kepiawaian seseorang dalam satu bidang ilmu, ternyata itu bisa
menjadi bukti sejarah. Dimana tulisan bersejarah tersebut mungkin pernah
menjadi bukti telah terjadinya pergeseran nilai-nilai pada masa lalu. Baik
nilai budaya, adat-istiadat, nilai ekonomi, nilai etika, estetika, dan banyak
nilai-nilai lainnya. Dan pada masa sekarang kita bisa belajar banyak melalui
tulisan-tulisan bersejarah tersebut.
Juga tulisan-tulisan bersejarah
yang pernah ada tersebut akan menjadi warisan kekekalan bagi generasi sekarang.
Dimana isi dari tulisan tersebut bisa kita lihat, pelajari, bandingkan bahkan
kita evaluasi dengan masa kekinian. Mana yang cocok untuk kita terapkan dan
mana yang tidak, mana yang bisa menjadi pedoman semata, dan mana yang bisa
menjadi tatanan praktis yang bisa dilaksanakan.
Intinya ketika tulisan itu
dibuat, kita sedang berupaya memperbaiki “dunia” yang sedang semakin rusak dari
hari ke hari.
Tulisan yang mengubah dunia,
pernah dicatatkan oleh seorang Martin Luther dimasa hidupnya kala itu. Melalui
95 tesis yang ia buat 500 tahun yang lalu dan dipakukan di pintu gereja Katolik
pada masa itu. Adapun tesis-tesis yang ia tuliskan, sebagai upaya perlawanan
akan gereja yang semakin merosot aklaknya. Seperti penjualan Surat Pengampunan
dosa atau Indulgies, adanya ruang khusus
pemuasan hasrat bagi para imam pada kala itu, hingga banyaknya penyimpangan-penyimpangan
ajaran yang telah dilakukan gereja.
Saya tidak akan menulis
penyimpangan-penyimpangan ajaran apa yang telah gereja lakukan pada masa itu.
Mungkin pada artikel khusus coba akan saya bahas. Adapun tulisan tersebut
nantinya sebagai upaya saya dalam memaknai peristiwa reformasi gereja 500 tahun
yang lalu. Dimana Pak Stephen Tong, coba sampaikan pada konvensi Nasional Refo
500 diberbagai kota seperti yang sudah
diadakan di Medan.
Tapi satu hal yang menjadi berkat
tersendiri bagi saya ketika menghadiri acara tersebut di kota Medan, pada hari
Jumat dan Sabtu kemarin (5-6 Agustus) di Hotel Grand Aston. Ketika pada sesi
keenam, salah seorang pembicara berkata, “Ketika kita tidak berjuang pada suatu
hal, maka hal tersebut akan diambil setan menjadi kepunyaannya,”. Dijelaskan
lagi suatu hal tersebut adalah seluruh elemen atau aspek yang menguasai hidup
kita, mulai dari pendidikan,ekonomi, sastra, seni, budaya, dan aspek-aspek
lainnya. Ketika kita diam melihat proses kerusakan itu terjadi, itu sama
artinya kita sedang meng-amini
pekerjaan setan/iblis didunia ini.
Kembali kepada tema yang saya
bahas kali ini. Tulisan yang mengubah dunia. Martin Luther adalah seorang
penulis yang visioner. Mampu melihat hal-hal yang akan terjadi setelah proses
reformasi yang telah ia gagas tersebut sudah terjadi. Ia ternyata masih hidup
selama 25 tahun lagi, ketika gerakan perubahan itu terjadi. Mengajar dan
menulis dan mencoba mengingatkan kembali kepada sumber kebenaran-kebenaran yang
hakiki itu yang terus ia lakukan semasa hidupnya. Tidak pernah berhenti
berkarya.
Setelah membuat atau menuliskan
karya tulis berupa gagasan perubahan, serta membukukannya, ternyata ia
mendapatkan banyak perlawanan dan penolakan dari berbagai pihak. Mulai dari
kaum awam hingga kaum intelektual sampai
kepada pimpinan-pimpinan gereja pada masa itu.
Dan akhirnya dipanggil oleh
pimpinan tertinggi gereja untuk segera menarik kembali semua pernyataannya dan kembali
kepada ajaran-ajaran yang sudah diajarkan selama ini. Tapi ia menolak, sebab,
ajaran-ajaran yang diajarkan selama ini adalah bertentangan dengan hati nurani
dan logika kemanusiaannya serta tidak berdasarkan kepada scripture atau kitab-kitab yang sudah ada sebelumnya. Ia bisa
menerima untuk menarik kembali pernyataannya jikalau bisa menunjukkan kesalahannya
dimana serta dasar kebenarannya apa juga tidak bertentangan dengan Alkitab.
Akhirnya pimpinan gereja tidak
mampu menunjukkan dimana letak kesalahannya, sehingga proses reformasi yang
sedang digaungkan oleh Martin Luter terus berjalan hingga pada akhirnya
menampakkan wujudnya secara nyata. Ia berhasil mengubah paradigma
gereja-gereja, sehingga seluruh Jerman bisa belajar langsung dari Alkitab yang
sudah diterjemahkan langsung oleh Martin Luther ke dalam bahasa Jerman. Yang mana
sebelumnya Alkitab yang ada masih dalam bahasa Latin.
Martin Luter mendapatkan
pertolongan dari Raja Jerman, dengan menyembunyikannya dari kejaran pasukan
Roma kala itu. Yang berusaha untuk membunuhnya. Dimana pada awalnya raja
menolak segala rencana Martin untuk membangkang terhadap Otoritas Pimpinan
Gereja yang ada di Roma, dengan alasan politik bilateral diantara kedua negara,
serta akibat sedang bergejolaknya Perjuangan Turki untuk menguasai Eropa.
Jerman tidak ingin kehilangan bantuan dari Roma secara langsung dalam
menghadapi perang melawan Turki.
Tulisan-tulisan yang dibuat oleh
Martin Luther tidak akan ada gunanya jika gagasan-gagasan yang ada didalamnya
tidak pernah dibaca oleh masyarakat Jerman. Bersyukur masyarakat Jerman
memiliki semangat baca yang sangat tinggi. Sehingga seluruh ide dan gagasan
pergumulannya untuk bisa melakukan perubahan ataupun reformasi akhirnya bisa
dipahami oleh seluruh masyarakat Jerman.
Dan meskipun pada akhirnya buku-buku
yang ditulis oleh Martin Luther dibakar habis semuanya oleh otoritas Roma,
namun seluruh ide dan gagasan-gagasannya tidak pernah hilang dari ingatan
Bangsa Jerman.
Apa artinya ini bagi kita Bangsa
Indonesia. Ada banyak gagasan-gagasan maupun tulisan-tulisan yang sangat
bermanfaat dan menginspirasi bangsa kita. Namun jika gagasan-gagasan tersebut
hanya sampai kepada lembaran-lembaran buku yang dicetak, tanpa pernah dibaca
oleh kita, maka ide perubahan yang coba digaungkan tidak akan pernah tercapai
oleh bangsa kita.
Ini menjadi tantangan tersendiri
bagi bangsa kita. Mencoba untuk meningkatkan minat baca bangsa kita. Sebab keterampilan membaca adalah tools penting dalam membuat suatu progres
kemajuan secara signifikan bagi bangsa kita. Baik membaca ide dan gagasan yang
ada, juga mampu membaca setiap permasalahan-permasalahan yang sedang maupun yang
akan datang, sehingga dengan tools
keterampilan membaca tersebut kita akhirnya bisa menemukan solusi yang tepat.
Dan sekali lagi, mari kita
mencoba untuk menulis tentang suatu hal apapun itu yang tentunya menarik
perhatian pikiran dan hati kita. Sehingga ketika kita berhasil menuangkannya
dalam suatu bentuk tulisan, niscaya tulisan itu tidak akan pernah hilang sampai
kapanpun. Apalagi yang kita tuliskan tersebut tentang fenomena-fenomena proses
kebusukan yang sedang terjadi dibangsa kita, niscaya tulisan itu akan menjadi
garam yang akan menolak proses kebusukan.
Oleh karena itu mari menulis dan
menginspirasi dunia.
Penulis adalah Pengajar di STT Terpadu Pesat
Sibolangit dan Alumni dari UNIMED
Tidak ada komentar:
Posting Komentar