Minggu, 04 Maret 2018

Dengan Penangkapan Aktivis MCA, Akankah Polri Melanjutkan Pengusutan Kasus Habib Rizieq?




Ketika memang semua peristiwa tentang demo yang berjilid-jilid beberapa waktu yang lalu, tidak bisa tidak bahwa MCA ternyata ada di belakangnya. Dimana media Internet sebagai penyambung informasi diantara jutaan warga negara Indonesia. Sebab memang wadah ini sangat efektif sekali menyampaikan dengan cepat segala informasi yang ada. Baik itu bersifat berita, opini, maupun dakwah.


Makanya tak heran ketika pihak Facebook memblokir sejumlah akun para petinggi-petinggi FPI, maupun akun FPI sendiri, dan yang sejenis dengan mereka. Kemudian dengan keras lantang bersuara dan mendemo kantor Facebook yang ada di Jakarta pada Jumat (12/1/2018) lalu. (Sumber :Detiknews.com).

Dimana berdasarkan data kementrian komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), bahwa pengguna aktif Internet di Indonesia mencapai 63 juta orang. Dimana data tersebut ternyata lima tahun yang lalu. Kemudian data terbaru yang dirilis oleh Laporan Tetra Pax Index 2017, seperti yang dilansir oleh detikinet.com (27/9/2017),bahwa pengguna aktif internet sudah mencapai 132 juta pengguna.Dimana pengguna atau penggila media sosial mencapai angka 40 persen.

Itu artinya, ketika pengguna internet yang begitu banyaknya,maka tepatlah serangan MCA ketika mau menginfiltrasi berbagai aspek kehidupan kita dengan segala macam propaganda, melalui media-media sosial yang ada.  Supaya kita bisa terpecah belah.

Bagaimana sekarang perkembangan kasus Habib ?

Kepolisian kita memang tampak berhati-hati sekali di dalam menangani kasus ini. Sebab bukan tanpa sebab, ada banyak kekuatan dibalik sang Habib sendiri. Tentunya kekuatan yang paling nyata adalah organisasi masyarakat yang dibuatnya, yakni PFI. Dimana ormas ini menjadi menggurita dan hampir ada dibeberapa wilayah Indonesia, cabangnya dibuat. Meskipun sempat beberapa kali di daerah tertentu mengalami penolakan ormas ini ada di daerahnya.

Seperti yang dilansir oleh Tirto.id (24/1/2018) bahwa FPI pernah ditolak di Demak, Palangkaraya, Semarang, Banyumas, hingga Purwakarta. Dimana alasan penolakannya, karena tidak ingin ormas tersebut berdiri di daerahnya. Dan dipandang bahwa ormas ini sebagai ancaman bagi warga yang memiliki pandangan dan keyakinan yang berbeda dengan mereka. 

Namun ternyata, ormas ini semakin lama semakin banyak mendapatkan simpati dari masyarakat. Apalagi banyak parpol yang menggunakan jasa mereka untuk bisa memenangkan pilkada. Dan puncak kejayaan mereka adalah terbentuknya komunitas lainnya, Presidium Alumni 212. Hasil dari upaya menaklukkan Ahok di dalam kasus penodaan agama.

Salah satu peran MCA yang paling nyata adalah mengenai kontroversi jumlah umat yang demo kala itu. Disebutkan jumlah mereka yang berdemo hingga tujuh jutaaan umat. Ada banyak versi penghitungan jumlah mereka. Ketika ada media yang menyebutkan jumlahnya hanya berkisar 50 ribuan orang, tak ayal media tersebut langsung diusir ketika sedang meliput (sumber : idn.times.co.id, 6/12/2016). Dengan pemberitaan dan upaya viral demo tersebut, maka akhirnya disimpukan oleh beberapa media, jumlahnya memang berkisar tujuh jutaan.

Ada banyak kasus yang menimpa Sang Habib. Dan yang sedang dalam proses pengusutan oleh kepolisian adalah kasus  dugaan pornografi Firza Husein. Dimana kasus ini belum bisa dilanjutkan proses tahapannya, karena Sang Habib sedang berada di Arab Saudi. Selalu mangkir dari pemanggilan polisi, dengan alasan bahwa dirinya tidak bersalah dengan kasus tersebut.

Beliau sedang mengusahakann kasusnya untuk SP3, tapi beliau sendiri tidak berani datang ke Polda Metro Jaya (tempat kasusnya di usut). Seharusnya beliau bisa kooperatif dengan kepolisian. Dan ketika memang tidak bisa ditemukan bukti yang kuat, pastinya kepolisian kita akan memberikan status SP3 tersebut.

Entah sudah berapa kali rencana kedatangan sang habib ke Indonesia, dan terakhir, hampir sudah bisa dipastikan kepulangannya pada tanggal 21 Februari lalu. Tapi kemudian beliau pun akhirnya membatalkan kembali lagi kedatangannya. Sehingga banyak umat yang baper akibat pembatalan yang sudah sekian kali ini.

Tapi memang dasyat pengaruh sang habib, ketika ada sekelompok dewan yang mencoba membandingkan sang Habib dengan Ahok. Yakni untuk bisa meniru keberanian Ahok dalam menghadapi status hukum yang sedang menjeratnya.  Tapi akhirnya anggota dewan kehormatan tersebut dicabut dari dewan kepengurusan.

Terakhir tentunya akan ada banyak implikasi tentang penangkapan sejumlah aktivitis MCA (Muslim Cyber Army) ini. Disamping mereka akan sulit untuk menggembosi opini-opini miring ke publik lagi. Dan rekan-rekannya yang lain yang belum tertangkap, akan semakin lebih berhati-hati lagi ketika hendak menyebar berita atau ujaran kebencian. 

Juga akankah berdampak kepada pengaruh koalisi umat 212? Dimana mereka juga sudah hampir ditinggal oleh para penyokong dana, kemudian sumber informasi pergerakan mereka juga tentunya akan semakin terbatas, ketika MCA tertangkap? Akankah mereka semakin lama semakin pudar luas pengaruh mereka? 

Dan terakhir akankah kasus Sang Habib ini, akan kembali diusut oleh kepolisian? Secara para pendukung satu per satu mulai berjatuhan. Tapi kita berharap supaya betul berani datang ke Indonesia untuk bisa mengklarifikasi segala sesuatunya dengan jernih kepada publik. Bersedia datang ke penyidik untuk dilanjutkan kasus hukumnya. Dan bukannya terus menerus menggunakan desakan massa untuk bisa membentengi dan mengamankan habib sendiri.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...