![]() |
sumber gambar : suarainjil.com |
Ujian Pemurnian (Kisah Naaman) 2 Raja-raja 5
Terkadang ketika kita sudah komitmen dalam suatu ladang
pelayanan, cenderung kita akan mendapatkan sebuah proses pemurnian. Dan itu
ternyata tidak gampang untuk bisa kita lewati. Kisah Naaman dalam konteks
ini,sedang menderita kusta berat dan dia mendapatkan sebuah solusi ketika mau
mendengarkan seorang anak kecil keturunan orang Israel yang kebetulan sedang
ada di rumahnya. Ujian pemurnian pertama
yang kita dapatkan adalah perendahan diri maupun hati kita. Ketika merasa
terpanggil dalam suatu misi,terkadang cenderung untuk tidak mendengarkan dan bahkan
mengabaikan bawahan kita atau orang yang
ada disekeliling kita. Merasa diri kita yang paling hebat dan pendapat kita
yang paling benar. Tapi kenyataannya, tidak semudah itu, kita masih harus
membutuhkan saran atau pendapat orang yang sedang kita bina atau mungkin
statusnya dibawah kita.
Dua kali Naaman harus mendengarkan seruan dari bawahannya.
Pertama dari seorang Anak Kecil yang berada di rumahnya dan yang kedua, bersama
bawahannya ketika mereka sudah berada di
depan pintu rumahnya Elisa. Elisa pada waktu itu tidak mau keluar rumah untuk
menemui Namaan, sedang Elisa hanya menyuruh dia untuk pergi mandi ke sungai
Yordan sebanyak tujuh kali. Waktu itu hati Naaman sangat panas, sebab dalam
awal pikirannya, Elisa bisa menjumpainya , memanggil nama Allahnya, serta
menjamah sakitnya sehingga sembuh.
Kenyataan berbeda dari yang dibayangkan. Tapi beruntung dia masih mau
mendengarkan bawahannya dan akhirnya menuruti perintah dari Nabi Elisa untuk
berendam sebanyak 7 kali di sungai Yordan dan akhirnya sembuh.
Kedua, ujian
pemurnian yang akan kita dapatkan adalah Uang. Naaman dalam proses pengobatan dirinya, dia juga sudah
mempersiapkan persembahan untuk bisa diberikan kepada Elisa nantinya. Dia
mempersiapkan sepuluh talenta perak (setara 340 kg),dan enam ribu syikal emas
(setara 70 kg), serta sepuluh potong pakaian. Ketika Gehazi (hamba-nya)sudah
melihat persembahan tersebut, pikiran dan hatinya langsung tergoda. Padahal
jelas-jelas Elisa mengatakan bahwa dia tidak mau menerima apapun dari segala
persembahan Naaman. Gehaji menerka-nerka pikiran tuannya Elisa, bahwa dia terlalu segan untuk menerima
pemberian Naaman. Akhirnya pergi untuk menjumpai Naaman ketika mau pulang ke
negerinya. Dan mendapatkan keinginannya.
Tapi apa yang terjadi kemudian, dia harus menanggung penderitaannya Naaman
yaitu kusta yang dideritanya menjadi pindah kepadanya dan kepada keturunannya
juga. Akibat perbuatanya sendiri yang salah, yang kena konsekuensinya adalah
seluruh keturunannya, anak cucunya sendiri.
Kedua tools atau
alat ini sering dihadapi oleh setiap kita. Ego atau harga diri kita perlu
direndahkan Tuhan, serendah-rendahnya hingga mungkin kita harus mulai dari nol
lagi. Baru kita diberi kesempatan untuk melayani-Nya dengan komitmen yang
diperbaharui dan sungguh-sungguh. Yang kedua adalah uang. Tidak sedikit hamba
Tuhan yang juga jatuh dalam ranah ini. Sebab memang godaannya sangat besar,
ditambah lagi mungkin melihat kondisi kita yang selalu berkekurangan. Ketika
ada kesempatan untuk mengelola uang, kita pergunakan wewenang tersebut untuk
memanipulasi data keuangan sehingga kita berdosa. Jadi melalui nats ini kita
bisa diingatkan dan akhirnya menang dari dua ujian pemurnian ini, sehingga kita
bisa layak untuk melayaninya.t
Sikap yang benar
kepada barang pinjaman (2 Raja-raja 6:1-7) Kapak yang hilang
Kita sering sekali sepele terhadap hal-hal yang kecil dalam
hidup kita. Contohnya dalam hal pinjam meminjam suatu barang. Ketika kita
menganggap harga dari barang terebut
tidak seberapa mahal atau tidak terlalu berharga menurut kita, cenderung kita
akan mengabaikannya dan akhirnya bisa lupa. Seperti meminjam pulpen, penggaris,
atau buku kepada teman kita. ketika kita menganggap bahwa nilai dari barang
tersebut tidaklah mahal maka kita akan segera memiliki pemahaman yang picik dan
tidak bertanggung jawab.
Dalam konteks ini, kita bisa belajar dari sikap seorang nabi, yang waktu itu
mereka sedang membuka lahan baru untuk tempat tinggal, sebab tempat tinggal
pertama sudah sangat sesak. Terjadilah, kapak yang dia pinjam terjatuh kedalam
air. Dan meminta pertolongan Nabi Elisa untuk bisa mengambil mata kapak
pinjamannya. Artinya ketika kita sedang
mendapatkan sebuah masalah, janganlah kita ragu-ragu untuk cerita dengan
seorang nabi atau orang-orang yang sudah dekat dengan Tuhan. Untuk bisa
mendapatkan solusi atas segala permasalahan kita.
Pernah saya melihat cerita hilangnya kapak ini dalam sebuah
film animasi. Saya lupa judulnya apa tapi ceritanya hampir mirip dengan cerita
kapak hilang tenggelam di sebuah danau. Kemudian ada seorang malaikat penolong
yang bertanya kepada bapak tua yang menjatuhkan mata kapaknya. Tapi kemudian
yang dimunculkannya pertama adalah mata
kapak yang terbuat dari perak. Si Bapak Tua tersebut, mengaku bahwa itu bukan
punyanya.Kedua yang dimunculkan malaikat penolong itu adalah mata kapak yang
terbuat dari emas. Langsung si bapak tersebut mengaku bahwa itu adalah
kepunyaannya. Dan ternyata si Malaikat Penolong itu hanya mengujinya, dan
langsung tampak kebohongan dari bapak tua tersebut. Akhir ceritanya si Bapak
terus tampak sedih karena mata kapaknya yang dulu sudah hilang, kemudian mata
kapak yang dari emaspun akhirnya ditarik kembali oleh si malaikat tersebut.
Tuhan juga pernah mengingatkan kita bahwa ketika setia dan
taat kepada hal-hal yang kecil, maka kita akan diperaya untuk memimpin hal-hal
yang besar.Oleh karena itu jangan pernah meragukan hal-hal kecil yang
sedang dihadapkan ke kita. ketika kita taat dan setia kepada yang kecil-kecil,
maka sedikit demi sedikit kepercayaan kepada kita akan semakin bertambah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar