![]() |
sumber gambar : akhung.wordpress |
Alangkah dasyatnya peran wanita
dalam alkitab. Wanita selalu ditempatkan Tuhan dalam peristiwa-peristiwa
penting dalam alkitab. Mulai dari kisah penciptaan hingga kisah para rasul yang
mengakhiri kitab-kitab dalam alkitab. Mulai dari Hawa, Rut, Ester, Perempuan
Sunem. Anak gadil kecil, dll di Perjanjian Lama; dan di Perjanjian Baru, ada
Maria Ibu Yesus, Maria Magdalena, Lidia dan banyak contoh-contoh tokoh wanita
yang menjadi tema sentral dalam Alkitab.
Khusus kali ini pembahasannya tentang
perempuan sunem dan Gehaji. Kisahnya bermula dari kebaikan hatinya menyiapkan
bilik khusus bagi sang Nabi Elisa di rumahnya. Ketika sang nabi bepergian,
beliau bisa mampir ke rumah si perempuan itu untuk istirahat dan memulihkan
tenaganya. Kemudian, melalui Elisa Tuhan mengaruniakan anak kepada si Perempuan Sunem tersebut. Seorang
anak yang sangat dirindukannya bertahun-tahun. Namun setelah besar si anak
mengalami naas dan akhirnya meninggal. Tapi Tuhan memakai hambanya untuk
menghidupkan kembali si anak tersebut.
Kemudian babak selanjutnya
bergulir. Elisa berbicara kepadanya untuk segera meninggalkan Israel tanah
kelahirannya. “Berkemaslah dan pergilah bersama-sama dengan keluargamu, dan
tinggalalah dimana saja engkau dapat menetap sebagai pendatang, sebab Tuhan
telah mendatangkan kelaparan, yang pasti menimpa negeri ini tujuh tahun
lamanya.”
Lalu ia berkemas dan membawa
keluarganya serta dan pergi ke tanah Filistin dan menetap disana sampai tujuh
tahun. Sejauh ini, perempuan ini adalah orang yang taat dan percaya akan
perkataan Nabi Elisa. Tapi didalam ketaatannya, meninggalkan banyak masalah
dalam kehidupan keluarga besar mereka. Termasuk resiko kehilangan rumah dan
ladang-ladangnya yang akan ditinggal selama 7 tahun. Tanpa tahu siapa yang akan
mengelolanya semua. Tapi tetap memilih taat dan percaya untuk bisa terhindar
dari bahaya kelaparan.
Dan memang kelaparanpun akhirnya
terjadi. Peristiwa itu menjadi peristiwa yang sangat memilukan bagi seluruh
rakyat Bangsa Israel. Bahkan tahi merpati pun laku untuk dijual dan dikonsumsi
sakin laparnya. Adanya peristiwa kanibal dengan menyantap anak-anak mereka
untuk bisa meredakan kelaparan yang berkepanjangan. Sehingga begitu menyesakkan
hati, dan hilangnya pengharapan untuk
bisa kembali seperti masa kejayaan bangsa Israel dulu.
Untuk menghindari hal itu, Elisa menyarankan si perempuan Sunem itu
untuk pergi dan menjadi pengembara di negeri asing. Dan terhindarlah mereka
dari peristiwa tragis itu.
Setelah lewat masanya, mereka
kembali. Ternyata rumah dan ladangnya sudah diambil orang lain. Dan si
perempuan sunem tersebut mengadu kepada raja, dan raja akhirnya menolongnya.
Melalui mantan hambanya Elisa, si Gehazi, yang ternyata sudah pulih dari sakit
kusta yang dideritanya. Memberikan kesaksian dan penguatan akan pengaduan si
ibu tersebut. Dan raja kemudian mengaruniakan rumah dan ladang mereka untuk
dimiliki si perempuan sunem tersebut kembali.
Melirik sekilas eks-hambanya
Elisa, Gehazi. Meskipun dia sudah jatuh dan mengkhianati tuannya Elisa untuk
pergi mendapatkan harta dari Naaman, tapi ternyata Tuhan kita adalah Tuhan yang
setia. Ia tidak pernah meninggalkan kita sekalipun dalam kubangan dosa yang
sangat mengenakkan menurut pikiran daging kita. Ia tetap menolong kita untuk
kembali dari jalan kita yang sesat dan salah.
Peristiwa pemulihan kembali
bangsa Israel dari bahaya kelaparan, tidak terlepas dari perbuatannya Gehaji,
si-empat orang penyakit kusta. Yang pergi dengan tekad yang kuat, meskipun
beresiko kematian, namun tetap pergi ke perkemahan bangsa Aram yang sedang mengelilingi
dan memerangi bangsanya hampir 7 tahun. Eh, ternyata peristiwa heroik dan
tentunya mendatangkan sukacita itu akhirnya datang. Bangsa Aram pergi
meninggalkan perkemahan mereka semua dan si Gehaji beserta kerabatnya, datang
untuk menjarah harta dan makanan yang ditinggal. Mereka melaporkan hal tersebut
kepada Raja, dan akhirnya seluruh Israel mendapatkan pemulihan yang dari Allah.
Gehaji bukan hanya kenyang dengan makanan dan memiliki banyak harta jarahan. Tapi
Tuhan ternyata kembali memulihkannya dari sakit penyakit kusta yang
dideritanya.
Tuhan kita adalah Allah yang
setia dan bertanggung jawab. Meskipun dalam keadaan sesulit apapun, mari
percayai bahwa Tuhan punya kehendak dan rencana yang indah. Dan juga meskipun
kita akhirnya memilih untuk meninggalkan-Nya, percaya bahwa Allah kita bukan
Allah yang meninggalkan kita. Ia masih tetap menunggu kita untuk kembali datang
kepadanya.
Kemudian si perempuan Sunem juga
yang memilih percaya akan perkataan Hamba-Nya, Elisa. Meskipun beresiko akan
kehilangan rumah serta ladang-ladangnya, ternyata Tuhan juga mengembalikan itu
semua. Tuhan kita adalah Tuhan yang membalikkan keadaan, yang sepertinya
mustahil, tapi mungkin, yang sepertinya sulit, tapi mudah bagi-Nya.
Segalanya mungkin bagi Allah,
sebab Tuhan kita adalah Allah yang setia, asal kita memilih untuk kembali taat
dan percaya kepadanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar