Jumat, 09 Februari 2018

Implikasi Pesan Perdamaian dan Sejumlah Fakta Unik di Olimpiade Musim Dingin di Korea




Olimpiade Musim Dingin resmi dibuka di Pyeounchang, dan akan berlangsung mulai hari Jumat (9/2/2018) hingga penutupan pada Minggu (25/2/2018). Dimana upacara pembukaannya diadakan di Pyeunchang Olympic Stadium, sebuah  bangunan dengan kapasitas untuk 35.000 penenton. Olimpiade kali ini menjadi ajang kedua bagi Korea, ketika sebelumnya Olimpiade Musim Panas pernah digelar di Seoul pada tahun 1988.


Seperti yang dilansir kompas.com (9/2/2018), dan juga berdasarkan situs resmi web Olimpiade, bahwa perhelatan Olimpiade Musim Dingin kali ini, menjadi ajang ke-23. Dimana Olimpiade Musim Dingin pertama berlangsung di Chamonix, Perancis pada tahun 1924. Kemudian setelah Korea Selatan, Beijing akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin tahun 2022. Juga di dalam Olimpiade Musim Dingin kali ini, ada 92 negara yang berpartisipasi. Dan para atlet akan bertanding dalam 15 jenis cabang olah raga musim dingin, yakni olah raga yang berhubungan dengan es.

Melihat sejenak sejarah Olimpiade.

Seperti yang dilansir dari jambi.tribunnews.com (15/8/2016), awalnya Olimpiade hanya berlangsung di Yunani Kuno. Kemudian berakhir pada 393 M, yang dihentikan oleh Kaisar Romawi, Theodosius. Selanjutnya oleh seorang bangsawan Perancis bernama Piere Fredy Baron de Coubertin pada tahun 1894 mengadakan kongres untuk menghdupkan Olimpiade kembali dan hasilnya didirikanlah Komite Olimpiade Internasional (IOC). Kemudian pada tahun 1896, Athena , Ibu kota Yunanii dipilih sebagai tuan rumah Olimpiade modern pertama.

Selanjutnya perhelatan pertandingan olahraga Olimpiade ini digelar empat tahun sekali. Sampai hingga sekarangpun pelaksanaannya terus digelar. Sempat terkendala pada masa-masa Perang Dunia kedua. Dan selama Abad ke 20-21, IOC melakukan evolusi perubahan penyelenggaraan olimpiade ini. Selain perhelatan Olimpiade Musim Panas, ada beberapa penyesuaian yang dilakukan. Yakni penciptaan Olimpiade Musim Dingin untuk olahraga es dan salju, Paralimpiade untuk atlet dengan kekurangan fisik dan Olimpiade Remaja untuk para atlet remaja.

Fakta menarik ketika perhelatan pembukaan Olimpiade Musim Dingin tahun 2018 ini dibuka, yakni adanya penggabungan tim hoki perempuan yang menjunjung bendera unifikasi  antara Atlet Korea Utara dan Korea Selatan pada pembukaan olimpiade pada hari ini (9/2/2018). Dan tim gabungan ini juga akan bertanding nantinya. Sebagai sebuah upaya untuk menunjukkan hangatnya rasa persatuan antara kedua negara dimana setelah Perang Dunia kedua, akhirnya berpisah.


Perhelatan Olimpiade Musim Dingin kali ini, juga ingin menyampaikan pesan kepada dunia, pesan yang begitu kuat tentang persahabatan, perdamaian dan kebersamaan. Hal yang menarik, pada acara pembukaan, yang dapat kita saksikan yakni adanya penampilan lima anak-anak Korea yang memakai baju yang berwarna-warni, sebagai representase dari unsur-unsur yang diyakini di Korea yakni unsur api, air, kayu, logam dan tanah. Dengan ditemani oleh Harimau putih besar, yang melambangkan semangat dan jiwa orang Korea.   

Lee Hee-Beom, sebagai POGOC (Presiden and CEO of the Organising Committee), seperti yang dilansir di olympic.org, bahwa, “Olimpiade Musim Dingin PyeongChang 2018 akan memimpin kita –orang Korea, ke dunia rekonsiliasi. Sama seperti penyelenggaraan Olimpiade Seoul tahun  1988 yang bisa memecahkan konflik perang dingin antara Timur dan Barat 30 tahun yang lalu, kita berharap kebersamaan dan partisipasi dua Korea pada ajang Olimpiade Musim Dingin PyeongChang  akan kembali membawa damai di negeri kita.”

Kemudian, Presiden IOC (International Olympic Committee), Thomas Bach, berpesan kepada para atlet, mengingatkan mereka untuk menjaga semangat  fair play (permainan yang adil), maupun spirit dari Olimpiade itu.

“Kalian akan menginspirasi kami semua untuk hidup bersama di dalam perdamaian dan harmoni meskipun kalian semuanya berbeda. Kalian akan menginspirasi kami dengan bertanding untuk kehormatan tertinggi di dalam Olimpiade, dengan spirit keunggulan, saling menghormati, dan adil (fair play).” Selanjutnya Ia berkata lagi, “Kalian hanya dapat menikmati pertandingan Olimpiade ini, jika kalian menghormati segala aturan dan bermain bersih. Hanya dengan itu, prestasi kalian akan dikenang sepanjang masa,  sebagai Olimpian sejati dan berharga.”

Meskipun Indonesia tidak mengirimkan atletnya kesana, tapi Indonesia tetap mendukung acara akbar ini. Bahkan Dubes Korea Selatan untuk Indonesia, Tae Young, akan memberangkatkan beberapa awak media maupun atlet untuk bisa melihat pertandingan Olimpiade Musim Dingin di PyeoungChang.

Pemberian Kondom hingga Samsung Note Terbaru


Hal yang unik lainnya, seperti yang dilansir oleh Kompas.com (1/2/2018) yakni pemberian kondom sebanyak, 110ribu item kondom dibagikan kepada seluruh atlet. Sebagai upaya untuk pencegahan penyebaran penyakit HIV Aids. Dan angka ini menjadi pemberian terbesar di sepanjang perhelatan event Olimpiade Musim Dingin yang lalu. Dimana perusahaan karet, bernama Convenienco.co bersedia mendonasikan seluruh kondom tersebut untuk bisa menyukseskan perhelatan akbar ini.

Kemudian Atlet Korea Utara yang berjumlah 24 atlet, menolak pemberian Samsung Galaxy Note 8 edisi Olimpiade. Dikarenakan hanya boleh memakai disepanjang pertandingan olimpiade dan harus mengembalikannya lagi. Itu disebakan karena negara tersebut sedang mendapatkan sanksi dari PBB untuk tidak menggunakan barang-barang mewah dan berteknologi tinggi yang kemungkinan bisa digunakan oleh pihak militer. Bukan hanya Korea Utara, Iran juga mendapatkan sanksi yang sama. Cuma atlet Iran sebanyak 4 orang, menerima syarat itu.

Implikasi Makna Perhelatan Event Olimpiade ini

Kita perlu memaknai dengan benar makna yang coba ingin disampaikan melalui perhelataan akbar ini. Coba kita lihat bersama, bahwa dengan olahraga, masyarakat dunia bisa bersatu di dalam rasa kebersamaan dan persatuan. Prestasi yang pernah dihasilkan melalui olahraga ini, salah satunya adalah pernah membatalkan situasi perang dingin yang terjad antara Barat dan Timur. Meskipun akhirnya pernah gagal tidak bisa mencegah terjadinya Perang Dunia kedua yang lalu.

Selanjutnya ada harapan harapan yang besar untuk bisa menyatukan kembali negara Korea, supaya tidak berpisah seperti sekarang ini, yakni Korea Utara dan Korea Selatan. Seperti ketika pernah bersatunya dua negara di Eropa yang sempat terpecah, yakni Jerman Barat dan Jerman Timur. Dan langkah itu sudah dimulai dengan pemasangan bendera unifikasi antara Korea Utara dan Korea Selatan.

Bagi negara kita, yang masih utuh sampai sekarangi ini, pemaknaanya harus bisa lebih lagi. Negara Korea itu masih satu rumpun dan satu bahasanya, sedangkan bangsa kita,terdiri dari banyak rumpun dan suku-suku bangsanya, serta banyak bahasanya. Melihat perpecahan yang sudah terjadi di Korea, sangatlah merugikan dan menyengsarakan warganya sendiri yang notabene masih satu rumpun, apalagi kita yang sangat multi etnis, bibit-bibit perpecahan itu sangatlah kuat.

Jangan hanya karena kepentingan politik dari parpol-parpol yang ada, dimana mereka telah berubah arah dengan memainkan segala cara untuk bisa memenangkan kontestasi pemilihan di negara kita, maka kita harus terpecah belah. Memainkan isu sara, yang seharusnya kita sudah bisa lewati,tapi harus masih mudah tersulut emosi dan jiwa kita sehingga terpengaruh dan memberikan efek yang tdak baik bagi bangsa kita. Jangan sampai permainan politik yang sudah kita saksikan bersama di DKI Jakarta, akan terulang kembali di ajang pilkada maupun pilpres yang akan kita hadapi di tahun ini maupun yang akan datang.  

Terakhir, kitapun akan sebagai tuan rumah dalam event olah raga seluruh Asia, yakni Asian Games. Mari kita tunjukkan bahwa kita bisa bersatu dan bekerjasama dalam menyukseskan perhelatan ini. Juga melalui event ini, bangsa kita semakin sadar dan paham nilai-nilai akan sportivitas, keadilan, kerja keras, spirit kerja sama dalam tim yang kuat, dan tentunya disiplin serta taat aturan, itulah yang bisa menuntun bangsa kita semakin menjadi bangsa yang besar.  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...