Selasa, 06 Februari 2018

Satu Lagi Karya Pak Ahok, Tetap Diteruskan Pak Anies, I-Jakarta


Tampilan Pak Anies Sandi dan Pak Ahok di IJakarta




Pak Ahok memang the best dalam merancang sebuah program. Program yang dikerjakannya memang betul-betul matang. Meskipun tidak memimpin lagi, ada banyak legacy atau warisan yang ditinggalkan beliau. Termasuk program aplikasi I-Jakarta. Sebuah aplikasi pinjam buku sepertii perpustakaan. 

Berikut pernyataan beliau dalam profil yang terpasang di fitur e-Pustaka. Menjadi pelayan publik bukan pekerjaan mudah. Masyarakat perlu mendapat perhatian lebih. Masyarakat perlu pelayan dan pemimpin yang melayani. Salah satu cita-cita Gubernur DKI, Ir. Basuki Thahaja Purnama,M.M,biasa disapa Ahok, adalah memberi fasilitas umum gratis untuk membaca tanpa dibatasi ruang dan waktu. Cita-cita tersebut terwujud untuk warga Jakarta dengan hadirnya aplikasi perpustakaan digital bernama Ijakarta sebagai gagasannya yang sekarang ada dihadapan Anda.

Perpustakaan digital (ePustaka) miliknya ini berisi buku-buku koleksi belia yang dapat dibaca oleh siapa saja dan kapan saja. Anda pun dapat mengikutinya sebagai follower di ePustaka ini. Memberikan komentar terhadap buku yang Anda baca di laman ePustakanya. Perpustakaan digital Pak Ahok ini memperpendek jarak komunikasi warga Jakarta untuk mengenal beliau lebih dekat melalui koleksi buku digital yang dimiliki.

Program ePustaka ini menjadi karya yang tak terbantahkan, bahwa kualitas Pak Ahok memang benar-benar beda. Ijakarta yang sudah berjalan sejak tiga tahun lalu, seperti yang dilansir oleh liputan6.com (19/5/2016), dilounching bertepatan dengan Hari Buku Nasional, Senin (17/5/2016). Dan aku sudah memakai aplikasi ini sejak November tahun 2016 lalu. Merasakan dampaknya secara langsung, meskipun aku bukanlah warga Jakarta. Bisa mengakses banyak buku gratis yang berbobot yang kalau kita beli buku fisiknya diluar belum tentu mampu. 

Ijakarta sebagai salah satu pelopor aplikasi perpustakaan digital berbasis media sosial di Indonesia. Memadukan potensi serta kegemaran warga Jakarta di media sosial dengan pemenuhan kebutuhan warga akan informasi serta ilmu pengetahuan melalui buku yang berkualitas. Dimana menurut Tike Priatnakusumah, penyiar radio dan bintang televisi, “Ijakarta menjadi solusi yang tepat  bagi para “digital native” dan bagi mereka yang butuh medium tanpa batas untuk mengekspresikan dirinya melalui tulisan atau untuk meningkatkan pengetahuan.

Wandi S.Brata, Direktus Pelaksana Yayasan Nusa Membaca, kemudian mengatakan bahwa apa yang dilakukan di dalam iJakarta dapat menjadi model bisnis baru bagi dunia buku. Dimana penulis dan penerbit terlindungi dengan adanya hak cipta digital yang jelas. Kemudian adanya kesempatan langsung  maupun ruang yang lebih luas ketika mau berinteraksi dengan pembaca dan komunitas.
Penggunaannya aplikasi ini juga cukup mudah. Bisa digunakan di berbagai platform, seperti iOS, Android maupun PC.  Dengan hanya mendownload aplikasi tersebut, masuk dan mendaftarkan diri dengan menggunakan akun Facebook kita ataupun email yang kita miliki.

Adapun keuntungan untuk menjadi membershipnya,yakni jangka waktu keanggotaan selama satu tahun, bisa meminjam buku hingga 1000 buku, maksimal pinjam buku 3 judul perhari, dan satu buku aktif selama 7 hari. 

Berdasarkan pantauan saya hari ini (6/2/2018), awalnya saya terkejut melihat sosok Gubernur baru DKI H.Anies Rasyid Baswedan, Ph.D, dan Wakilnya Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A ada di fitur ePustaka paling atas. Itu artinya beliau baru bergabung dalam aplikasi Ijakarta ini. Tidak tahu kapan tepatnya bergabung di dalam wadah perpustakaan digital Jakarta. 

Bapak Anies sudah menyumbangkan lima buku, lima salinan judul buku dan ada 131 anggota kepustakaannya, dengan jumlah followers baru 59 orang. Dengan kondisi sekarang, 4 buku diantaranya sudah habis salinannya. Itu artinya kita tidak bisa lagi meminjam buku-buku itu.

Sedangkan Bapak Sandiaga Uno juga memiliki 5 buku, 5 salinan buku, jumlah keanggotaan pustakanya sebanyak 77 anggota. Sedangkan jumlah followernya baru 55 orang. Dengan kondisi bukunya, 3 salinan copy nya sudah habis.  

Bagaimana dengan Pak Ahok. Berdasarkan penelusuran saya, beliau mempunyai 43 buku, tapi jumlah salinannya sebanyak 88 buku. Itu artinya masing-masing judul buku memiliki minimal dua salinan. Ketika buku yang satu dipinjam, berarti masih ada stok satu lagi yang bisa kita pinjam. Jumlah keanggotaan pustakanya mencapai 676 anggota. Sedangkan jumlah followernya sudah mencapai 3.669 orang. 

Sedangkan Bapak Drs. DJarot Saiful Hidayat, M.Si., meskipun dalam Profil  beliau di Ijakarta, masih ‘Trial Version’, beliau memiliki 17 judul buku, dengan jumlah salinannya sebanyak 950 salinan, keanggotannya mencapai 74 orang. Jumlah followersnya baru 340 orang. 

Terakhir, bersyukur buat Bapak Anies ternyata masih meneruskan aplikasi ini. Seandainya kalau tidak, kita tidak bisa lagi mengakses buku gratis berkualitas. Bahkan buku-buku yang baru terbitpun ada disitu. Ketika tidak punya uang untuk membeli buku baru, kalau mau yang gratisan, yah mari gunakan aplikasi tersebut.

Pernah berpikir, kenapa sewaktu menjabat dulu sebagai Menteri Pendidikan, tidak mencoba memulai aplikasi yang seperti ini. Padahal ketika kita didaulat sebagai seorang menteri yang menangani seluruh pendidikan yang ada di Indonesia ini, tugasnya yakni membuat bangsa ini semakin cerdas dan berwawasan luas. Tapi ya, sudahlah, beliau memang tidak memiliki mimpi seperti mimpinya Ahok. Bisanya hanya untuk mengikuti ajalah. Itupun sudah baik. 

Bagaimana jika kebijakan baik lainnya, tapi akhirnya tidak diteruskan atau artinya dihentikan. Kita mau bilang apa. Kita sebagai hanya warga masyarakat hanya bisa berkata, ya sudahlah. 



Sekali lagi, thanks buat Pak Anies yang masih melanjutkan aplikasi Perpustakaan Digital gratis ini. Selamat buat kebijakan baik Bapak.

1 komentar:


  1. Anda salah satu pencinta permainan Poker?
    Mari join bersama kami di agent POKERVITA

    Dapatkan bonus menarik setiap hari & minggunya bersama kami

    Info hub
    WA:0812 2222 996

    BalasHapus

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...