Sabtu, 24 Februari 2018

Meniru Spirit Sosok Bang Novel Ikon Pembasmi Koruptor




Kedatangan penyidik KPK yang satu ini waktu lalu (22/2/2018) memang luar biasa sambutannya. Bukan karena apa, tapi memang beliau sangat garang dan profesional di dalam mengemban tugas maupun amanat yang diberikan kepadanya. Bahkan mantan seorang Ketua DPR-pun, Setya Novanto mengakuinya seperti yang dilansir oleh pemberitaan MetroTV dua hari lalu, sewaktu dia pernah disidik oleh Bang Novel Baswedan.

Orang yang punya kualitas tinggi kemanapun akan tetap laku. Tidak pernah kuatir terhadap masalah yang akan datang menghampirinya.Bahkan dalam penghidupannya sehari-haripun tidak akan merasa kuatir. Sebab dia yakin bahwa segalanya akan dicukupkan ketika dia mau berserah.

Memang betul Bang Novel Baswedan, sosok orang yang tiada punya rasa takut. Seperti yang dilansir oleh detiknews.com (24/2/2018), ketika baru saja sampai ke rumah Kamis (22/2/2018), esok pagi, Jumat subuh sudah ikutan lagi sholat berjamaah ke mesjid yang dekat dengan rumahnya. Dimana pada subuh 11 April 2017, sewaktu pulang sholat, tiba-tiba orang-orang yang tidak dikenal menyiramkan air keras ke mukanya. Sehingga mengakibatan mata kirinya mengalami kebutaan. Sedangkan mata kanannya tidak mengalami kerusakan yang begitu berarti.


Bahkan ketika dengan kondisi mata yang rusak,bukan berarti tidak bisa melakukan hal yang lain.Tetap mengupayakan pengobatan untuk memulihkan matanya kembali. Sudah sepuluh bulan lebih berada di Singapura, meskipun hasilnya tidak begitu bagus untuk perbaikan matanya. Ternyata Tuhan tidak buta, dan sudah mengirimkan orang-orang yang mau dan bersedia untuk mendonorkan matanya.

Seperti yang dilansir oleh detiknews.com (23/2/2018), Kusumo Hartanto (50) warga Sukabumi dan seorang juruparkir, akhirnya menyatakan dirinya rela menjadi donator untuk matanya Bang Novel Baswedan. Dia menyatakan dengan mantap keinginan hatinya dan bahkan sudah minta ijin dengan istri dan keluarga besarnya yang lain.

Bapak Kusumo Sang Pendonor

Dengan adanya pemberian mata tersebut, dia berharap KPK bisa semakin powerfull lagi di dalam membasmi para koruptor. Dan sosok seorang Novel pantas untuk mendapatkan hal itu. Tidak tahu, apakah Bang Novel ini akan menerima sumbangan mata tersebut. Sebab ternyata beliau adalah orang yang tidak suka meminta-minta apalagi merasa dikasihani.

Hal itu terbukti dari, ketika ada rekan-rekannya yang mengumpulkan aksi bantuan yang mencapai angka 120 jutaan rupiah untuk disumbangkan kepada Bang Novel, beliau dengan tegas menolak pemberian tersebut. Dan menyatakan bahwa,

“itu hanya boleh diterima orang miskin. Dan saya tidak ingin menjadi miskin karena itu. Insya Allah saya masih mampu. Tolong sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman”.

Suatu sikap yang patut ditiru oleh kita semua. Meskipun di dalam kondisi ekonomi yang begitu sulit, pendapatan yang terus berkurang selama pengobatan di Singapura, juga  harus menjual beberapa asetnya, yakni rumah maupun mobil,  di dalam membantu ibunya maupun untuk kecukupan pemenuhan kebutuhan keluarga besarnya.

Adapun prestasi yang sudah ditorehkannya di dalam memberantas kasus korupsi, seperti yang dilansir oleh Viva.co.id (24/2/2018), yakni menyeret Muhammad Nazaruddin dari pelariannya di Kolombia atas  kasus wisma atlet yang juga ternyata melibatkan Angelina Sondakh, memenjarakan Nunun Nurbaiti dalam kasus pemililhan deputi gubernur senior Bank Indonesia lalu, membongkar kasus simulator SIM sehingga ada lagi pertikaian antara KPK maupun Polri. Kemudian beliau kembali diseret-seret mengenai kasus dugaan penembakan oleh beliau di tahun 2004 lalu di Bengkulu, namun hal itu tidak terbukti.

Mengingat fakta yang sedang terjadi di lapangan, bahwa Indonesia seperti kekurangan orang-orang yang berintegritas dan jujur di dalam hidupnya atau di dalam jabatan yang ia emban. Terbukti dari di awal tahun ini saja sudah ada lebih kurang 6 orang kepala daerah yang sudah ditangkap oleh KPK.


Sosok seorang Novel Baswedan yang ternyata sepupu dari Gubernur DKI sekarang, menjadi anomali tersendiri bagi bangsa kita. Ketika berani menindak para koruptor dan mengungkap segala motivasi yang mendasarinya  dan akhirnya bertindak melakukan korupsi, bisa dengan begitu mendalam diinvestigasi oleh beliau.

Dan tidak sedikit teror atau ancaman yang datang silih berganti yang datang kepadanya,ketika dia dengan tegas bertindak untuk melawan para koruptor. Bapak Novel Baswedan, engkau tidak sendirian saja. Ada kami masyarakat pendukungmu. Berjuang bersamamu di dalam membasmi tikus-tikus berdasi yang doyan merampok uang rakyat. Semangatmu dan patriotisme yang abang tunjukkan telah menyadarkan kami bahwa masih ada orang-orang yang peduli dengan nasib bangsa ini.

Satu lagi ada info menarik bang. Ketika mata abang belum bisa pulih, ada loh mata palsu yang sedang gencar dikembangkan oleh anak-anak bangsa sendiri. Ada banyak okularis yang handal dan sudah lama beroperasi di negara kita. Hal itu akan bisa menolong Abang di dalam mengerjakan tugas-tugas di KPK. Ketika Abang memiliki mata palsupun hal itupun tidak akan membuat hatinya abang ikut palsu.

               



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...