Bang Satriya Perdana, Ketua Granat Medan Baru |
Khalayak Masyarakat Sumatera
Utara kembali dikejutkan oleh penangkapan 50 kg oleh anggota BNN Sumut di areal
parkir SPBU Pasar Bengkel, Serdang Bedagai, Sabtu (15/7) lalu. Deputi
Pemberantasan Narkoba BNN Irjen Arman Depari mengatakan, dua diantara sembilan
pelaku ditembak mati. Ternyata sembilan pelaku tersebut adalah WNI dan narkoba
yang dibawanya berasal dari Malaysia.
Juga beberapa hari sebelum
penangkapan di Sergei, tepatnya Sabtu (8/7) sekitar pukul 14.00 WIB telah
ditangkapnya seorang Pedagang sayur di pasar Marelan. Hal tersebut sudah
dikonfirmasi oleh Bapak Kapolsek Medan Barat, Kompol Viktor Ziliwu. Dijelaskan
oleh tersangka, bahwa dia mengkonsumsi barang haram tersebut hanya untuk supaya
tetap memiliki stamina yang kuat dalam berjualan di Pasar Marelan. Sebab dia
berjualan mulai dari malam hingga ke subuh diesok harinya.
Bapak Ketua Granat Medan Baru,
Satriya Perdana, menyatakan sikap tentang pusaran narkoba yang ada di Sumut
ini. Beliau menjelaskan ada beberapa faktor penyebab mengapa orang masih terus
terkunkung dengan barang ilegal ini, yakni :
Pertama, kurangnya pengetahuan
tentang ragam dan jenis maupun bahaya dari narkoba tersebut. Oleh karena itu
banyaknya masyarakat yang terjerat dengan narkoba.
Kedua, karena pergaulan yang
salah disertai rasa keingintahuan yang besar tentang narkoba ini. Hal itu
dimulai dari kebiasaan merokok yang awalnya coba-coba, tapi akhirnya terjerumus
langsung dalam pusaran setan dari narkoba tersebut.
Ketiga, mungkin karena faktor
keluarga yang kurang kondusif dan tidak bahagia. Para korban narkoba bisasanya
ia berasal dari keluarga yang broken
home. Orangtuanya terlalu sibuk, atau mungkin sudah berpisah dan
faktor-faktor lainnya. Sehingga menyebabkan si anak untuk mengkonsumsi narkoba
tersebut.
Keempat, faktor ekonomi yang
sulit dan ingin segera mengubah nasib. Tidak bisa disangkal bahwa memang ketika
sudah berhasil menjalankan bisnis haram ini, keuangan akan semakin meningkat
drastis dan tentunya tidak akan melarat lagi. Tapi pada kenyataannya, kita
sedang menggadaikan diri kita sendiri untuk segera dibinasakan atas nama hukum
bangsa kita. Baik mungkin karena ditembak langsung ditempat, ataupun karena
proses peradilan yang sulit dan panjang.
Oleh karena itu, ada beberapa
langkah praktis, yang diutarakan oleh Bapak Satriya Perdana sebagai Ketua
Granat Medan Baru. Hal itu disampaikan pada peringatan Hari Anti Narkotika
Internasional (HANI) di Lapangan Merdekatahun 2017. Pertama, mari mempererat
hubungan dalam keluarga masing-masing. Kedua, mulai belajar untuk memilih
pergaulan-pergaulan yang baik.
Ketiga, perkuat iman dan rajin
beribadah. Keempat, belajar untuk mengenal lebih jelas jenis, maupun bahaya
dari narkoba. Kelima, hindari yang namanya coba-coba dan rasa penasaran yang
besar apalagi kepada Narkoba. Dan terakhir, jangan mau mencoba mengambil jalan
pintas hanya untuk merubah status ekonomi kita yang sedang morat-marit. Serta
perlunya adanya pendidikan atau penyuluhan tentang narkoba ke masyarakat secara
langsung.
Dengan beberapa saran praktis
tersebut diatas, diharapkan kita bisa memutus pusaran gelombang narkoba yang
terus menggempur kita. Kita jangan mau dijadikan sapih perah oleh para bandar
maupun pengedar. Berani menolak dengan tegas dan jangan sekali-kali melirik.
Sebab sekali kita tergoda, maka masa depan kita akan hancur total.
Hal itu bisa terjadi ketika
memulai dari diri kita sendiri, kemudian diterapkan dalam keluarga. Dan
akhirnya lingkaran pengaruh itu semakin besar ke masyarakat. Niscaya kita
sanggup melawan pusaran narkoba di Indonesia ini, terkhusus di propinsi kita
tercinta, Sumatera Utara (SUMUT).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar