Orang berprestasi bisa dipastikan
akan terus berprestasi. Dari mendapatkan satu penghargaan hingga ke penghargaan
yang lain. Karya dan prestasi itu ternyata selalu ditunjukkan Ibu Menteri
Keuangan kita, Ibu Sri Mulyani.
Dimana setelah dunia mendaulat
Ibu Sri menjadi Menteri Keuangan terbaik di dunia, yang hanya diberikan kepada satu
orang saja setiap tahunnya. Kemudian pada waktu lalu, 8 Maret 2018, ternyata
masih mendapatkan lagi penghargaan dari kesultanan Tidore.
Sewaktu beliau berkunjung ke
Tidore, seperti yang dilansir Kompas.com (12/3/2018), mendapatkan kembali gelar
kehormatan dari Kesultanan Tidore.
“Sultan Tidore mewakili kesultanan Tidore memberikan kepada saya
anugerah gelar kehormatan adat Kesultanan Tidore sebagai 'Ngofa Bangsa Ma
Guraci' atau Putri Bangsawan Terbaik Saya secara pribadi dan institusi mewakili
Kementerian Keuangan, menerima penghargaan yang diberikan Sultan Tidore sebagai
suatu bentuk harapan yang dititipkan kepada pundak kami semua" ujar Sri
Mulyani.
Dengan rendah hati Ibu Sri Mulyani menerima penghargaan itu. Selalu membawa pemerintahan Jokowi atas segala kinerja baik yang terus dikerjakan, maka beliau didaulat untuk mendapatkan pengharggan tersebut. Tidak pernah membawa penghargaan tersebut sebagai ranah pribadi atau pencapaian yang ia terima bukanlah hanya sekedar pencapaian pribadi semata saja. Ia tahu dan sadar bahwa kinerja baik dan gemilang yang ia kerjakan, merupakan bagian dari kinerja baik dari pemerintahan secara keseluruhan.
Dengan rendah hati Ibu Sri Mulyani menerima penghargaan itu. Selalu membawa pemerintahan Jokowi atas segala kinerja baik yang terus dikerjakan, maka beliau didaulat untuk mendapatkan pengharggan tersebut. Tidak pernah membawa penghargaan tersebut sebagai ranah pribadi atau pencapaian yang ia terima bukanlah hanya sekedar pencapaian pribadi semata saja. Ia tahu dan sadar bahwa kinerja baik dan gemilang yang ia kerjakan, merupakan bagian dari kinerja baik dari pemerintahan secara keseluruhan.
Besar harapan Sultan Tidore dan seluruh rakyatnya, melalui penghargaan
tersebut bahwa hal itu merupakan amanah yang harus diemban. Ibu Sri Mulyani
yakin apabila semua unsur bangsa Indonesia terus kerja keras, maka Indonesia
bisa menciptakan Baldatun Thayyibatun wa rabbun Ghafur, sebuah negara yang
memiliki kesejahteraan yang dapat dinikmati secara adil oleh seluruh rakyat,
bahkan diberikan juga kepada negara-negara lain.
Mengenai penghargaan ini, belum terdengar kabar nyinyir dari seorang
Fadli Zon, yang biasanya kerap selalu nyindir ketika Ibu Sri mendapatkan
penghargaan.
Tapi ketika institusinya sendiripun akhirnya berencana juga untuk
memberikan penghargaan juga kepada Ibu Sri Mulyani, Fadli Zon protes akan hal
itu. Dimana hal itu dikonfirmasi langsung oleh Ketua DPR sendiri, yaitu Bambang
Soesatyo, seperti yang dilansir oleh Kompas.com (9/3/2018).
Rencana pemberian penghargaan tersebut akan diberikan secara
kelembagaan, dimana hal itu diinisiasi langsung oleh Badan Kerja Sama Antar
Parlemen (BKSAP) DPR dalam memperingati Hari Perempuan Internasional pada 8
Maret lalu.
Ketua DPR sendiripun akan mengundang beberapa perwakilan parlemen dari
sejumlah negara untuk bisa menghadiri pemberian penghargaan tersebut kepada
seluruh menteri perempuan yang berprestasi menurut penilaian BKSAP. Dimana
rencananya acara tersebut akan digelar pada Rabu depan (14/3/2018).
Bapak Jokowi sendiripun akan mendapatkan penghargaan juga pada acara itu
nantinya. Karena berdasarkan sejarah
bahwa zaman kabinetnya Jokowilah yang paling banyak mengangkat perempuan
sebagai menterinya.
Ketika akan digelar pemberian penghargaan tersebut kepada sejumlah
menteri perempuan, terutama kepada Ibu Sri Mulyani, Fadli Zon langsung bersuara
dan keberatan akan rencana DPR tersebut. Meminta supaya dalam pemberian
penghargaan tersebut dilakukan setelah adanya paripurna dulu di DPR. Sebab pemberian
penghargaan atas nama DPR. Dan juga berdasarkan pendapat pribadinya sendiri,
bahwa Sri Mulyani tidak pantas untuk menerima penghargaan tersebut.
“Kalau
atas nama DPR ya harus dibawa dan disetujui paripurna. Ekonomi kita terpuruk.
Rupiah kita melemah termasuk yang paling rentan di asia. Kemudian utang juga
melonjak tinggi, lalu juga pecapaian target-target pertumbuhan tidak
tercapai," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis
(8/3/2018).
Akan
pernyataan tersebut, yakni tentang pelemahan rupiah, Ibu Sri Mulyani menanggapi
langsung akan pernyataan Bapak Fadli Zon tersebut. Seperti yang dilansir oleh
Kompas.com (6/3/2018), bahwa penurunan nilai mata uang kita dikarenakan
sentimen dari negara Amerika sendiri. Dimana negara tersebut menarik kembali
mata uang mereka, sehingga itu menimbulkan ekses negatif kepada banyak negara.
Dan bukan hanya negara Indonesia sendiri.
Akibat
dari persediaan mata uang kurs dollar berkurang di suatu negara, hal itu akan
melemahkan mata uang negara setempat. Tapi hal itu sebaliknya akan menguatkan
mata uang dollar. Hal itu dilakukan oleh pemerintah Amerika untuk memperkuat
mata uang mereka di dunia.
Dengan
kondisi seperti itu, Fadli menilai bahwa upaya pemerintah kurang optimal dalam
menguatkan nilai tukar mata uang rupiah. Padahal sudah ada intervensi dari Bank
Indonesia.
Melihat
sekilas bahwa kritikan ataupun nyinyiran dari seorang Fadli Zon kepada Sri
Mulyani, tampaknya masuk akal. Tapi ketika hanya dia seorang saja yang
berkeberatan tentang pemberian penghargaan tersebut, dan tidak ada orang lain
yang bersama-sama dengan dia, tampaknya kritikan tersebut hanyalah sentimen
pribadi seorang Fadli Zon saja.
Penghargaan
yang didapatkan bukan hanya dari dunia internasional, juga mendapatkannya dari kesultanan Tidore. Dan bahkan lembaga
negara seperti DPR, berencana memberikan penghargaan kepada seorang Sri
Mulyani.
Banjirnya
penghargaan kepada beliau, bukankah menunjukkan bahwa kinerja seorang Sri
Mulyani memang bagus dan berdampak bagi pemerintahan Indonesia. Hal itu akan
menafikan segala kritikan dan nyinyiran seorang Fadli Zon.
Penilaian
Anda bagaimana dengan Fadli Zon, pantaskah?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar