![]() |
sumber gambar : KristusYesus.com |
Kala itu Mordekhai sedang duduk
di pintu gerbang istana raja, seperti yang biasanya ia lakukan. Sekalian untuk
mengecek bagaimana keadaan Ester yang waktu itu sudah diangkat menjadi ratu, pengganti Wasti yang
sudah dibuang. Disela-sela waktu itu, dia bisa melihat dengan jelas ada
sida-sida raja yang sedang sakit hati
kepada raja, yakni Bigtan dan Taresh. Mereka adalah orang atau golongan yang
termasuk sebagai penjaga pintu. Karena sakit hatinya mereka berikhtiar untuk
membunuh raja Ahasyweros.
Ternyata hal itu juga masih
sering terjadi dimasa sekarang ini. Dengan mudahnya menghilangkan nyawa sesama
kita, hanya karena masalah sakit hati. Tidak menerima ucapan-ucapan yang sering
memojokkan serta menekan kita. Sehingga hal tersebut menjadi alasan untuk berbuat
kejam kepada orang yang sudah mengata-ngatai kita.
Sakit hati menjadi faktor pemicu meningkatnya
angka kriminalitas di bangsa kita ini. Dengan mudahnya atau gampangnya
disakiti. Padahal sebenarnya hal tersebut tidak perlu terjadi. Jikalau kita
memiliki hati yang seluas samudra dan bukan hanya sebesar gelas. Yang jikalau
sudah disakiti, atau diberi noda, ketika hati kita hanya seluas gelas, tentunya
noda itu akan jelas terlihat. Tapi jikalau hati kita seluas samudra, tentunya
noda tersebut sangat tidak kelihatan.
Kemudian perihal tentang rencana
Bigtan dan Taresh yang ingin membunuh raja, ketahuan oleh Mordekai. Selanjutnya
tentang hal itu disampaikan kepada Ester, sang ratu. Ratu kemudian
memberitahukan hal tersebut kepada raja, dan kemudian perkara tersebut
diselidiki dan ternyata benar. Dan akhirnya kedua sida-sida itu dihukum mati
dengan disulakan pada sebuah tiang.
Ester tidak mengambil keuntungan
dari peristiwa tersebut, tapi mengajukan nama Mordekhai yang telah
memberitahukan perihal rencana busuk dari sida-sida raja. Padahal, Ester
tentunya bisa mengaku-aku bahwa dirinya yang telah mengetahui sedari awal
rencana jahat sida-sida tersebut. Tapi tidak dilakukan oleh Ratu Ester.
Kemudian akhirnya peristiwa itu
hanya sekedar dituliskan didalam kita sejarah bangsa itu. Tidak ada reward akan perbuatan besar yang sudah
Mordekai lakukan.
Ada beberapa pelajaran yang bisa
kita petik untuk bisa kita ambil hikma-nya. Pertama, jangan gampang untuk sakit
hati. Sebab hal itu bukan hanya merusak kesehatan kita, tapi juga semua hidup
kita juga akan hancur olehnya. Tidak ada lagi damai sejahtera dalam diri kita
yang bisa membuat kita bahagia.
Kedua, tidak mengambil keuntungan
dalam kesempitan. Praktek-praktek seperti ini juga tak jarang dilakonkan dalam
kehidupan kita sehari-hari. Contohnya, ketika orang sedang mengalami musibah kebakaran,
awalnya niat menolong untuk menyelamatkan barang-barangnya,tapi tak tahunya,
barang tersebut malah diambilnya. Sungguh perbuatan yang sangat tidak baik.
Ketiga, ketika kita sudah
melakukan perbuatan-perbuatan besar, atau perbuatan-perbuatan baik, tentunya
jangan langsung merasa bahwa kita pantas untuk mendapatkan penghargaan atas
perbuatan tersebut. Meskipun dilupakan, kita harus mengambil sikap, tidak
apa-apa. Meskipun dilupakan tidak merasa bahwa kita kurang dihargai. Biarkan
hal itu berlalu.
Ketika hal baik tersebut sudah dikerjakan
bagi banyak orang, tentunya kita sudah mempiutangi Tuhan. Yang mana suatu
ketika Tuhan sendirilah yang akan membalas segala kebaikan yang sudah kita
lakukan. Meskipun tidak mendapatkan penghargaan secara langsung dari manusia,
tapi mengimani bahwa kita sudah mempiutangi Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar