Kamis, 20 Juli 2017

Melawan Pusaran Narkoba di SUMUT




Bang Satriya Perdana, Ketua Granat Medan Baru
Khalayak Masyarakat Sumatera Utara kembali dikejutkan oleh penangkapan 50 kg oleh anggota BNN Sumut di areal parkir SPBU Pasar Bengkel, Serdang Bedagai, Sabtu (15/7) lalu. Deputi Pemberantasan Narkoba BNN Irjen Arman Depari mengatakan, dua diantara sembilan pelaku ditembak mati. Ternyata sembilan pelaku tersebut adalah WNI dan narkoba yang dibawanya berasal dari Malaysia.

Juga beberapa hari sebelum penangkapan di Sergei, tepatnya Sabtu (8/7) sekitar pukul 14.00 WIB telah ditangkapnya seorang Pedagang sayur di pasar Marelan. Hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh Bapak Kapolsek Medan Barat, Kompol Viktor Ziliwu. Dijelaskan oleh tersangka, bahwa dia mengkonsumsi barang haram tersebut hanya untuk supaya tetap memiliki stamina yang kuat dalam berjualan di Pasar Marelan. Sebab dia berjualan mulai dari malam hingga ke subuh diesok harinya.
Bapak Ketua Granat Medan Baru, Satriya Perdana, menyatakan sikap tentang pusaran narkoba yang ada di Sumut ini. Beliau menjelaskan ada beberapa faktor penyebab mengapa orang masih terus terkunkung dengan barang ilegal ini, yakni :

Pertama, kurangnya pengetahuan tentang ragam dan jenis maupun bahaya dari narkoba tersebut. Oleh karena itu banyaknya masyarakat yang terjerat dengan narkoba.

Kedua, karena pergaulan yang salah disertai rasa keingintahuan yang besar tentang narkoba ini. Hal itu dimulai dari kebiasaan merokok yang awalnya coba-coba, tapi akhirnya terjerumus langsung dalam pusaran setan dari narkoba tersebut.

Ketiga, mungkin karena faktor keluarga yang kurang kondusif dan tidak bahagia. Para korban narkoba bisasanya ia berasal dari keluarga yang broken home. Orangtuanya terlalu sibuk, atau mungkin sudah berpisah dan faktor-faktor lainnya. Sehingga menyebabkan si anak untuk mengkonsumsi narkoba tersebut.

Keempat, faktor ekonomi yang sulit dan ingin segera mengubah nasib. Tidak bisa disangkal bahwa memang ketika sudah berhasil menjalankan bisnis haram ini, keuangan akan semakin meningkat drastis dan tentunya tidak akan melarat lagi. Tapi pada kenyataannya, kita sedang menggadaikan diri kita sendiri untuk segera dibinasakan atas nama hukum bangsa kita. Baik mungkin karena ditembak langsung ditempat, ataupun karena proses peradilan yang sulit dan panjang.

Oleh karena itu, ada beberapa langkah praktis, yang diutarakan oleh Bapak Satriya Perdana sebagai Ketua Granat Medan Baru. Hal itu disampaikan pada peringatan Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) di Lapangan Merdekatahun 2017. Pertama, mari mempererat hubungan dalam keluarga masing-masing. Kedua, mulai belajar untuk memilih pergaulan-pergaulan yang baik.

Ketiga, perkuat iman dan rajin beribadah. Keempat, belajar untuk mengenal lebih jelas jenis, maupun bahaya dari narkoba. Kelima, hindari yang namanya coba-coba dan rasa penasaran yang besar apalagi kepada Narkoba. Dan terakhir, jangan mau mencoba mengambil jalan pintas hanya untuk merubah status ekonomi kita yang sedang morat-marit. Serta perlunya adanya pendidikan atau penyuluhan tentang narkoba ke masyarakat secara langsung.

Dengan beberapa saran praktis tersebut diatas, diharapkan kita bisa memutus pusaran gelombang narkoba yang terus menggempur kita. Kita jangan mau dijadikan sapih perah oleh para bandar maupun pengedar. Berani menolak dengan tegas dan jangan sekali-kali melirik. Sebab sekali kita tergoda, maka masa depan kita akan hancur total.

Hal itu bisa terjadi ketika memulai dari diri kita sendiri, kemudian diterapkan dalam keluarga. Dan akhirnya lingkaran pengaruh itu semakin besar ke masyarakat. Niscaya kita sanggup melawan pusaran narkoba di Indonesia ini, terkhusus di propinsi kita tercinta, Sumatera Utara (SUMUT).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Aspek Ancaman di Hidup Kita dan Covid 19

(Hizkia Bagian satu- Yesaya 36) Siapa yang tidak pernah mendengarkan kata-kata ancaman dalam tiap kehidupan kita? Bisa dipastika...