Kamis, 03 Agustus 2017

ELISA BAGIAN KE -6 Tuhan yang setia (Kisah Perempuan Sunem & Gehaji yang Kembali) 2 Raja 8 : 1-6


sumber gambar : akhung.wordpress


Alangkah dasyatnya peran wanita dalam alkitab. Wanita selalu ditempatkan Tuhan dalam peristiwa-peristiwa penting dalam alkitab. Mulai dari kisah penciptaan hingga kisah para rasul yang mengakhiri kitab-kitab dalam alkitab. Mulai dari Hawa, Rut, Ester, Perempuan Sunem. Anak gadil kecil, dll di Perjanjian Lama; dan di Perjanjian Baru, ada Maria Ibu Yesus, Maria Magdalena, Lidia dan banyak contoh-contoh tokoh wanita yang menjadi tema sentral dalam Alkitab.

Khusus kali ini pembahasannya tentang perempuan sunem dan Gehaji. Kisahnya bermula dari kebaikan hatinya menyiapkan bilik khusus bagi sang Nabi Elisa di rumahnya. Ketika sang nabi bepergian, beliau bisa mampir ke rumah si perempuan itu untuk istirahat dan memulihkan tenaganya. Kemudian, melalui Elisa Tuhan mengaruniakan  anak kepada si Perempuan Sunem tersebut. Seorang anak yang sangat dirindukannya bertahun-tahun. Namun setelah besar si anak mengalami naas dan akhirnya meninggal. Tapi Tuhan memakai hambanya untuk menghidupkan kembali si anak tersebut.
Kemudian babak selanjutnya bergulir. Elisa berbicara kepadanya untuk segera meninggalkan Israel tanah kelahirannya. “Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan tinggalalah dimana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab Tuhan telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun lamanya.”

Lalu ia berkemas dan membawa keluarganya serta dan pergi ke tanah Filistin dan menetap disana sampai tujuh tahun. Sejauh ini, perempuan ini adalah orang yang taat dan percaya akan perkataan Nabi Elisa. Tapi didalam ketaatannya, meninggalkan banyak masalah dalam kehidupan keluarga besar mereka. Termasuk resiko kehilangan rumah dan ladang-ladangnya yang akan ditinggal selama 7 tahun. Tanpa tahu siapa yang akan mengelolanya semua. Tapi tetap memilih taat dan percaya untuk bisa terhindar dari bahaya kelaparan.

Dan memang kelaparanpun akhirnya terjadi. Peristiwa itu menjadi peristiwa yang sangat memilukan bagi seluruh rakyat Bangsa Israel. Bahkan tahi merpati pun laku untuk dijual dan dikonsumsi sakin laparnya. Adanya peristiwa kanibal dengan menyantap anak-anak mereka untuk bisa meredakan kelaparan yang berkepanjangan. Sehingga begitu menyesakkan hati, dan  hilangnya pengharapan untuk bisa kembali seperti masa kejayaan bangsa Israel dulu.

Untuk menghindari hal itu,  Elisa menyarankan si perempuan Sunem itu untuk pergi dan menjadi pengembara di negeri asing. Dan terhindarlah mereka dari peristiwa tragis itu.

Setelah lewat masanya, mereka kembali. Ternyata rumah dan ladangnya sudah diambil orang lain. Dan si perempuan sunem tersebut mengadu kepada raja, dan raja akhirnya menolongnya. Melalui mantan hambanya Elisa, si Gehazi, yang ternyata sudah pulih dari sakit kusta yang dideritanya. Memberikan kesaksian dan penguatan akan pengaduan si ibu tersebut. Dan raja kemudian mengaruniakan rumah dan ladang mereka untuk dimiliki si perempuan sunem tersebut kembali.

Melirik sekilas eks-hambanya Elisa, Gehazi. Meskipun dia sudah jatuh dan mengkhianati tuannya Elisa untuk pergi mendapatkan harta dari Naaman, tapi ternyata Tuhan kita adalah Tuhan yang setia. Ia tidak pernah meninggalkan kita sekalipun dalam kubangan dosa yang sangat mengenakkan menurut pikiran daging kita. Ia tetap menolong kita untuk kembali dari jalan kita yang sesat dan salah.

Peristiwa pemulihan kembali bangsa Israel dari bahaya kelaparan, tidak terlepas dari perbuatannya Gehaji, si-empat orang penyakit kusta. Yang pergi dengan tekad yang kuat, meskipun beresiko kematian, namun tetap pergi ke perkemahan bangsa Aram yang sedang mengelilingi dan memerangi bangsanya hampir 7 tahun. Eh, ternyata peristiwa heroik dan tentunya mendatangkan sukacita itu akhirnya datang. Bangsa Aram pergi meninggalkan perkemahan mereka semua dan si Gehaji beserta kerabatnya, datang untuk menjarah harta dan makanan yang ditinggal. Mereka melaporkan hal tersebut kepada Raja, dan akhirnya seluruh Israel mendapatkan pemulihan yang dari Allah. Gehaji bukan hanya kenyang dengan makanan dan memiliki banyak harta jarahan. Tapi Tuhan ternyata kembali memulihkannya dari sakit penyakit kusta yang dideritanya.

Tuhan kita adalah Allah yang setia dan bertanggung jawab. Meskipun dalam keadaan sesulit apapun, mari percayai bahwa Tuhan punya kehendak dan rencana yang indah. Dan juga meskipun kita akhirnya memilih untuk meninggalkan-Nya, percaya bahwa Allah kita bukan Allah yang meninggalkan kita. Ia masih tetap menunggu kita untuk kembali datang kepadanya.

Kemudian si perempuan Sunem juga yang memilih percaya akan perkataan Hamba-Nya, Elisa. Meskipun beresiko akan kehilangan rumah serta ladang-ladangnya, ternyata Tuhan juga mengembalikan itu semua. Tuhan kita adalah Tuhan yang membalikkan keadaan, yang sepertinya mustahil, tapi mungkin, yang sepertinya sulit, tapi mudah bagi-Nya.
 
Segalanya mungkin bagi Allah, sebab Tuhan kita adalah Allah yang setia, asal kita memilih untuk kembali taat dan percaya kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...