Minggu, 06 Agustus 2017

Menggerakkan Reformasi Di Masa Kini Melalui Tulisan yang mengubah dunia Memperingati Reformasi 500 Tahun

sumber gambar : highbrow


Sungguh kita patut bersyukur melihat perjuangan Matin Luther dalam mengubah bangsanya. Ternyata bukan hanya bangsanya, dia juga berhasil mengubah praktek “absolutisme oknum pimpinan gereja” yang terus menerus melanda dunia. Yang nanti akan coba saya bahas dibeberapa artikel berikutnya.

Menulis adalah kegiatan sadar seorang manusia dalam mencoba merangkai seluruh fenomena yang sedang terjadi dalam bentuk sebuah tulisan. Dan tulisan tersebut menjadi bukti yang tak terbantahkan bagi kepiawaian seseorang akan bidang tertentu yang sedang digelutinya.

Disamping tulisan tersebut menjadi bukti kepiawaian seseorang dalam satu bidang ilmu, ternyata itu bisa menjadi bukti sejarah. Dimana tulisan bersejarah tersebut mungkin pernah menjadi bukti telah terjadinya pergeseran nilai-nilai pada masa lalu. Baik nilai budaya, adat-istiadat, nilai ekonomi, nilai etika, estetika, dan banyak nilai-nilai lainnya. Dan pada masa sekarang kita bisa belajar banyak melalui tulisan-tulisan bersejarah tersebut.

Juga tulisan-tulisan bersejarah yang pernah ada tersebut akan menjadi warisan kekekalan bagi generasi sekarang. Dimana isi dari tulisan tersebut bisa kita lihat, pelajari, bandingkan bahkan kita evaluasi dengan masa kekinian. Mana yang cocok untuk kita terapkan dan mana yang tidak, mana yang bisa menjadi pedoman semata, dan mana yang bisa menjadi tatanan praktis yang bisa dilaksanakan.

Intinya ketika tulisan itu dibuat, kita sedang berupaya memperbaiki “dunia” yang sedang semakin rusak dari hari ke hari.

Tulisan yang mengubah dunia, pernah dicatatkan oleh seorang Martin Luther dimasa hidupnya kala itu. Melalui 95 tesis yang ia buat 500 tahun yang lalu dan dipakukan di pintu gereja Katolik pada masa itu. Adapun tesis-tesis yang ia tuliskan, sebagai upaya perlawanan akan gereja yang semakin merosot aklaknya. Seperti penjualan Surat Pengampunan dosa atau Indulgies, adanya ruang khusus pemuasan hasrat bagi para imam pada kala itu, hingga banyaknya penyimpangan-penyimpangan ajaran yang telah dilakukan gereja.

Saya tidak akan menulis penyimpangan-penyimpangan ajaran apa yang telah gereja lakukan pada masa itu. Mungkin pada artikel khusus coba akan saya bahas. Adapun tulisan tersebut nantinya sebagai upaya saya dalam memaknai peristiwa reformasi gereja 500 tahun yang lalu. Dimana Pak Stephen Tong, coba sampaikan pada konvensi Nasional Refo 500  diberbagai kota seperti yang sudah diadakan di Medan.

Tapi satu hal yang menjadi berkat tersendiri bagi saya ketika menghadiri acara tersebut di kota Medan, pada hari Jumat dan Sabtu kemarin (5-6 Agustus) di Hotel Grand Aston. Ketika pada sesi keenam, salah seorang pembicara berkata, “Ketika kita tidak berjuang pada suatu hal, maka hal tersebut akan diambil setan menjadi kepunyaannya,”. Dijelaskan lagi suatu hal tersebut adalah seluruh elemen atau aspek yang menguasai hidup kita, mulai dari pendidikan,ekonomi, sastra, seni, budaya, dan aspek-aspek lainnya. Ketika kita diam melihat proses kerusakan itu terjadi, itu sama artinya kita sedang meng-amini pekerjaan setan/iblis didunia ini.

Kembali kepada tema yang saya bahas kali ini. Tulisan yang mengubah dunia. Martin Luther adalah seorang penulis yang visioner. Mampu melihat hal-hal yang akan terjadi setelah proses reformasi yang telah ia gagas tersebut sudah terjadi. Ia ternyata masih hidup selama 25 tahun lagi, ketika gerakan perubahan itu terjadi. Mengajar dan menulis dan mencoba mengingatkan kembali kepada sumber kebenaran-kebenaran yang hakiki itu yang terus ia lakukan semasa hidupnya. Tidak pernah berhenti berkarya.

Setelah membuat atau menuliskan karya tulis berupa gagasan perubahan, serta membukukannya, ternyata ia mendapatkan banyak perlawanan dan penolakan dari berbagai pihak. Mulai dari kaum awam hingga kaum intelektual  sampai kepada pimpinan-pimpinan gereja pada masa itu.

Dan akhirnya dipanggil oleh pimpinan tertinggi gereja untuk segera menarik kembali semua pernyataannya dan kembali kepada ajaran-ajaran yang sudah diajarkan selama ini. Tapi ia menolak, sebab, ajaran-ajaran yang diajarkan selama ini adalah bertentangan dengan hati nurani dan logika kemanusiaannya serta tidak berdasarkan kepada scripture atau kitab-kitab yang sudah ada sebelumnya. Ia bisa menerima untuk menarik kembali pernyataannya jikalau bisa menunjukkan kesalahannya dimana serta dasar kebenarannya apa juga tidak bertentangan dengan Alkitab.

Akhirnya pimpinan gereja tidak mampu menunjukkan dimana letak kesalahannya, sehingga proses reformasi yang sedang digaungkan oleh Martin Luter terus berjalan hingga pada akhirnya menampakkan wujudnya secara nyata. Ia berhasil mengubah paradigma gereja-gereja, sehingga seluruh Jerman bisa belajar langsung dari Alkitab yang sudah diterjemahkan langsung oleh Martin Luther ke dalam bahasa Jerman. Yang mana sebelumnya Alkitab yang ada masih dalam bahasa Latin.

Martin Luter mendapatkan pertolongan dari Raja Jerman, dengan menyembunyikannya dari kejaran pasukan Roma kala itu. Yang berusaha untuk membunuhnya. Dimana pada awalnya raja menolak segala rencana Martin untuk membangkang terhadap Otoritas Pimpinan Gereja yang ada di Roma, dengan alasan politik bilateral diantara kedua negara, serta akibat sedang bergejolaknya Perjuangan Turki untuk menguasai Eropa. Jerman tidak ingin kehilangan bantuan dari Roma secara langsung dalam menghadapi perang melawan Turki.

Tulisan-tulisan yang dibuat oleh Martin Luther tidak akan ada gunanya jika gagasan-gagasan yang ada didalamnya tidak pernah dibaca oleh masyarakat Jerman. Bersyukur masyarakat Jerman memiliki semangat baca yang sangat tinggi. Sehingga seluruh ide dan gagasan pergumulannya untuk bisa melakukan perubahan ataupun reformasi akhirnya bisa dipahami oleh seluruh masyarakat Jerman.

Dan meskipun pada akhirnya buku-buku yang ditulis oleh Martin Luther dibakar habis semuanya oleh otoritas Roma, namun seluruh ide dan gagasan-gagasannya tidak pernah hilang dari ingatan Bangsa Jerman.

Apa artinya ini bagi kita Bangsa Indonesia. Ada banyak gagasan-gagasan maupun tulisan-tulisan yang sangat bermanfaat dan menginspirasi bangsa kita. Namun jika gagasan-gagasan tersebut hanya sampai kepada lembaran-lembaran buku yang dicetak, tanpa pernah dibaca oleh kita, maka ide perubahan yang coba digaungkan tidak akan pernah tercapai oleh bangsa kita.

Ini menjadi tantangan tersendiri bagi bangsa kita. Mencoba untuk meningkatkan minat baca bangsa kita. Sebab  keterampilan membaca adalah tools penting dalam membuat suatu progres kemajuan secara signifikan bagi bangsa kita. Baik membaca ide dan gagasan yang ada, juga mampu membaca setiap permasalahan-permasalahan yang sedang maupun yang akan datang, sehingga dengan tools keterampilan membaca tersebut kita  akhirnya bisa menemukan solusi yang tepat.

Dan sekali lagi, mari kita mencoba untuk menulis tentang suatu hal apapun itu yang tentunya menarik perhatian pikiran dan hati kita. Sehingga ketika kita berhasil menuangkannya dalam suatu bentuk tulisan, niscaya tulisan itu tidak akan pernah hilang sampai kapanpun. Apalagi yang kita tuliskan tersebut tentang fenomena-fenomena proses kebusukan yang sedang terjadi dibangsa kita, niscaya tulisan itu akan menjadi garam yang akan menolak proses kebusukan.

Oleh karena itu mari menulis dan menginspirasi dunia.

Penulis adalah Pengajar di STT Terpadu Pesat Sibolangit dan Alumni dari UNIMED

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...