Senin, 19 Februari 2018

Bapak Sandi, Bagusnya Pemimpin itu Ditertawakan atau Menertawakan ?


 

Bapak Sandi berdasarkan pengakuannya sendiri, bahwa  dia adalah seorang pemimpin yang sering ditertawakan  oleh publik. Pengakuan ini terlontar ketika dia mengikuti ajang Stand-up Comedy.

Seorang pemimpin dan politisi itu harus mampu dikritik juga. Dan harus siap untuk ditertawakan. Dan saya ini sudah paling sering lah ditertawakan," kata Sandi usai menghadiri kontes stand-up comedy, (Kompas.com, Sabtu 17/2/2018).

Kemudian setelah itu dia punya gagasan untuk memfasilitasi para komika untuk bisa menambah penghasilan dari ajang-ajang seperti ini. Kemudian mengusulkan kepada para politisi maupun para kepala daerah untuk ikutan dalam Stand-Up Comedy supaya bisa introspeksi diri. Dan hal itu bagus, sebab bisa menjadi objek atau event wisata baru.

Tapi mengenai hal ini, usulan Bapak Sandi, Bapak Ahok maupun Bapak Jokowi sudah aral melintang dengan ajang seperti itu. Video aksi Bapak Ahok maupun Bapak Jokowi bisa disaksikan dan banyak berseliweran di Youtube. Bahkan pernah diucapkan Bapak Ahok, bahwa dirinya mengharapkan banyak undangan untuk memberikan wejangan komedi di stand up comedy, sebab bayarannya lumayan gede.  

Tapi seorang pemimpin itu bagusnya ditertawain atau menertawai yah? Ketika kita ditertawain dipastikan karena ada yang lucu dari kita. Entah itu sumber kelucuannya karena sikap atau tindakan kita yang selalu nampak bertentangan dengan pandangan masyarakat umum sehingga tampak lucu atau mungkin karena kita memang pada dasarnya seorang pelucu. Karena tampang atau muka kita memang sudah lucu duluan, sehingga ketika asal ngomong saja, sudah dianggap lucu.  

Mari melihat sejenak beberapa hal dari Bapak Sandi sehingga ia banyak ditertawain oleh banyak publik.

Pertama, ketika dirinya memakai lip balm, pelembab bibir. Tingkah aneh ini langsung mendapat sorotan publik, dikarenakan seorang pria dipastikan jarang untuk memakai pelembab bibir. Tapi aneh pemimpin DKI yang satu ini, ditengah-tengah sedang mendampingi Bapak Anies menjawab banyak pertanyaan dari awak media, dia menunduk kemudian merogoh kantung sebelah kanannya dan mengangkat benda kecil kemudian langsung memoles bibirnya. (Liputan7.com, 13/12/2017)


Kedua, bahasa Sandiaga Uno yang sering gagal paham. Ketika hendak mengkombinasikan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, jadi aneh bahasa yang diungkapkan oleh beliau. Dimana dalam menanggapi dan menjawab berbagai pemasalahan Ibu Kota, Sandiaga kerap kali mengucapkan istilah dan kata dalam Bahasa Inggris daripada menggunakan Bahasa Indonesia.

Tidak hanya mengemas setiap penjelasan dengan Bahasa Inggris, pernyataan-pernyataan yang terlontar dari orang nomor dua di Jakarta ini kerap menjadi bulan-bulanan warganet. Terakhir pernyataan Sandiaga yang menuding para pejalan kaki sebagai penyebab kemacetan di Tanah Abang, bukan para pedagang yang lapaknya memakan badan jalan.

Menurut Sandi, apa yang dia ucapkan tersebut adalah spontanitas. Meski di-bully warganet, Sandi mengaku ikhlas dengan ejekan dan cacian yang berseliweran di media sosial.

"Alhamdullilah, itu jadi ladang amal, brand. Dan terbukti waktu di-bully awal-awal pencalonan saya sudah bilang, ini bukan hanya dosa kita yang dikurangin, tapi kita juga dapat amal dan keberkahan," ujar Sandi, Senin 13 November 2017.

Ketiga, ketika lebih banyak mengerjakan kesenangannya berolahraga, terutama senam,  ketimbang menyelesaikan masalah-masalah yang timbul di DKI. Banyak warganet yang komentar dengan hal ini. Sehingga Pak Sandi lebih cocoknya menjadi guru olahraga dibandingkan menjadi Wakil Gubernur.

Di sela-sela sehabis lari pagi, kerap sekali dirinya bersenam ria bersama dengan seluruh pegawai dinas yang ada. Seperti yang dilansir oleh kompas.com (29/2/2017), sehabis usai dirinya berolah raga, dengan masih berkeringat dan memakai baju olahraga dia langsung  melayani warga dan melayani wawancara dari awak media.


Keempat, ketika menyinggung soal gaji guru DKI. Bapak Sandiaga Uno menyatakan bahwa  besaran gaji guru di DKI tak jauh berbeda dengan gaji guru di Finlandia. Dan oleh pernyataan itu, Bapak Wakil Kepala Dinas Pendidikan (Wakadisdik) DKI  Jakarta, Bowo Irianto ingin kembali menjadi guru. Seperti yang dilansir oleh detiknews.com (11/1/2018).
               
"Yang lain, sudah banyak dijalankan di DKI, seperti anak SD harus 7 tahun, nggak boleh di bawah itu. Guru-guru gajinya di DKI nggak kalah sama Finlandia. Saya lihat di sana guru adalah standarnya Rp 31 juta per bulan. Ternyata guru-guru kita yang terbaik sudah segitu juga," ujar Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, sore tadi.

Itu baru beberapa hal tentang Pak Sandiaga Uno yang kerap sekali menjadi bulan-bulanan warganet. Tidak tahu kedepannya bagaimana perkembangan Bapak Sandi ini. Akankah dirinya akan menambah rekor untuk menjadi bahan candaan dari kalangan publik atau tidak.

Terakhir,  hal yang mau saya sorot dari Bapak Sandi ini adalah ketika dirinya selalu merasa nyaman dengan kondisi dirinya yang kerap sekali menjadi bahan tertawaan oleh banyak orang. Hal itu tentunya akan menggerus kewibawaannya di dalam memimpin. Bahkan bisa terkesan dirinya akan menjadi seorang anak-anak yang tidak mengerti akan hal yang seharusnya dia hadapi.

Adalah lebih baik untuk bisa menertawakan diri sendiri, yang artinya mengkritisi diri sendiri. Ketimbang ditertawakan oleh banyak orang, karena beberapa hal yang sudah kita katakan atau kita perbuat. Oleh karena itu Bapak Sandi berubahlah, menertawakan diri sendiri boleh, tapi jangan menjadi objek yang terus-menerus menjadi bahan candaan publik. Apalagi merasa nyaman dengan kondisi yang seperti itu.          




1 komentar:

  1. Anda salah satu penggemar permainan Pokervita?
    Jarang menang dalam permainan Pokervita?

    Jangan khwatir kawan mari join bersama kami agen POKERVITA ternama di tahun 2021

    Banyak bonus menanti anda
    jadi tunggu apalagi kawan mari join segera bersama kami

    Info hub
    WA:0812 2222 996

    BalasHapus

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...