Minggu, 04 Maret 2018

Hebatnya MCA Memainkan Isu Buat Geger Indonesia




ke 5 Tersangka MCA

Kali ini penting untuk mengenal siapa itu MCA atau Muslim Cyber Army. Sehingga olehnya ternyata pemerintah yang sah hampir saja sempat mau terguling olehnya. Kok bisa? Tentu kita masih ingat peristiwa gerakan umat 212, suatu upaya yang awalnya untuk bisa menekan Ahok baik di dalam pilgub maupun di dalam menekan pihak aparat hukum supaya bisa langsung memenjarakan Ahok. Dengan agenda demo yang selalu berjilid-jilid ternyata ada agenda lain, yakni ingin menjatuhkan Pak Jokowi.

Jimly Asshiddiqie-pun mengakui bahwa demo yang dilakukan tersebut memiliki agenda yang lain, yaitu uypaya menjatuhkan pemerintah yang sah. Seperti yang dilansir oleh Tribunnews.com  (14/11/2016). 

"Saya sebagai Ketua ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) tidak rela jika umat Islam terjebak dalam adu domba untuk tujuan yang tidak konstitusional. Saya menganjurkan jangan lagi ada demo, sebab tujuannya berpotensi menyimpang dari motivasinya yang semula," katanya.

Dan bukan hanya pakar hukum tata negara ini saja yang mengakuinya. Ada Ketua PP Muhammadiyah Busryo Muqqodas, juga menyatakan hal yang sama, seperti yang dilansir oleh Merdeka.com (25/11/2016).

"Yang saya tahu, rumornya itu ditujukan kepada Presiden Jokowi. Kalau itu betul, maka itu agendanya sudah terlepas dari agenda yang 4 November kemarin," kata Busyro usai menjadi pembicara di Omah Munir Kota Batu, Selasa (22/11).

Dan ketika pada hari-H nya berdemo yakni 2/12/2016, sebagai awal terbentuknya umat 212, ternyata seorang Jokowi bisa memadamkan api pergolakan makar yang sudah diujung mata. Beliau langsung hadir di tengah-tengah kumpulan para pendemo yang sedang mengadakan doa dan zikir tersebut. 

Kemudian hal itu semakin diperkuat dengan adanya penangkapan sejumlah tokoh yang ada di balik layar kegerakan itu. Termasuk di dalamnya mantan aktivis 1998, Sri Bintang Pamungkas.

Muslim Cyber Army bisa bergerak dibalik layar dengan sesukanya serta memainkan dan mengobarkan isu yang akan bisa mengubah perspektif publik kala itu. Bahkan seperti yang dilansir oleh portal-islam.id (21/5/2017), orang-orang yang menyindir baik dalam bentuk meme, ujaran atau tulisan, entah di daerah manapun orang tersebut, dengan bantuan tenaga MCA bisa dipastikan orang itu langsung di temui ditempat, tak sedikit yang dihajar oleh mereka, dan bahkan disuruh untuk minta maaf oleh teman-teman seperjuangan mereka yang memang kebetulan berada di daerah tersebut.

Jonru Gintingpun yang sedang menjalani proses hukum peradilan sekarang ini, di dalam kasus ungkapan kebencian menyatakan, seperti yang dilansir CNN.com (9/6/2017) bahwa dirinya adalah bagian dari MCA. Dan menyatakan bahwa MCA itu bukan organisasi, ataupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).  

"Muslim Cyber Army intinya dalam Islam setiap muslim tugasnya di dunia ini kan berdakwah dan beribadah, termasuk di Internet. Jadi ketika kita berdakwah di Internet kita sudah jadi Muslim Cyber Army, Muslim Cyber Army lebih kepada semangat, kami-kami menyebut diri kami sebagai Muslim Cyber Army, organisasinya enggak ada," ujarnya.” kata Jonru kepada CNNIndonesia.com, Rabu (7/6).

Jadi ketika melihat pernyataan seperti itu, bahwa memang gerakannya ada, pelaksananya ada, kapan terbentuknya gerakan ini. Bisa disinyalir terbentuk ketika adanya aksi bela islam. Meskipun tidak bisa dibuktikan secara otentik, tapi melihat beberapa tulisan-tulisan yang beredar di media sosial bahwa memang MCA ini terbentuk pada masa-masa itu, aksi bela islam untuk kasus penodaan Ahok.

Dan senada dengan apa yang dikatakan Jonru di atas, bahwa itu adalah semangat untuk bisa berdakwa melalui media sosial. Seakan-akan ketika sudah menyatakan Ahok memang salah melalui tulisan atau meme pada media sosialnya, maka hal tersebut akan dianggap sebagai pahala.

Maka kejadianlah seperti kemarin. Penangkapan sejumlah orang dan sudah dijadikan tersangka. Bukan di satu tempat, tapi di berbagai wilayah tanah air kita. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (27/2/2018), bahwa sudah ada 6 orang yang diamankan oleh Bareskim Polri dimana lokasi penangkapannya ada di Tanjung Priok, Pangkal Pinang, Bali, Sumedang, Palu, dan satu lagi masih buron dan sedang berada di luar negeri.

Memang menurut pengakuan polri, pengamanan sejumlah orang yang terlibat ujaran kebencian tersebut pada Selasa kemarin, bukanlah penangkapan yang pertama. Mereka sudah berhasil meringkus 14 orang tersangka.

"Sudah ada 14 orang. Anggota MCA ini, kan, ada ratusan ribu, tapi kami tangkap yang biangnya saja," kata Fadil Irwan, Direktut Tindak Pidana Siber , saat dihubungi, Selasa (27/2/2018).            

Kemudian beliau, Bapak Irwan kembali mengungkapkan bahwa ada tiga kelompok di dalam jaringan ini. Seperti yang dilansir oleh Kompas.com (1/3/2018). Kelompok terbesar yang memang memiliki basis keanggotaan massa yang luas. Dan grup ini bersifat terbuka dan memiliki 20 admin dan moderator. Dimana Grup ini bernama MCA United, sebagai wadah untuk menampung unggahan dari anggota MCA yang upload berita, video, gambar, untuk disebarluaskan.

Selanjutnya kelompok perusak perangkat gawai, yang bernama Sniper Team. Beranggotakan 177 orang di Facebook. Grup ini berfungsi untuk mencari lawan yang akan diberikan virus mematikan perangkatnya. Kawan atau rekan sesama penulis sudah kena dengan virus mematikan tersebut. Alhasil Hpnya harus dibuang.

Kemudian ada tim yang bergerak untuk menggalang opini masyarakat dengan membagikan berita secara massif dan serentak. Dimana keanggotanya sangat lebih tertutup dan pesertanya terbatas hanya berkisar 145 orang saja. Mereka menyebut dirinya dengan Cyber Muslim Defeat Hoax.

Dan satu lagi, keanggotaanya yang paling sangat rahasia. Hanya berjumlah 9 orang saja keanggotaannya. Merekalah sebagai otak dari kegerakan ini. Mereka tidak pernah memposting apapun, tapi merekalah yang mengatur ritme ataupun timeline dari isu-isu yang akan disebarkan. Mana yang akan dan yang belum layak untuk disebarkan. Kemudian info atau isu bohong tersebut akan masuk ke MCA United untuk segera diviralkan.   

Sehingga dapat kita simpulkan bahwa agenda tahun 2016-2017 adalah agenda untuk menjatuhkan Ahok dan pimpinan negara kita, melalui kasus penistaan agama yang terus di blow-up. Misi untuk ini berhasil kepada Ahok, tapi kepada Jokowi tidak mampan.

Sedangkan di tahun ini untuk bisa menghilangkan ketenangan di tengah-tengah masyarakat, dibuat gaduh, maka mereka menyebar isu Orang Gila yang menyebar para ulama, adanya tuduhan PKI. Tapi mengenai isu ini beritanya viral, tapi tujuannya untuk membuat gaduh dan geger bangsa kita, tidak berhasil karena sudah diciduk duluan.

Penulis adalah pemerhati masalah Sosial dan Pengajar di STAK Terpadu PESAT

1 komentar:

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...