Inilah langkah keyakinan seorang Jokowi di dalam memimpin bangsa ini. Beliau betul-betul peduli akan nasib bangsa ini. Tiada yang terluput dari perhatian beliau. Meskipun dijadikan sasaran tembak oleh lawan politiknya termasuk jadi sumber inspirasi pembuatan puisi oleh Bapak Zon, dijadikan banyak meme yang menghina beliau, bahkan keluarganya juga, beliau tidak gentar sedikitpun. Tidak urung niatnya dan hatinya di dalam menata, membangun, menyejahterahkan dan memakmurkan bangsa ini.
Bayangkan
saja, berapa lama penyelesaian pemberian sertifikat tanah untuk 70 juta sertifikat
tanah. Ketika target BPN (Badan Pertanahan Nasional) hanya 500 ribu sertifikat
per tahunnya, bisa sampai 140 tahun itu
baru selesai. Hal itu disampaikan oleh Bapak Jokowi ketika dia menyerahkan
sertifikat tanah ke masyarakat Bali hari ini (23/2/2018), seperti yang dilansir
oleh Tribunnews.com.
Itu artinya
ada 28 periode pilpres (pemilihan presiden) ataupun pergantian presiden, baru
masalah mengenai tanah baru kelar. Dan juga ada enam pergantian generasi. Jika
kebanyakan generasi yang memimpin saat ini adalah generasi X, sedangkan Pak
Jokowi adalah generasi Baby Boomers,
dan tahun 2010 ke atas adalah generasi Alpha. Coba bayangkan ada berapa
generasi yang ditolong Bapak Jokowi.
Tapi pada faktanya
bukan 70 juta lagi sertifikat tanah yang harus diberikan oleh BPN, melainkan 80
juga lagi. Seperti yang dilansir dari liputan6.com (10/1/2018), oleh
Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) ataupun Badan Pertanahan Nasional,
bahwa total ada 126 juta bidang tanah yang harus disertifikasi. Per tahun 2016,
sertifikat tanah yang sudah dimiliki oleh masyarakat baru mencapai angka 46
juta bidang tanah yang disertifikasi. Ditambah tahun kemarin (2017) sudah
selesai 4,2 juta.
"Masih
ada sisa 80 juta tanah lagi yang kita harus capai. Tapi saya pikir angkanya
akan lebih banyak karena warisan dipecah buat anaknya. Di 2018 kami harapkan 7
juta bidang, ini akan mudah dicapai. Dan di 2019 ditargetkan 9 juta bidang. Di
2023 semua tanah sudah terdaftar dan berserfitikat," ujar dia dalam
Rakernas Kementerian ATR/BPN di Jakarta, Rabu (10/1/2018).
Lihat prestasi
yang sudah dikerjakan oleh kementerian kita yang satu ini. Dan itu tidak
terlepas dari target atau tantangan yang ditetapkan oleh Bapak Jokowi kepada
Kementerian tersebut yang harus segera dicapai. Kalau tidak tercapai, maka
siap-siap untuk dicopot jabatannya. Demikian juga Bapak Menteri, menantang
setiap kepala kanwilnya, kalau tidak tercapai, maka siap-siap kena copot juga.
Begitulah tantangan yang diberikan, untuk bisa memotivasi dan menantang
orang-orang di BPN supaya bisa berprestasi dan mencapai target.
Jokowi hanya
menetapkan di tahun 2018 ini bisa selesai 7 juta saja. Tapi oleh Kementrian
ATR/BPN, mencoba memberikan lebih dari target yang ditetapkan, yakni 8 juta
sertifikat bidang tanah. Inilah contoh kinerja maupun performa yang baik yang
harus bisa ditiru, bukan hanya oleh pejabat
yang terkait, pemimpin daerah ataupun juga masyarakat harus segera
meniru pola kinerja yang seperti ini. Kalau tidak, kita hanya menjadi
orang-orang yang hidup dengan kebiasaan atau kebanyakan orang.
Menurut Bapak
Sofyan seperti yang dilansir liputan6.com (11/1/2018), bahwa di dalam mencapai
target di tahun 2018 ini, di 31 provinsi yang ada, kegiatan redistribusi tanah
di masing-masing provinsi ditargetkan bisa selesai 350 ribu bidang tanah. Itu
artinya potensi yang bisa dicapai di tahun ini
bisa mencapai angka 10 jutaan lebih. Dimana tanah itu bisa berasal dari lahan
transmigrasi, lahan Hak Guna Usaha (HGU) yang habis masa berlakunya, lahan
terlantar, maupun dari pelepasan kawasan hutan.
Jadi
kementerian tersebut harus berkoordinasi dengan seluruh pejabat atau instansi
yang terkait. Dimulai dari kelurahan, Kabupaten, Dispenda, Kantor Pelayanan
Pajak, hingga unsur aparat keamanan pun harus terlibat di dalam mencapai target
yang sudah ditetapkan.
Bahkan
realisasi terwujudnya angka 8 juta sertifikat tanah tersebut tidak harus sampai
setahun, cukup setengah tahun. Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris
Jenderal Kementerian ATR/BPN, M.Noor Marzuki.
“Pemetaan
tanah akan dimulai Februari, dan prosesnya itu sekitar 95 hari, atau 4 bulan
lah, jadi selesainya bisa pada Juni. Untuk penyelesaian sertifikat tanah, itu Insya
Allah pada Oktober," ungkap dia.
Itu
adalah langkah-langkah optimis yang bukan hanya dimiliki oleh Bapak Jokowi
seorang, seluruh jajarannya juga adalah orang-orang yang punya optimis dan
harapan yang tinggi. Seperti yang juga disampaikan oleh beliau, bahwa ketika
ada kemauan bukan tidak mungkin hal itu bisa tercapai. Meskipun awalnya
dianggap mustahil.
“(Itu)
Realistis, dulu hanya 500 ribu (bidang tanah), saya beri target 5 juta, dapat.
Saya minta 7 juta tahun ini, tadi sudah dijawab Pak Menteri sebelum akhir tahun
rampung. Kenyataannya kalau kita punya tekad yang kuat,niat yang bener,
rampung. Yang optimis lah, dulu juga banyak yang pesimis dari 500 ribu ke 5
juta loncat sampai 10 kali," ungkap Bapak Jokowi kepada Kementrian ATR/BPN.
Akhirnya,
ketika Bapak Jokowi tidak diberi kesempatan lagi untuk periode kedua, mustahil
hal-hal kecil ini bisa dikerjakan oleh orang lain. Sebab pasti orientasi maupun
visi misinya sudah beda. Maukah kita memberikan amanat ini kepada orang lain,
yang masih hanya sekedar memberikan janji, dan bukannya bukti? Sebab seperti
yang sudah kita lihat sendiri, bahwa seluruh orang-orang yang kontra Jokowi,
bisanya hanya nyinyir doang. Bukankah itu tidak menutup kemungkinan dimiliki
oleh pemimpinnya. Silahkan jawab sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar